Weasley's Wizard Wheezes 。:゚

70 8 5
                                    

Wanita cantik berusia dua puluh tahunan itu tengah duduk dengan anggun menghadap cermin sambil menyisir rambut pirangnya. Senyumnya hanya tipis, tipis sekali, nyaris tidak terlihat. Wajahnya pucat, auranya mulai memudar, kehilangan semangat hidup membuatnya bingung.

"Apa yang harus kulakukan sekarang," gumamnya. Tak lama ia tersenyum kearah cermin. "Kau cantik, kau perempuan baik-baik. Jangan pikirkan ucapan manusia tak berhati ya, kamu berhak bahagia," ucapnya menyemangati diri sendiri di hadapan cermin.

"Heana, ayo turun makan siang dulu, Nak!" panggil Molly dari bawah. Ia kemudian bangkit dari duduknya dan segera turun ke bawah.

Semuanya sudah berkumpul memenuhi meja makan, ia tersenyum ramah, sebelum akhirnya ia ikut duduk di antara Ron dan Fred. Molly, Ginny dan Arthur sangat memperhatikan cara ia berjalan, cara ia duduk, cara ia berbicara, cara ia makan, cara ia tersenyum, semuanya sangat sopan dan terkesan elegan.

Molly paham, setelah gadis manisnya menjadi menantu Malfoy tentu saja semua gaya kebangsawanannya akan ikut terbawa pada Heana.

"Apa yang ingin kau lakukan setelah ini?" tanya George.

Heana menggedikkan bahunya.

"Kau mau ikut kami ke toko, itu mengasyikkan!" ujar Fred.

Wanita itu tersenyum kecil. "Baiklah, terserah kalian saja membawaku kemana."

Hari ini begitu cerah untuk menstabilkan perasaan, anggota keluarga Weasley berusaha mengembalikan perasaan baik dan kebahagiaan Heana.

"Makanlah yang banyak agar kau terutama bayimu sehat," ujar Hermione menambahkan daging dan kentang ke dalam piring wanita itu.

Heana terdiam sejenak mengingat bayi yang ada di dalam perutnya. Bayi Draco, sungguh, ini bayinya, bukan bayi milik Sam seperti yang dituduhkan.

•••

Sesudahnya, wanita itu diminta bersiap untuk ikut kembar Weasley ke Diaggon Alley. Di depan cermin, ia menatap dirinya sendiri untuk waktu yang cukup lama. Air matanya mulai merembes keluar. Ia mengelus wajahnya sendiri yang terpantul di cermin itu.

"Heana yang malang, apa dosa yang kau perbuat?" lirihnya.

"Jawab aku! Jawab! Dosa apa yang engkau telah lakukan sehingga kita terkutuk di sini," sambungnya, ia menjatuhkan tubuhnya kebawah.

"Heana, kau baik-baik saja?" Ginny langsung mendekap erat tubuh Heana.

Wanita berambut cokelat itu harus mengerahkan waktunya untuk pulang ke the burrow hanya untuk mendukung Heana, suaminya tinggal sendiri di manornya, kemungkinan beberapa waktu kedepan Harry juga akan tinggal sementara di sini.

"Hidup gila." Wanita itu tertawa kecil.

"Aku yakin kau kuat, aku akan selalu ada untukmu, kuatkan hatimu, kita akan berusaha mediasi saat persidanganmu," ujar Ginny.

"Tidak, dia tidak akan mau."

Kemudian wanita berambut pirang itu tersentak mual dan berlari ke toilet.

"Ada apa, Ginny?" Molly muncul di ambang pintu bersama Hermione.

"ia menangis dan baru saja mual."

Heana mendekap mulutnya sendiri, napasnya terengah-engah, ia jadi mengingat beberapa waktu lalu saat ia mengandung anak pertamanya, saat ia mual begini suaminya selalu berada di sampingnya untuk sekadar menahan anak rambutnya dan setelah itu memeluknya. Sial, hatinya sakit sekarang.

I'm Heana| D.M|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang