1. Pulang Tanpa Sambutan

25 1 0
                                    

Hari ini, suasana rumahnya sepi sekali. Ushijima merasa ada sesuatu yang hilang dari rumahnya.

Ushijima memang sering pulang larut malam. Bahkan, dia kerap tidak pulang selama beberapa hari ke rumah. Pekerjaannya sebagai dokter bedah adalah alasan jelas dibalik hal ini. Biarpun begitu, dia masih sebisa mungkin menyempatkan diri untuk pulang. Karena di rumah, ada seseorang menunggunya. Itulah alasannya untuk pulang.

Biasanya, mau selarut apapun dia pulang, lampu-lampu masih menyala. Menandakan bahwa orang di rumah masih terjaga.

Seira, istrinya, yang bekerja di rumah dengan merajut sebagai bisnis online-nya, sering kali terjaga sampai dini hari demi menyelesaikan orderan yang diterimanya. Bisnis online-nya, atau kalau menggunakan sebutan dari Seira, bisnis kecil-kecilannya ini ternyata tanpa diduga memang cukup ramai pembeli meskipun dia menggunakan sistem pre-order. Dan Seira bersuka hati dengan berkah ini, dia pun mengerjakannya dengan sepenuh tenaga, sampai-sampai harus begadang. Begitulah, tidak mengherankan kalau rumah ini di malam hari terlihat terang.

Namun, kali ini, tidak ada satu pun lampu yang menyala. Seluruh sudut rumah nampak gelap. Seakan-akan tidak ada kehidupan di sini. Sangat aneh. Harusnya, meskipun Seira sudah tidur, dia akan membiarkan beberapa lampu, seperti di ruang tamu dan dapur tetap hidup.

Ushijima pun menyentuh saklar di dekatnya, barulah dia bisa melihat agak jelas jalan ke arah kamar.

“Yang, udah tidur?” Wakatoshi berjalan melewati ruang tamu, dia menelisik sofa di sana, biasanya Seira sering menyelesaikan rajutannya di sini sampai ketiduran. Tapi tidak ada sahutan. Juga tidak ada apa-apa di sana selain peralatan merajut milik perempuan itu.

Dia pun memangkas jarak lagi ke kamarnya, sampailah dia ke pintu kamar, dia masuk dan berbisik, “Yang?”

Ushijima memanggil istrinya dengan pelan, berjaga-jaga kalau perempuan itu memang sudah tertidur, suara panggilan darinya tidak akan mengganggu lelap istrinya itu.

Dia melihat ke ranjang, di bawah remang cahaya dari luar kamar, ranjang itu terlihat rapi. Perasaannya mulai tak enak. Ushijima lantas menyalakan lampu, dan benar saja. Tidak ada siapapun di sana. Tidak ada Seira.

Ushijima dengan bergegas mengecek di sudut lain, di kamar mandi, di dapur, di halaman belakang, tidak ada Seira. Dia sudah menjelajahi semua ruangan yang ada, sama sekali tidak terlihat kehadirannya.

Ushijima dilanda panik dan khawatir. Tidak pernah sekalipun Seira menghilang seperti ini. Sekalipun dia pergi, dia akan pamit terlebih dahulu kepadanya. Tapi kali ini, dia tidak meninggalkan pesan apapun bak ditelan bumi.

Ushijima mengecek aplikasi pesan di ponselnya, di ruang obrolannya dengan Seira, sama sekali tidak ada informasi kalau perempuan itu akan pergi. Dia pun dengan gusar menekan tombol panggilan ke kontak Seira. Nada sambung mulai terdengar, tak berapa lama panggilannya pun diangkat.

“Seira?” panggilnya.

Tapi bukannya suara lembut Seira yang menyambutnya, suara laki-laki dengan penuh amarah menyahutinya dari sebrang sana, “Brengsek, masih berani nelfon?”

Ushijima jelas kaget, “Apa-apaan? Mana Seira?”

Tak langsung menerima jawaban, dia mendengar cekcok kecil di sana tapi Ushijima juga tidak bisa menangkap jelas pertengkaran di sana.

“Nggak usah! Nggak sudi gue liat muka tuh brengsek.”

Udah, biar gue aja. Dia berhak tau...

“Halo, Ushijima. Lo ke Rumah Sakit Metro ya, Seira lagi dirawat di sini,” Suara tak asing yang muncul kali ini memberitahukan keberadaan Seira.

“Yui?” Wakatoshi tidak asing dengan suara ini, ini adalah suara Yui, salah seorang sahabat dari Seira yang sering dihubungi perempuan itu, “Seira kenapa, Yui?” katanya meminta penjelasan lebih lanjut. Bagaimana bisa Seira di rumah sakit tanpa ada kabar apapun masuk kepadanya.

“Dateng aja ke rumah sakit dulu ya, Ushijima,” Helaan napas berat Yui terdengar jelas sebelum melanjutkan kata-katanya, “Lo harus liat sendiri keadaan Seira gimana.”

···

Berlanjut ke bab berikutnya ...

···

22 Oktober 2024,
Selasa,
22:38 WIB.

Ruang: Berkumpul & BergumulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang