</BAB 4>

95 61 4
                                    

Happy reading all!

jangan lupa tekan bintang vote dan komennya di setiap paragraf untuk menghargai penulis 

-----------

Selama 15 tahun hidup, banyak penyesalan di diri seorang Naretta. Terutama salah satunya adalah ketika ia menyadari bahwa ia banyak tertinggal diantara terman-teman sekelasnya sehingga ia harus terus menerus belajar lagi dan lagi untuk berada di jalan yang sama dengan mereka.

Lama kelamaan memiliki prinsip dan penyesalan tersebut membuatnya merasa lelah. Lelah dalam artian ia harus menyeimbangi dirinya dengan orang lain tanpa mengetahui jalan nya sendiri ada dimana. Ia hanya terus mengikuti jalan orang lain ketika ia merasa tertinggal.

Ia tidak tau titik start hidupnya dimana dan dimana titik finish miliknya. Yang ia lakukan secara terus menerus adalah berbelok kesana kemari untuk menyesuaikan langkahnya dengan milik orang lain.

Anehnya, ia tak bisa menghentikan kebiasaan itu. Perasaan mendesak dan penyesalan selama terus-terusan membuatnya memunculkan sifat tersebut. Berada di suatu situasi yang membuatnya terus merasakan penyesalan itu membuatnya lelah.

Sama seperti mata kuliah saat ini yaitu PPN (Paket Program Niaga) dan mempelajari lebih dalam mengenai microsoft Excel. Bagi orang awam yang tidak pernah sekalipun menyentuh komputer, Naretta jelas tak tahu banyak mengenai hal itu. Yang paling membuatnya cemas adalah ketika samping kanan kiri nya bahkan dengan mudah mempelajarinya sementara ia merasa tertinggal banyak.

Saking paniknya ia sampai tak menyadari yang duduk disebelahnya saat ini adalah Alvindra. Lelaki itu tampak memperhatikan gerak gerik gelisah Naretta yang tak mengetahui banyak mengenai komputer. Untungnya posisi mereka berada di meja komputer paling belakang dan sang dosen pun sibuk menjelaskan di depan.

Malu bertanya, sesat di jalan. Itu adalah kata-kata yang ia pelajari dari Reva. Tapi sebenarnya ia selalu ragu untuk bertanya kepada orang lain, banyak hal-hal buruk yang singgap di pikirannya ketika ingin bertanya. Apakah nanti mereka keberatan? Apakah nanti ia akan merepotkannya?

Namun melihat semua orang sudah sampai ke tahap berikutnya yaitu menghitung operasi matematika pada Excel, Naretta sudah tak bisa menahan diri untuk bertanya kepada seseorang di sampingnya. Ia jelas tertinggal sangat jauh untuk sekedar mengatur kolom-kolom Excel yang ia sendiri tak tahu bagaimana caranya.

"Per-misi" ucapannya terbata ketika kepalanya menoleh ke samping dan mendapati sosok yang tak ia duga duduk disana, jantungnya seketika berdegup dengan cepat. Menatap sosok itu berada di sana jauh bisa mengalihkan kecemasannya berkali-kali lipat. Lelaki itu memiliki efek yang sangat besar di diri seorang Naretta.

"Ya?" tanggap Alvindra menoleh sambil menaikkan sebelah alisnya

Alvindra tak curiga dengan tatapan itu, menurutnya mungkin gadis itu terkejut bertemu kembali dengan sosok yang saat itu membantunya menemukan kacamata. Alvindra masih mengingat jelas situasi itu, ia sendiri tak menyangka akan bertemu kembali dengannya.

Naretta mencoba mengendalikan ekspresi wajahnya. Bagaimana ini? Ingin bertanya mendadak gugup, tapi jika tidak ia akan bertanya kepada siapa lagi? Sisi kirinya kosong.

Gestur lelaki itu yang hanya mengangkat alis mampu membuat jantung Naretta berdebar karena nya. Dua kali ia sedekat ini dengan Alvindra, tapi ia masih tak bisa mengendalikan debaran jantung nya. Fall in love effects memang seberpengaruh itu pada reaksi tubuhnya. Apalagi ini seorang Alvindra, lelaki yang diam saja bisa membuat semua wanita teriak karena nya. Di balik kacamata keduanya, mereka malah saling bertatapan dalam diam.

LOVE PROGRAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang