20

359 26 3
                                    

"ayah kita mau kemana?"

"Kita akan bertemu oppa dan omma."

"Taehyun punya oppa dan omma?"

"Tentu saja."

Taehyun berteriak senang. Jaehan yang berada dikursi kemudi menitihkan air mata melihat Taehyun nya begitu bahagia. Pasalnya Taehyun tidak pernah merasakan kehadiran seseorang yang bisa dia panggil omma dan oppa.
Yechan kini terlalu peka. Mengerti akan apa yang dirasakan jaehan. Mengenggam tangan jaehan memberikan senyum yang begitu hangat.

Tidak butuh waktu lama. Mereka sudah sampai di kediaman Shin.
Yechan memandang rumahnya yang telah 6 tahun dia tinggalkan. Semua masih sama seperti dulu. Hangat dan nyaman.
Mengenggam tangan jaehan membawa Taehyun dalam gendongannya membawa mereka melangkah masuk ke rumah kediaman Shin untuk bertemu papa dan mama Shin.

"Mama papa." Teriak yechan begitu saja. Membuat jaehan terkejut dan mencubit lengan Yechan.

"Kenapa berteriak seperti anak kecil yechan."

Belum sempat yechan menjawab, suara mamanya menginterupsi.
"Mantu mama dan cucu mama sudah datang." Mama Shin mendekat dengan senyum yang mengembang. Memeluk jaehan.
"Jaehan kenapa meninggalkan mama. Mama kangen sekali."
Melepaskan pelukannya mama Shin menatap jaehan. Mengusap air mata jaehan yang sudah mengalir.
"Kau tidak boleh menangis lagi. Jangan tinggalkan mama lagi. Paham." Ucapnya dengan yakin.

Menoleh pada yechan. Menatap Taehyun dengan senyum.

"Taehyun cucu omma?" Taehyun menggangguk lucu.
Dengan cepat mama Shin mengambil alih untuk mengedong Taehyun.

"Papa cepat kesini. Lihat cucu kita." Teriakan mama Shin menggema.

"Taehyun?" Datang dari arah tangga. Papa Shin mendekat. Tak kalah bahagia. Papa Shin mencium pipi Taehyun berkali-kali. Memberikan senyum dan juga bercengkrama.

"Hey! Kalian mengabaikanku?" Itu yechan yang berteriak.

"Pergi saja yechan. Papa sudah mempunyai Taehyun."

Yechan bedecak. Sementara jaehan terkekeh dibuatnya.
Yechan yang masih sama saat bersama kedua orang tuanya. Anak semata wayang yang sangat manja.

"Jaehan." Papa Shin memanggil.

Jaehan mendekat. Kini dia berada di depan papa Shin.
Aura dominan yang masih sama. Tapi sorot mata yang berbeda. Kelembutan terpancar dari sana.
Papa Shin memeluk jaehan. Melepaskan pelukannya. Memegang tangan jaehan. Menatap pada netra Jaehan.
"Jaehan papa minta maaf atas apa yang anak papa lakukan. Jika boleh papa ingin kamu dan Taehyun menjadi bagian dari keluarga papa." Senyum yang begitu hangat. Tak lupa usapan lembut pada Surai jaehan.
Jaehan mengangguk dengan air mata yang ikut mengalir.
"Sudah jangan menangis. Jika anak itu menyakitimu. Papa akan mengusirnya.."
Jaehan kini terkekeh pelan. Tidak menyangka papa Shin mempunyai sifat lucu yang seperti ini.

******

Senyum yang tidak pernah luntur dari jaehan. Duduk dihalaman belakang rumah melihat Taehyun bermain bersama papa dan mama Shin sungguh membuatnya sangat bahagia.
Benar Taehyun harus mendapatkan semua kebahagiaan dan merasakan bagaimana bahagia bersama sebuah keluarga yang lengkap. Tidak seperti dirinya.
Jaehan ingat sekali perasaannya saat mengetahui kehamilan. Bukan sebuah penyesalan melainkan sebuah rasa bahagia yang tidak terkira. Sebuah kalimat yang jaehan katakan untuk menjawab pertanyaan gyeom soal apa dan bagaimana anak itu nanti karena adanya anak itu bersama rasa sakit yang tidak terkira. Apa jaehan sanggup menanggung nya?

"Dia bukan kesalahan ataupun rasa sakit gyoem. Dia malaikat yang Tuhan kirim untukku."

Ya, Malaikat yang ingin jaehan berikan seluruh kebahagiaan di dunia ini.
Dulu jaehan masih menyangkal bahwa dia tidak mungkin gagal. Tapi sekarang dia sadar bahwa dia sedikit gagal. Dan sekarang Tuhan memberikannya kesempatan dengan bertemu yechan kembali.
Yechan yang sudah berbeda bukan yechan yang dulu. Yechan yang sangat menyayangi Taehyun anak mereka. Begitupun orang tua yechan yang menerima mereka dengan penuh kasih sayang.
Ini adalah sebuah hadiah dari Tuhan bukan? Jadi jaehan tidak boleh mengutuk itu bukan? Ya jaehan kini bersyukur dan berterima kasih atas semua yang kini hadir hidupnya.

"Sayang kenapa menagis hm?"
Yechan yang entah kapan sudah membungkuk dihadapan.

"Aku tidak menangis." Jaehan mengusap pipinya yang tiba tiba saja basah tanpa dia sadari.

Yechan mengenggam tangan jaehan.

"Aku akan mengajakmu kesuatu tempat." Yechan berdiri mengajak jaehan beranjak.

"Tapi Taehyun?"
.
"Dia bersama oppa dan omma nya. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan." Yechan menoleh pada Taehyun memanggilnya dan melambaikan tangan. Disambut lambaian tangan pula oleh Taehyun tak lupa senyum yang sangat manis itu.

Yechan membawa jaehan pergi. Genggaman yang tidak dilepaskan bahkan saat sudah mulai mengemudi.

"Kita mau kemana yechan. Kenapa jauh sekali?"

"Ke tempat yang hanya ada kita berdua."

"Taehyun sudah tau kalau kita pergi?"

"Tentu saja. Dia bahkan mengatakan kita harus menginap."

"Menyebalkan, kenapa kalian cepat sekali menjadi sekutu." Ucap Jaehan. Kesal dengan bibir yang mengerucut lucu. Membuat yechan terkekeh.

"Karena dia anakku. Terimakasih sayang karena sudah melahirkan Taehyun."

"Sejak kapan mulutmu menjadi manis seperti itu yechan." Jaehan kemudian berpaling. Menggigit bibir bawahnya. Melihat keluar jendela berusaha menyembunyikan wajahnya yang begitu merah.
Jangan tanya bagaimana yechan dia terkekeh melihat jaehanya begitu menggemaskan saat sedang ia goda. Bukan niatnya menggoda tapi memang begitu adanya yang yechan rasakan.

***

Hari yang sudah mulai gelap. Mereka sampai ditempat yang yechan janjikan.
Sebuah puncak pegunungan. Seluruh kota Seoul bisa terlihat dari sana.

 Seluruh kota Seoul bisa terlihat dari sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemandangan yang indah. Jaehan takjub dibuatnya. Binar bahagia yang begitu ketara.
Yechan tersenyum melihat jaehanya bahagia.

"Suka?"

"Tentu."

Kembali menggenggam tangan jaehan. Berdiri sejajar ikut menikmati indahnya malam.

"Jaehan?" Yechan menoleh menatap pada netra milik jaehan.
"Terimakasih sudah kembali untukku.   Aku tidak bisa memberikanmu janji bahwa aku tidak akan menyakitimu tapi aku akan selalu berusaha untuk membuatmu bahagia. Jika aku melakukan kesalahan tolong ingatkan aku tapi jangan pergi meninggalkanku. Jaehan bisa kupastikan bahwa hidupku sekarang milikmu sepunuhnya." Mengambil nafas dalam. Yechan mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya.

"Kim Jaehan. Menikahlah denganku."

*****

TBC.



My Atreo (yechan x jaehan) (Antella)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang