1.Pria Kapak

455 43 1
                                    


Happy Reading
_
_
_
_
_
_
_

Halilintar terbangun di sebuah ruangan yg tak ia kenali, ruangan yg kotor, berdebu dan gelap, hanya ada sedikit cahaya lampu redup diruangan ini
Kepalanya teramat pusing seperti habis dipukuli, ia bahkan tidak mengingat apa yg terjadi sebelum ini?

Dimana dia?

Kenapa dia berada disini?

Matanya tertuju pada sebuah kasur usang yg terletak tak jauh dari dirinya berbaring, dan didinding ruangan ini terdapat banyak senjata tajam

Sebenarnya dia dimana?

Sekitar 2 menit ia terduduk mengerjap sambil berusaha mengingat apa yg terjadi dengannya, ia pun memutuskan untuk berdiri karna dirinya benar benar tak mengingat apa apa

Tapi sepertinya ia hanya teringat satu hal, yaitu tempat terakhir kali ia berada. Ia ingat kalau dirinya sedang berjalan pulang kerumah, setelah itu ia tak mengingat apa apa lagi

"Ah sial, kepalaku sakit" Gumamnya

Halilintar mencoba untuk berjalan mencari jalan keluar, namun kakinya seperti sulit tuk digerakkan

'Tap tap tap'

Suara langkah kaki itu membuat jantungnya berdebar kencang, langkah kaki itu sedang menuju kearahnya

'Sreeet'

Bahkan suara seperti....senjata tajam yg diseret

Halilintar mundur beberapa langkah, namun suara langkah kaki itu semakin dekat

'Brak!'

Pintu itu terbuka menampilkan sosok pria memegang kapak serta senyum seringai tercetak jelas diwajahnya

"Ahahahaha...mangsaku sudah bangun rupanya..." Suara berat itu menghampirinya

"Si-siapa kau?!"

"Aku? Namaku Taufan, aku akan menjadi malaikat mautmu" Jawabnya

Tubuh halilintar menegang, ia berjalan mundur dikala pria bernama Taufan itu maju mendekatinya

Ketika melihat pintu dibelakang Taufan terbuka, ia berpikir akan melarikan diri melewati pintu itu. Namun sebelum itu ia harus melewati pria ini terlebih dahulu

"Kau melihat kemana hah? Kau akan jadi mainanku malam ini~" Taufan semakin mendekat dan mulai mengayunkan kapak miliknya

'BUGH!'

"AHAHAHA!!!"

Pria bernama Taufan itu mengayunkan kapak itu seperti orang gila seraya tertawa keras layaknya orang jahat, untung saja Halilintar bisa mengelak dan segera berlari melewati pintu menjauhi pria gila itu

'BUGH!'

'KRAAK!'

Bahkan kapaknya mengenai tembok dan membuat tembok tersebut roboh, namun seperti nya ia tak peduli, yg pria gila itu lakukan hanyalah mengejar Halilintar yg sedang berlari menjauhinya

"AHAHAHA!!!"

Tawa yg bak psikopat itu menggelegar diseluruh penjuru membuat siapapun mendengarnya akan merinding dan ketakutan, begitulah yg dirasakan Halilintar sekarang, ketakutan menyelimutinya, yg ia lakukan skrg hanya berlari dan berlari menghindar

"Hah hah hah..." Nafas Halilintar sudah tersekat, ia kini sudah berlari kemungkinan sejauh 200 m.
Namun suara tawa mengerikan itu masih terdengar walaupun samar samar

Tak lama kemudian

'BRAAK!'

"AHAHAHAHA....Kau takkan bisa lari!!"

'Glek'

Halilintar meneguk ludahnya dg susah payah, pria itu berhasil menyusulnya
Kakinya seketika kaku karna terlalu gemetar

"Bergeraklah! Bergerak! Lari! Lari halilintar!"

"AHAHAHA...."

'KRAK!'

Halilintar berhasil menghindari kapaknya, jika ia telat sedetik saja tadi pasti tubuhnya sudah terbelah dua

Matanya tertuju pada sebuah lift disamping kanan posisinya, ia berpikir kemungkinan itu adalah jalan keluar dari ruangan mengerikan ini

Ia segera berdiri melangkah berlari lebih cepat menuju pintu lift tersebut

"Ish!! JANGAN LARI KAU!!" Pria bernama Taufan itu kembali mengejarnya seolah olah tak akan membiarkan halilintar kabur dari genggamannya

Matanya kini berapi api dan berwarna merah menandakan ia sudah sangat marah

"SINI KAU!!"

Halilintar berlari tanpa menoleh kebelakang, dan ia hampir mencapai pintu lift tersebut

"Hahh hahh..."

Taufan mengayunkan kapak itu kearah halilintar dan...

'BRUK!'

'KRAAK!'

Halilintar menatap kesekelilingnya yg dipenuhi dg banyak boneka
Seperti ruangan anak anak
Kenapa dirinya berada disini?
Apa yg terjadi?

Ia berjalan menelusuri ruangan bak taman bermain tersebut, ia terus memperhatikan setiap boneka yg ada di ruangan tersebut, namun ada yg aneh
Mata boneka itu seperti mata manusia

"Apa maksudnya ini?"

Tangannya terulur untuk memegang salah satu boneka beruang coklat yg terpajang disalah satu rak boneka, lalu memperhatikan nya
Dan benar sekali, mata boneka itu memang mirip seperti mata manusia asli

"Hah!!" Boneka itu terlempar dari tangannya

"Aku dimana?" Gumamnya lagi

Halilintar kemudian kembali berjalan menyusuri kamar tersebut, terdapat beberapa rak lagi yg isinya boneka, lalu matanya tertuju pada foto berbingkai didinding ruangan

Foto keluarga yg terdiri dari ayah ibu dan ketiga anak laki laki

Tiba tiba kepalanya pusing dan bergetar hebat, halilintar memegangi kepalanya hingga terduduk di lantai
"Aarghhh!! Aaakkhh!!!"

"Tidak!!"

Halilintar mengerjap beberapa kali menatap kesekelilingnya, tubuhnya terduduk di lantai dg kaki yg sedikit terluka, nafasnya terengah engah karna sebuah ilusi yg tadi tiba tiba menyapanya
Sepertinya kapak pria gila tadi menggores sedikit kakinya

Ia berada didalam lift dan sedang bergerak keatas, sepertinya ia lolos dari sipria psikopat itu
Halilintar bernafas lega, tapi kemana lift ini akan menuju?

Sementara taufan

Ia berusaha memukul mukul dinding lift itu dg kapaknya untuk membukanya namun tak berhasil
"Sialan! Hhh..kau pikir bisa lolos dariku sebegitu mudah?! Aku pasti akan membunuhmu dan mengambil jantungmu itu!"

To be continued

Dice HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang