14.Siapa yg salah?

141 22 16
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
-
-

'Maaf aku terlalu memaksamu menjadi
milikku, aku hanya ingin bersamamu
lebih lama'

Ying

Gadis itu berdarah

'Bugh!'

"Jangan abaikan lawanmu sialan!" Blaze meninju tepat diwajah Fang hingga membuatnya terpental
Namun Fang tak peduli, dia berlari kearah Ying yg sudah tergeletak dilantai dalam keadaan berkesimbah darah

"YIIING!!"

Fang menghampirinya, tubuh gadis itu sekarat luka ditubuhnya begitu banyak bekas kapak milik Taufan, darah mengucur deras disekujur tubuhnya
Namun tak hanya Ying yg terluka, Taufan juga terluka cukup banyak dg luka tusukan diperutnya, lengannya pun banyak luka goresan, tapi tetap saja luka Ying lebih parah karna kapak lebih tajam

"Ying? Kau bisa mendengar ku? Kau baik baik saja kan?!" Fang mengguncang tubuh wanita itu

Melihat itu blaze berdecih. "Kenapa malah ada drama disini" Gerutunya, ia berbalik menghampiri adiknya yg sedang duduk memegang palu
"Kau mengantuk?" Tanyanya

Ice menggeleng. "Aku tidur"

Halilintar menghampiri Taufan yg juga sedang terluka. "Biar kuperban lukamu" Ucapnya, tetapi Taufan menepisnya dg kasar

"Jangan sok peduli padaku!" Ketusnya sambil menahan sakit dari lukanya

Halilintar menatapnya datar. "Siapa yg akan membunuhku jika kau mati?"

"Kau sangat menyebalkan" Setelah itu ia tak lagi protes saat halilintar memegang lukanya lalu mengobatinya dg kotak p3k yg tak sengaja ia temukan dipojokan ruangan ini

Sepertinya Taufan dan Ying bertarung begitu sengit tanpa memperdulikan luka mereka, hingga tak sadar jika luka yg mereka dapat sudah terlalu banyak

Fang menggenggam tangan Ying lalu menciumnya. "Ying...jangan tinggalkan aku..."
Lirih nya

Ying berusaha untuk tersenyum. "M-maafkan aku...A-aku m-memaksamu terus b-bersamaku..."

"Tidak! Kau tidak pernah memaksaku Ying! Aku ingin bersamamu karna keinginanku! Aku mencintaimu!"

Ying tersenyum lagi, ia berkata dalam hati. "Terima kasih sudah berbohong"
Ying menggengam tangan Fang erat seolah olah genggaman itu akan menjadi genggaman terakhir baginya

Sedang kan blaze dan ice yg melihat adegan tersebut saling bertatapan
"Ice, aku iri aku juga ingin punya pacar" Ucapnya pada ice

Ice menjawabnya malas. "Mereka suami istri"

"Benarkah? Aku tidak tau, aku juga mau menikah"

"Kau bahkan tidak tau caranya mengendarai motor"

'Uhuk uhuk'

Adiknya ini slalu saja membuatnya skakmat, dia lupa kalau adiknya ini tukang roasting handal walaupun dg datar kata katanya slalu menusuk ginjalnya

"Aku tau, tapi tidak perlu membocorkannya juga"

Ice menatap kakaknya dg tatapan datar. "Biar kau sadar diri"

Skakmat

"Iya iya! Berisik kau!"

"Kau yg berisik"

Blaze ingin menjawab tapi dia sudah lelah, apapun yg dikatakannya akan tetap kalah dia akan slalu terpojok
Mau menangis saja rasanya:(

Dice HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang