4.Membunuh

198 29 4
                                    

Happy Reading
_
_
_
_
_
_
_

'

'Sraaaakkk!!!'

"ARRGGHH!!"

'SREEET!!'

Halilintar membuka matanya perlahan, tubuhnya masih utuh dan belum terbelah dua, dan ia..tak merasakan sakit?
Bukan Halilintar yg berteriak melainkan sang pembunuh didepannya itu, tampak darah muncrat bak air mancur dari tubuhnya

Seketika lantai tergenang oleh genangan cairan merah pekat yg memenuhi ruangan bahkan sampai kedinding

"Berani sekali kau mau membunuh mangsaku! Dokter bedah sialan!"

Suara itu? Ia mengenalnya
Pria yg ia temui pertama kali dilantai bawah, bagaimana mungkin dia bisa keatas juga?

Taufan

Pria itu membunuh Thorn dg kapaknya

"Dia ini punyaku tau!" Ucap Taufan melangkahi mayat Thorn lalu menghampiri Halilintar

Halilintar tak bergeming bahkan turut menatap wajah Taufan yg dipenuhi bercak darah tersebut
Ia tersenyum menyeringai

"Kau sudah tak bisa lagi lari, skrg menangislah! Kau takkan bertemu dg dunia ini lagi" Ucap Taufan

Bukannya ketakutan Halilintar justru terdiam dg wajah datar, matanya tak menampilkan emosi apa apa
Melihat itu Taufan menjadi bingung
"Knp melihat ku seperti itu? Ada kata kata terakhir?"

Halilintar menarik nafasnya "tidak ada, bunuh saja aku, aku tak butuh lagi nyawa ini"

"Hah?!" Taufan ternganga tak percaya, kemana emosinya yg tadi sangat ketakutan ketika melihatnya? Ini tak seperti yg taufan inginkan
Ia tak menyukai orang yg bersifat menyerah, dirinya lebih suka dg org yg memohon ampun sambil menangis di hadapan nya
Disaat seperti itulah dirinya malah merasa tertantang untuk membunuh

"Bunuh saja aku, aku tak ingin hidup lagi"

Taufan memutar bola matanya malas "Aku tidak suka jenis manusia sepertimu, sangat tidak menghargai nyawa"

Pan? Sehat? Sadar diri itu penting

Taufan berbalik meninggalkan Halilintar yg masih terbaring diranjang operasi tersebut
Dg sekuat tenaga Halilintar berusaha melepas ikatan pada tangannya

Ketika berhasil ia berlari menyusul pria kapak tersebut
"Hey, kau tidak mau membunuhku?" Seraya menyamakan langkah kakinya

Taufan meliriknya sekilas lalu kembali menatap kedepan "Aku tidak menyukaimu"

"Apa yg harus aku perbuat agar kau mau membunuhku" Ucapan yg keluar dari mulut halilintar membuat Taufan berhenti melangkah dan menodongkan kapak besar itu dilehernya

"Menangislah dan berteriaklah! Memohon ampunlah untuk tidak dibunuh!"

Jika Taufan mengira pria itu akan melakukan apa yg dia suruh, ia salah besar. Pria bermanik Ruby itu justru memiringkan kepalanya seperti org bodoh
"Bagaimana caranya?"

Dan sekali lagi membuat Taufan kesal dg sikap anehnya itu, seolah olah dirinya sedang berbicara pada robot
"Kau tidak takut padaku ya?!"

Halilintar menggeleng

"Walaupun aku menodongkan kapak ini dilehermu?"

"Ayo bunuh aku"

"Aarggh!" Taufan menarik kembali kapaknya dan mulai berjalan melewati halilintar

Dice HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang