8.Janji

176 28 8
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
-
-


'SRAAKK!!'

"Cih, merepotkan"

manik ruby itu terbuka perlahan, tubuhnya yg awalnya kaku segera ia condongkan untuk melihat jelas apa yg sebenarnya terjadi

Ia hampir tak percaya dg apa yg ada dihadapannya ini, pria berkacamata visor itu berkesimbah darah dalam keadaan tertungkup, namun lebih kagetnya lagi adalah org yg melakukan ini padanya

Taufan

Pria itu berdiri memegang kapak dibahunya, kapak itu berdarah yg kemungkinan memang darah solar dan Thorn yg sudah bercampur
Pria itu menatapnya tajam seraya memicingkan matanya

"Kau sudah siap mati? Apa kau sudah ketakutan melihatku?" Tanyanya

Ia terlihat baik baik saja, apa racun yg disuntikkan solar tidak mempan padanya?

"Bagaimana kau-

"Aku sudah pernah minum racun yg lebih berbahaya dari ini, jadi itu tak masalah"

Halilintar sedikit tak percaya, tapi yg dilihatnya ini sungguh nyata, padahal pria itu tadi jelas jelas sudah diambang kematian, nyatanya dia masih baik baik saja

Taufan berbalik badan memunggunginya. "Kau ketakutan melihat solar, tapi kau tidak ketakutan saat melihatku, itu aneh" Ucapnya

Halilintar menghampiri nya dan kembali mengikutinya. Namun langkahnya terhenti ketika melihat sosok pria berjaket hijau sedang berdiri tak jauh dari mereka

Taufan tersenyum menyeringai seakan mendapat mangsa baru. "Ternyata kau masih hidup"

Sosok itu tak menghiraukan mereka, matanya memandang kebelakang, yaitu dimana jasad adiknya tertungkup dengan genangan darah yg membanjiri tubuhnya, pupilnya membesar dan buliran air mengalir deras membasahi pipi nya

"So-solar...." Lirihnya. Ia mulai berjalan perlahan untuk menghampiri sang adik

"Oh kau ingin mengucapkan salam perpisahan pada adikmu? Sebaiknya tak perlu, karna kau akan menyusul nya" Ucap Taufan bersiap menodongkan kapak padanya

Dengan cepat Halilintar mencegah gerakan Taufan membuatnya mendelik kesal pada siang empu. "Apa apaan kau?! Biarkan aku membunuhnya!" Teriaknya
Namun halilintar mendorong Taufan agar terjatuh kesamping guna memberi jalan untuk thorn berlari menghampiri adiknya

"Kau!!"

"Solar? K-kau... Apa yg terjadi??" Ia membalikkan tubuh solar

"Solar, kenapa kau tak menepati janjimu?! Kau bilang akan membuatkanku ramuan untuk menghidupkan nara?! Solar...jangan mati!! Kau belum menepati janjimu!! Hiks...hiks..." Ia berusaha mengguncangkan tubuh sang adik berharap solar mau membuka matanya kembali

"SOLAR!! JANGAN MATI!! Aku sudah berjuang mendapatkan apa yg kau inginkan agar kau bisa membuat kan ku ramuan itu! Solar...kumohon!"

Halilintar terdiam mendengarkan ucapannya, apa katanya? Ramuan menghidupkan org yg sudah mati?
Memangnya ada?

"Cih, dia itu sangat bodoh! Memangnya ada org yg mati bisa dihidupkan kembali?!" Gumam Taufan

Thorn menggenggam tangan sang adik sambil terus menyebut namanya dg lirih

"K-kakak?"

Thorn terkejut, solar membuka matanya perlahan dan membalas genggaman tangan kakaknya

"Kau masih hidup solar?! Kau akan menepati janjimu kan?! Ayo bangun! Akan kucarikan lagi bola mata sebanyak mungkin untukmu da-

Dice HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang