4. Menghapal Rute Jalan

2.8K 240 40
                                    

Tidak ada kegiatan yang banyak di lakukan Javen ketika sore hari, setelah membersihkan rumah ia hanya menonton televisi. Bermain ponsel pun hampir tidak pernah kecuali untuk menghubungi Hugo. Di hari sabtu keduanya sama-sama libur bekerja dan hanya berdiam diri di rumah.

Javen menutup toples yang sedang ia pangku saat melihat Hugo turun, dan masuk ke dalam kamar mandi di bawah. Saat keluar pria itu membawa dua ember dan menarik-narik selang air. Mematikan televisi, Javen penasaran apa yang sedang di lakukan pria itu.

"Hugo, kamu mau cuci motor?"

Hugo yang sedang berjongkok membelakangi Javen lantas berbalik. "Iya, mau bantuin?" Javen mengangguk dan tersenyum.

"Yaudah itu tolong dinyalain keran nya." Javen masuk ke dalam kamar mandi dan menyalakan keran wastafel yang di sambungkan Hugo ke selang.

"Terus...?? apa lagi?"

"Keluarin motor honda di garasi." Javen menurut, memakai sandal jepitnya lalu membuka garasi itu.

"Standarin dua, bisa ga lo?"

"Bisaaa.." Hugo hanya memperhatikan pria yang bersemangat itu.

"E—eeh... Nah bisa.."

Sedikit tertawa melihat Javen yang hendak limbung saat menarik motor itu, saat air sudah menyala Hugo lantas menyirami kedua motor itu. Saat sudah basah ia mengambil ember yang sudah berisi sabun untuk mencuci motor. Javen menerima dengan senang lalu membersihkan motor itu dengan teliti.

"Yang bersih Javen."

"Siap Hugo!!"

Keduanya fokus pada pekerjaan masing-masing, sampai menyita waktu kurang lebih 1 jam Javen selesai lebih dulu. Ia membilas motor itu sampai ke tempat yang sulit di jangkau. Apa memang semua anak di desa mempunyai bakat di bidang apapun? Javen selalu bisa melakukan ini dan itu.

"Javen selesai, coba kamu cek bener ga hasil kerja Javen.." Ia menghampiri Hugo lalu menunjuk ke arah motor honda miliknya, persis seperti anak kecil yang meminta atensi sang orangtua.

Hugo lantas berdiri dan menelisik ke bagian-bagian dalam, lalu mengangguk. "Kinclong banget, keren." Ia mengacungkan jempol nya, Membuat Javen tersenyum lebar.

Javen lantas mengambil satu kanebo kering untuk mengelap motor itu, Hugo sudah di tahap membilas motor hitam besarnya.

Melihat Javen yang fokus mengelap bagian kaca spion, pikiran usil terlintas. Hugo mengarahkan selangnya ke arah Javen membuat pria itu terkejut. Kaus bagian pundaknya basah.

"Hugo..?!"

"Bwahaha!" Hugo tertawa membuat Javen terdiam dan sedikit tersenyum melihat pria itu tertawa puas untuk pertama kalinya di depan Javen.

"Javen lempar pake kanebo ini ya.. hayo!" Tawa Hugo perlahan menjadi kekehan.

Setelah bermain-main tepatnya Hugo yang menggoda Javen, keduanya menepikan motor untuk membersihkan halaman.

"Sono mandi, abis itu siap-siap kita kerumah Bunda gua."

"OKEY!"

Javen berlari melepas sandal tergesa membuat sandal yang ia pakai sebelah melayang.

———

Javen masih tidak percaya, Hugo memberikan ia kesempatan untuk mengendarai motor honda miliknya. Katanya, agar Javen belajar rute jalanan di ibukota.

"Beneran ini Hugo..??"

"Iya, tapi buat di sekitar sini aja. Bates nya sampe daerah rumah Bunda. Lewat dari situ ga boleh."

WATERMARK  |  HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang