8. Ouch!

3.1K 252 6
                                    

Sudah sehari berlalu setelah perdebatan kecil keduanya terjadi, Hugo belum menampakkan dirinya dari malam itu setelah meninggalkan rumah. Javen sedikit merasa bersalah, harusnya ia yang pergi dari sini dan meminta maaf. Javen paham kekhawatiran pria itu, Hugo merasa memiliki tanggung jawab atas diri nya. Sebab Bunda yang meminta tolong untuk menjaga Javen.

"Huft.. Javen cari atau ngga usah ya?"

Hari ini ia libur mengajar dan tak banyak kegiatan yang ia lakukan, seharian hampir di dalam rumah. Matahari sudah berwarna jingga, Javen memilih beranjak dari sofa dan menuju rumah Jazel.

Memencet bel seperti biasa tiap kali ia mampir ke rumah pria berlesung pipi itu, Jazel keluar menggunakan pakaian rapih membuat Javen mengerutkan dahi. Dilihat pria manis itu terkejut dan langsung tersenyum saat melihat Javen.

"Lho?! Javen?"

"Kamu mau pergi ya Zel?" Javen bertanya to the point.

"Mau main ke kafe sih, pas banget kamu dateng ke rumah. Mau bareng ke sana?"

Javen sempat terdiam, bagaimana jika Hugo ada di sana? Apa pria itu akan pura-pura tidak mengenalnya? Pikiran-pikiran negatif muncul tiba-tiba di otak nya.

"Kok ngelamun?" Tiba-tiba Jazel menyenggol bahu nya.

"Ah! Iya, ayo?"

Jazel meminta Javen untuk menunggu karena pria itu harus mengeluarkan mobil nya, setelah menutup gerbang Javen masuk duduk dengan nyaman di samping Jazel. Walaupun sebenarnya ia gugup.

———

"Lo ga balik ke rumah?" Sebas bertanya membuka suara.

"Bang Hugo nginep di kafe?" Riko balik bertanya, namun tidak ada sahutan yang terdengar dari pria yang sedang membuat latte.

"Mending balik Go, kucel banget muka lo sumpah. Mandi gih, lagian kalo ada masalah ngomong berdua. Tuh kan dateng anak nya!" 

Hugo tetap fokus membuat pesanan untuk pelanggan tanpa menghiraukan candaan teman nya, namun suara Jazel terdengar setelah nya membuat ia mendongak. Di belakang punggung pria yang lebih kecil ia lihat Javen menyembunyikan diri.

"Bang, mau pesen Latte satu sama Milktea terus sama cookies redvelvet yang ini nih dua."

Setelah memesan Jazel menggandeng tangan Javen untuk ia bawa duduk di salah satu meja kosong, Javen memegangi dada nya yang mana hal itu di lihat oleh Jazel.

"Semalem kamu aman kan sampe rumah Ven?"

Javen mengangguk membuat Jazel merasa lega, ia melihat Riko yang membawa nampan ke arah meja nya. Jazel sudah ancang-ancang ingin mengusir pria itu. "Bentar dulu napa sih Zel, mau mastiin sesuatu ke Javen gua," Ucap Riko sembari menyingkirkan tangan Jazel yang berada di bahu nya, Jazel menatap heran ke arah Riko yang duduk di samping Javen lalu pria itu melanjutkan ucapan nya.

"Bang Hugo kata nya ga balik, emang iya Ven?"

Javen mendadak bingung apa kedua nya sangat kentara? entah ingin menjawab apa Javen dengan singkat menjawab.

"Itu kamu di panggil Kak Sebas, Riko"

"Ganggu orang lagi ngasoh aja." Riko dengan kesal menghampiri meja bertender untuk mengantarkan pesanan lagi.

Jazel tertawa melihat Riko merengut kesal, berniat tidak ingin ikut-ikut bertanya soal apa yang terjadi antara Bang Hugo dan Javen. Jazel memilih mengangkat topik secara random, membantu Javen menghilangkan kegelisahan nya sedikit.

———

Javen tidak tahu kalau Jazel akan sampai malam di kafe, katanya pria itu sembari menunggu sang kekasih nya datang. Lalu mereka pulang setelahnya, namun kafe sudah hampir tutup tapi Jo belum menampakkan wajah nya.

WATERMARK  |  HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang