Tangan nya memutar setir ke kiri, di samping nya Javen hanya diam tanpa ingin menatap ke arah nya. Namun mulut itu penuh di isi sepotong pizza, Hugo melirik ke arah bibir yang lebih muda hendak membersihkan sisa saus yang menempel.
"Sini—"
Srek
Tangan kiri Hugo terhenti di udara, saat tau Javen memundurkan tubuh nya menempel ke arah pintu mobil.
"Udah bersih tuh," Kata Javen sembari tersenyum.
Helaan nafas keluar dari mulut yang lebih tua, pipi dalam nya ia gigit. Melihat si manis menghindar begitu membuat hati nya tidak nyaman. Setelah sampai di depan rumah milik sang Bunda. Hugo turun untuk membuka gerbang dan kembali memasuki mobil.
"Eh, udah dateng?!"
"Bunda~"
Javen berjalan lesuh memeluk Deena, mata nya memejam saat merasakan usapan lembut di punggung nya.
"Jangan lama-lama nginep nya."
"Kelarin dulu masalah kamu sama Reiqa, baru boleh jemput anak Bunda."
Sang Bunda menatap nyalang ke arah Hugo, sembari merengkuh bahu Javen. Makin sakit hati nya saat Bunda berkata demikian, Javen nya bahkan enggan menatap nya.
"Javen, kamu ga mau cium aku dulu? sayang.."
"Abang! udah sana pulang."
"Bun.. Hugo mau cium pacar Hugo dulu..."
Bahu nya melemah saat sang Bunda megusirnya sembari di dorong nya bahu tegap Hugo. Memerintah sang anak untuk memasuki mobil.
"Javen.."
Yang nama nya di panggil hanya menatap Hugo tanpa ekspresi. Tatapan kosong Javen, Hugo tidak menyukai nya. Ia yang melihat lengan Javen makin erat memeluk Bunda membuat helaan nafas kembali keluar.
"Masuk yuk"
Javen tersenyum sebagai jawaban memilih merangkul pundak wanita itu, tanpa menoleh ke belakang saat mendengar klakson mobil berbunyi.
———
Sore hari nya Javen berkutik dengan alat dapur, sisa-sisa tepung yang menempel di apron berikan kesan lucu. Rambut hitam legam yang mulai panjang itu di kuncir.
Diam-diam Deena mengambil gambar dari sisi kiri, senyum nya merekah saat melihat Javen memilih menyibukkan diri dengan membantu nya berjualan.
"Kamu kalo mau makan bilang ya Ven, nanti Bunda pesenin ikan bakar atau ayam bakar."
"Satu loyang lagi Bun, abis itu kita istirahat makan dulu.."
Deena tersenyum, hati nya menghangat. Javen begitu penurut, anak itu benar-benar sesuatu. Ingin rasa nya ia berikan hadiah cubitan di telinga sang anak.
"Dah selesai! Javen bersihin ini dulu ya Bun," Kata Javen seraya melepas apron dan menuju wastafel.
"Bunda ambil lap basah sama pesen makan dulu ya, kamu mau apa?"
"Ayam bakar, boleh ga Bun?"
"Boleh anak manis.."
"Hihi makasih Bunda~"
———
Hugo duduk di sofa bersama Pino di samping kanan nya, televisi yang menyala bukan lagi menjadi tontonan Hugo. Pikiran nya hanya menuju ke satu orang.
"Mabok aja apa ya?"
Plak
"Jangan nambahin masalah go bego."
KAMU SEDANG MEMBACA
WATERMARK | HEEJAKE
FanfictionDi titipkan seorang anak laki-laki dari desa yang baru saja menginjak dewasa membuat Hugo tidak pernah sefrustasi ini selama hidupnya, namun agar tetap menjadi anak yang patuh. Hugo Nathaniel terpaksa menjaga Javen Arastha anak dari kerabat sang Bun...