12. Buntut Baru

3K 256 13
                                    

Javen enggan melirik ke arah pintu kamar mandi yang terbuka, ia paham yang lebih tua hanya memakai handuk untuk menutupi bagian bawah nya. Di lihat dari ekor mata nya Hugo mendekat, Javen menggeser tubuh nya sudah ancang-ancang ingin melompat dari ranjang dan berlari menuju pintu untuk kabur.

"AAAKK! BUNDAAA!"

Pinggang nya di tarik masuk lagi ke dalam kamar saat tangan nya berhasil membuka kenop pintu. Tangan kiri Hugo menahan pinggang nya sedangkan yang kanan melepas tangan Javen dari kenop pintu. Pintu tertutup lagi dengan kencang.

"Eh berisik" Hugo berujar dengan kekehan, tangan pria itu masih setia memeluk pinggang Javen. 

"Hugo! Lepasin ga?!" Yang lebih tua hanya menggeleng dan menuntun tubuh kecil itu ke sisi ranjang.

Javen rasakan bokong nya mendarat di paha Hugo. Tubuh nya tegang sebab ia takut sesuatu yang tidak mengenakan terjadi. Ia hanya takut menyenggol sesuatu di antara paha pria dewasa itu. Javen menahan nafas nya, pria ini padahal Javen belum mengiyakan untuk menjalin hubungan namun sudah seenaknya.

"Yah.. kaya nya lilitan anduk gua copot Ven" Javen melotot ia panik, ide lain muncul dengan cepat ia menggigit lengan Hugo yang melingkar di perut nya.

"Arrgghh!!"

Mengusap bibirnya dengan bangga ia lantas keluar dan menuju sofa untuk menonton televisi. Mengabaikan Hugo yang masih meringis, teriakan pria itu terdengar tiba-tiba membuat Javen semakin emosi.

"Javen tanggung jawab!"

"GAA!!"

———

Hugo menatap nyalang ke arah pria manis di samping nya itu yang asik mengunyah makanan kering di dalam toples, mata nya fokus ke arah layar televisi yang menyala di depan. Mereka baru saja selesai makan malam, kedua nya memilih duduk di sofa itung-itung menunggu makanan nya turun.

"Lusa nanti kita ke tempat adop nya."

"Javen berubah pikiran, mau adop anak anjing aja.. tapi Javen mau kucing"

"Pilih satu, kalo ngurus dua-duanya repot."

Javen memajukan bibir nya ia bingung, ia harus memantapkan hati nya untuk memilih antara dua makhluk menggemaskan itu.

Cup

Kecupan di bibir nya membuat Javen tersadar dan menatap tajam Hugo yang hanya santai setelah mencuri kecupan dan makanan dari toples milik Javen. Perutnya masih terlalu kenyang untuk mengeluarkan tenaga, Javen memilih diam.

"Lo pacaran sama abang-abang pasar yang kita ketemu kemaren itu, udah lama?"

Javen menaikkan satu alis nya, "Maksud kamu Kak Rian? Dia bukan abang-abang pasar tau! Anak juragan beras.." Hugo mengangkat bahu nya acuh, merasa tidak perduli.

"Ga sampe setahun," Javen berujar singkat. "Itu juga Javen yang mutusin, orangtua nya ga setuju." Lanjutnya.

Yang lebih tua hanya mengangguk paham, dalam hati Hugo sedikit merasa lega. Tanpa sadar senyum nya terpatri, mengundang tatapan aneh dari pria manis di samping nya.

"Gila ya kamu?"

"Di tolak dua kali, gimana ga gila." Hugo dengan santai berbicara sembari beranjak dari sofa untuk menuju kamar. Tawa lain mengudara membuat Hugo melirik ke arah Javen sesaat sebelum berbalik lalu menyerang tubuh itu untuk ia gendong dan membawa nya ke kamar.

———

Javen mengunci pintu utama lalu dengan cepat menyusul Bunda dan Hugo yang sudah menunggu di dalam mobil. Ketiga nya sepakat pulang di pagi hari sebab takut jalanan macet di sore hari dan sampai di malam hari. 

WATERMARK  |  HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang