Suara mixer di nyalakan membuat atensi Hugo teralihkan dan berjalan ke arah dapur, melihat apa yang sedang di lakukan Javen dan Bunda nya. Disana Javen dengan wajah serius nya mengaduk adonan sedangkan sang Bunda berjongkok di depan oven. Hugo mencondongkan tubuh nya berhadapan dengan Javen yang berada di meja sebrang. Ia dengan usil meniup wajah pria itu. Lalu tertawa saat Javen menggenggam tepung terigu untuk di lempar ke arah nya.
"Javen bantuin Bunda aja deh di sini, kesenengan tuh anak nya juga." Hugo duduk di kursi meja makan.
"Yeh.. bilang aja biar kamu bebas keluyuran terus bawa cewek-cewek masuk" Sang Bunda menyahuti tanpa menatap Hugo yang terkekeh.
Javen menaikan satu alisnya, merasa penasaran dengan topik kali ini. "Emang Hugo anak nya gitu ya Bun..?" Javen bertanya sembari membersihkan tangan nya di wastafel.
"Iyaa Ven!! pusing Bunda kalo di inget lagi"
"Makanya jangan di bahas." Hugo menyahut singkat.
"Bahas aja Bun..." Javen menjulurkan lidah nya ke arah Hugo yang di balas decakan.
"Pokoknya pas awal lulus SMA sampe awal masuk kuliah, dia tuh suka bawa mantan nya kerumah Bunda. Tapi mantan nya aduh.. ga ada yang bikin Bunda seneng."
Bunda menggeleng lalu tangan nya dengan cekatan memindahkan adonan yang sudah Javen buat ke loyang.
"Terus yang bikin pusing lagi Hugo pernah pacaran sama istri orang. Bunda pas tau kaget, Bunda samperin aja langsung ke rumah nya si cewek."
Javen tercengang dengan drama ia menutup mulut nya dan menggeleng ke arah yang lebih tua, lalu duduk mendengarkan cerita sang Bunda. Sembari menunggu brownies nya matang. Javen melirik ke arah Hugo yang tidak mengeluarkan sepatah kata, mungkin memang faktanya seperti itu tanpa harus di sangkal lagi.
"Terus dia sama yang terakhir pacaran, Si Reiqa ga bener juga cewek nya." Javen mengingatnya, pagi tadi sang Bunda membahas nama itu. Apa keduanya masih memiliki hubungan?
"Ayo balik." Pria itu beranjak dari tempat duduk nya, membuat Javen menatap ke arah Bunda lalu mereka terkekeh pelan.
———
Javen sibuk membungkus brownies yang akan ia bawa, sedangkan Hugo sudah menunggu di halaman rumah di atas motornya. Berdecak karena pria yang lebih muda masih belum selesai dengan urusan nya.
"Javen Arastha!!"
"IYAAA"
Hugo menatap ke belakang saat mendengar pagar di buka tiba-tiba, ia mengernyitkan dahi heran. Perempuan itu, Reiqa benar-benar ingin mendatanginya. Dengan secepat kilat tubuh itu menempel ke arah nya, mengalungkan lengan nya di leher. Hugo terdiam sejenak.
"Hugo, aku kangen banget!"
"Hugo~ Javen seles—ai" Javen menuruni anak tangga dengan pelan, pandangan Javen dan Hugo bertemu. Reflek Hugo melepas paksa pelukan Reiqa.
"Lo kalo mau ketemu Bunda masuk aja, ayo Javen!"
"Oh! Iyaa.." Javen tersenyum tipis ke arah perempuan yang termangu di tempat nya.
"Tapi aku— Hugo! bentar dulu!"
Menatap pria yang lebih dulu keluar dari halaman Javen lantas menaikan kecepatan motor nya, ia menatap punggung itu dari belakang. Selama di perjalanan Hugo diam dan hanya sesekali melirik melalui kaca spion, bahkan sampai di rumah pun Hugo tetap diam. Entah apa yang terjadi sebelumnya. Javen memilih tidak ingin mengganggu pria itu, memilih membersihkan tubuhnya di kamar mandi bawah.
Di tengah membersihkan tubuhnya, Javen mendengar pintu terbuka. Sepertinya pria itu baru saja keluar rumah, tanpa ingin ikut campur ia melanjutkan kegiatan nya. Javen akan makan malam sendiri nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
WATERMARK | HEEJAKE
FanfictionDi titipkan seorang anak laki-laki dari desa yang baru saja menginjak dewasa membuat Hugo tidak pernah sefrustasi ini selama hidupnya, namun agar tetap menjadi anak yang patuh. Hugo Nathaniel terpaksa menjaga Javen Arastha anak dari kerabat sang Bun...