Epilog

3K 223 7
                                    

Cklek

"Hugo?"

Javen membuka pintu rumah dengan pelan, menyipitkan mata nya saat lampu ruang tamu begitu gelap. Melepas sepatu nya dengan perlahan dan berjalan dengan hati-hati, tangan nya berpegangan pada tembok kamar mandi.

Klik

"Selamat Ulang Tahun! Gimana hari pertama masuk kuliah?"

Javen terkekeh dengan cepat menaruh tas selempang nya ke sofa, lelah dan kantuk nya hilang melihat Hugo yang menyiapkan kejutan untuk nya dengan Pino yang pria itu gendong di tangan kiri nya dan tangan kanan nya memegang kue. Javen lantas berlari dan mengalungkan lengan nya di leher kokoh itu.

"Ngantuk Javen jadi ilang, makasih ya~"

Cup

Kecupan di bubuhkan ke bibir yang lebih tua, senyum kedua nya bahkan belum luntur. Javen beralih mengecup dahi Pino dan mengambil alih anak itu sebab ia akan meniup lilin, setelah mengucapkan harapan nya di dalam hati. Javen tersenyum dan meniup lilin yang berbentuk angka 22 itu.

Kedua nya lantas menuju meja makan untuk memotong kue, Javen memberikan potongan pertama untuk kekasih nya. Menyuapi Hugo dengan hati-hati lalu ia memotong kue untuk diri nya sendiri. Javen menatap mata yang lebih tua yang sedari tadi memperhatikan nya begitu lekat.

Masih dengan mulut yang mengunyah kue, Javen mendekat ke arah kursi Hugo. Menyuruh sang empu memundurkan kursi nya sedikit. Javen lantas duduk di paha itu sembari mengalungkan lengan nya.

"Aku belum mandi sih," Javen berujar tiba-tiba.

Hugo mengangkat satu alis nya tanda ia bingung, memilih menjilat krim kue yang tertinggal di sisi bibir Javen dengan santai. Yang lebih muda reflek menutup mata nya.

"Kamu mikir apa?" Hugo bertanya usil dengan kekehan saat melihat wajah Javen yang memerah.

"Ck. Ga tau ah!"

Javen bangkit dari sana dan menuju ke kamar untuk membersihkan tubuh nya, meninggalkan Hugo yang tertawa renyah.

———

Javen mengeringkan rambut nya menggunakan hair dryer di meja rias, piyama satin telah terpasang apik di tubuh nya. Ia melirik ke arah bayangan Hugo yang berjalan ke arah nya dengan senyuman.

Mata memutar malas dan memilih melanjutkan aktivitas nya, Javen masih tetap diam saat merasakan lengan mengalung di leher nya. Hugo meletakkan dagu nya di pucuk kepala yang lebih muda.

"Wangi banget," Kata Hugo.

Javen mana bisa tidak tersenyum, bibir nya berkedut lalu ia menutup mulut nya menggunakan telapak tangan dan terkekeh. Hugo yang melihat itu merasa gemas dan mendongakkan dagu Javen ke atas menatap ke arah nya.

Cup

Cup

Kecupan di bubuhi di wajah yang lebih muda, berakhir di bibir plum itu dengan sedikit jilatan di awal dan berakhir melumat. Javen dengan cepat meletakkan hair dryer nya dan beranjak dari kursi meja rias. Memegang rahang tegas itu saat telah berhadapan dengan Hugo.

"Uhmp.. Ungh.."

Kali ini semakin berani dengan lidah kedua nya yang saling melilit, Hugo memegang paha Javen untuk ia gendong dan bawa ke ranjang. Mengukung tubuh yang lebih kecil di bawah nya, Hugo melepas tautan lebih dulu dan menyingkap piyama satin milik Javen.

"Ahk! Mhhm.."

Menutup mata nya dengan telapak tangan Javen membiarkan area sensitif nya di jamah, basah air liur begitu kenatara ia rasakan di area dada nya. Tubuh nya terangkat saat tangan Hugo yang lain masuk tanpa permisi ke arah lubang nya.

WATERMARK  |  HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang