✦ Chapter ::「15」

115 11 9
                                    

peringatan!
• tidak ada sensor kata!
Selamat membaca.
────────────

Karna kita sudah menyelidiki seluk beluk albedo, venti dan xiao, sekarang kita sudah tau. Mereka benar benar gila. Menjadi pembunuh demi seorang laki-laki yang mereka cintai.



















































"S-siapa kau.."

"Menjauh—.."

"Men— anghh~"

Tet.

Saluran tv di ganti oleh aether, bisa bisanya dia berpositif thinking itu adalah film pembunuhan, nyatanya tidak. Itu film porno. Kalo thoma atau paman itto tau pasti habis riwayat nya aether.

Aether lebih memilih menonton film kanak-kanak saja. Loh... Kok aether di rumah?

Flashback..

"Tch, aku jalan jalan di sekitar sini saja daritadi" aether berdecak kesal karna tidak tau ia ingin pergi kemana.

Tapi untung lah dia sudah berusaha menghapal jalanan yang ada di sana.

Aether dengan berat hati duduk di halte bus di dekat sekolah itu. Ajaibnya thoma datang.

"Loh? Ku kira udah pulang" heran thoma

"Kau ini orang gila atau kakak ku sih?" Kesal aether tapi bersyukur thoma balik lagi ke halte itu. Saat di tanya kenapa kesana kata thoma cuma halte ini saja yang dekat dengan kampus nya.

"Kampus mu dimana emangnya?" Tanya aether

"Noh" thoma menunjuk sebuah kampus di ujung jalan.

Ternyata tak jauh dari sekolah nya.. aether ingin sekali memukul thoma tapi tidak jadi karna dia ingin memberikan hukuman lain.

Flashback end..

Ya, hukuman thoma adalah memasakkan makanan untuk aether karna sudah meninggalkan nya di sana, kelaparan lagi. Aether cuma bisa beli minum dari mesin minuman karna aether malu beli makanan di kota ini. Istilah nya, belum terbiasa.

Dengan lahap aether memakan makanannya, tanpa sadar ia sedang di awasi.

"Jadi.. dia aether?" Tanya orang itu ke orang di sebelahnya.

"Ya, xiao juga mengatakan iya" jawab orang yang di sebelah

"Ku kira siapa.. ternyata orang nya sudah 2x tertabrak dengan diri ku"

.
.
.

"Kazuha nyalakan mobil nya"

"Wanderer." Kesal kazuha

"Apa." Ketus wanderer

"Kau yakin ingin membantu mereka?" Tanya kazuha

"Dengan senang hati, kan?" Wanderer heran, biasanya kazuha tau dia ini seperti apa, sekarang kok malah dia jadi begini.

"Tch." Kesal kazuha lalu menyalakan mobil listrik itu, dia melaju dengan kecepatan tinggi.

"Dengar, mereka itu teman lama ku. Aku dulu tau bahwa mereka itu sangat gila, apakah kau yakin ingin membantu mereka?" Tanya kazuha lagi di perjalanan

"Tentu saja aku yakin, ini menarik bagi ku" wanderer tersenyum setan.

"Kau anak presiden tapi seperti anak mafia" kazuha geleng-geleng kepala

Tiga Manusia Terobsesi Berat. [S1 : ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang