✦ Chapter ::「4」

221 29 0
                                    

peringatan!
• tidak ada sensor kata!
Selamat membaca.
────────────

"Agghh.... Dia sangat cantik jika rambut nya tidak di ikat, hampir saja aku ingin memeluk nya"

"Hahaha, apalah daya ku yang berada di samping nya. Untung aku membawa buku"

"D-dia sudah pergi?"

"Iyaa, sudah dari tadi dan kenapa kau bersembunyi di balik pohon hahaha"

"A-aku tidak tahan.."

"Kalian tau? Aku sangat ingin mele-...

...
..
.

"HAH! hah..hah...hah... Kenapa aku mimpiin itu?..hah..hah.. Air.. " Ia beranjak turun dari tempat tidur, lalu berjalan ke bawah untuk minum.

Lelaki manis dengan rambut kuning panjang, tentu saja itu adalah aether. Ia baru saja mendapatkan mimpi buruk. Yang dulunya sudah ia buang jauh-jauh kejadian itu, tapi malah muncul kembali.

"Air dingin apa air hangat.." Aether tampak berpikir saat sudah di dapur.

"Air dingin aja deh biar pikiran ku tenang" Aether berjalan ke arah kulkas lalu mengambil minuman dingin.

Aether meminum air itu hingga habis, lalu melihat jam di dinding. Pukul 03:28, "Ku kira aku bangun tengah malam, ternyata mau subuh ya" Aether berjalan kembali ke kamarnya.

Tapi kaki aether langsung berhenti saat melihat jendela dari ruang tamu terbuka. "Kenapa terbuka? Apa tadi ga di kunci?" Gumam aether sambil meneliti jendela itu.

Saat ia ingin mendekati jendela itu..

DUACKK!!

suara gaduh seperti benda jatuh dari ruang kerja ayahnya membuat aether langsung bersembunyi di dapur. Ia menutup perlahan pintu dapur lalu menguncinya.

"Pencuri ya.. semoga dia gak ke atas" batin aether sambil berjongkok di dapur tersebut dan dia khawatir dengan lumine yang masih tidur.

kondisi lumine...

Beberapa menit yang lalu.

Lumine tidur dengan sangat nyenyak, saat ia membalikkan badan,  tangannya menyentuh sesuatu yang tajam.

"Aww!" Lumine terbangun sambil memegangi tangannya.

Lalu Ia melihat benda yang di sentuhnya, terlihat familiar. "Apa ini..?" Lumine mengambil benda itu.

Di lihatnya benda itu dengan teliti. "Ahh.. Ini kan cepitan aether" Saat menyadari itu cepitan aether, lumine langsung memandang sekeliling.

"Aku di kamar aether? Kenapa?" Lumine mulai turun dari tempat tidur.

"Ooo~ Aku tau! , dia pasti malas ke kamar ku" Lumine menebak sambil memperhatikan kasur yang di depannya. "Tapi dia kemana?" Sadar lumine karna tidak menemukan si pemilik kamar.

DUACKK!!

Lumine kaget setelah mendengar suara benda jatuh itu. "Aether?" Gumamnya.

Ia buru-buru berlari ke arah pintu lalu membuka pintu itu dengan perlahan. Saat setengah pintu sudah terbuka, lumine mengintip keluar.

Tidak ada orang. Dia langsung berpikiran bahwa benda yang jatuh berasal dari bawah.

"Turun ga ya?? Firasat ku sangat buruk, aku takut aether terluka.." batin lumine setelah keluar dari kamar dan mulai memperhatikan tangga.

Saat lumine sedang melamun di atas tangga. Ia melihat ada sepasang kaki yang melangkah ke arah tangga.

"Itu bukan aether!" Batin lumine ketakutan lalu berlari ke arah kamar ayahnya. Untung dia mengenakan kaos kaki jadi tidak menimbulkan suara.

Tiga Manusia Terobsesi Berat. [S1 : ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang