✦ Chapter ::「17」

130 11 1
                                    

peringatan!
• tidak ada sensor kata!
Selamat membaca.
• Saya ingin book ini cepat tamat. Karna book baru akan muncul *spoiler
────────────

Xingqiu dan chongyun saat ini dalam perjalanan menuju Fontaine. Ya, mereka hanya membawa motor masing-masing. Nanti mereka akan menaiki kapal agar bisa tiba di tempat yang penuh akan air tersebut. Kota terindah di seluruh teyvat.

"Chongyun, lebih cepat! Kita harus sampai tempat waktu!!" Teriak xingqiu sambil mengendarai motornya dengan ugal-ugalan.

Chongyun yang mendengar itu langsung saja menancap gas lagi. Mereka berkecepatan tinggi untuk sampai ke Fontaine, untung sudah ahli jika tidak mungkin sekali belok saja mereka akan jatuh.

"Xingqiu!! Apa kau sudah menghubungi lynette!!?" Teriak chongyun yang berusaha menyamakan kecepatan nya dengan motor xingqiu.

"Ya!! Sudah! Katanya dia bersedia menampung kita!" Teriak xingqiu sambil tetap memperhatikan jalan.

Mungkin semua orang yang membawa kendaraan nya dengan santai sedikit aneh melihat dua anak muda teriak-teriak tidak jelas seperti itu.

Pelabuhan telah terlihat, xingqiu mengulas senyuman, dia akan bertemu dengan temannya lagi.

.
.
.

"Kau sudah membeli tiket untuk 2 kendaraan bermotor kan?" Tanya chongyun sambil memakan es krim nya.

"Ya sudah, kapalnya akan berangkat 10 menit lagi, ayo" xingqiu langsung menaiki motornya dan pergi masuk ke kapal di ikuti oleh chongyun.

Mereka memarkirkan motor mereka dengan baik dan benar, semoga saja tidak hujan.

Xingqiu dapat melihat di depan sana sudah ada kota Fontaine, paling tinggal tunggu 30 atau 40 menit maka dia akan sampai di kota itu.

"Kau mau?"

Xingqiu menoleh dan mendapatkan chongyun sedang memberikan nya sebuah es krim. "Tidak, terima kasih" jawab xingqiu lalu menatap pemandangan lautan itu lagi.

Chongyun yang di tolak pemberian nya itu langsung membuka bungkusan es krim tersebut lalu memakannya. Xingqiu menatap chongyun sedikit heran, apa dia tidak sakit gigi kebanyakan makan es krim?

"Venti itu netral ya?" tiba-tiba chongyun bersuara.

"Aku tidak tau, apa mungkin dia mementingkan dirinya sendiri?"

"Maksud mu? Bukannya dia memang seperti itu?" Chongyun menatap xingqiu

"Ini lain, seperti.. dia tidak ingin berbagi"

"Berbagi aether dengan kedua orang itu?" Chongyun mulai menangkap maksud xingqiu

"Ya, benar." Xingqiu pun akhirnya menatap chongyun

"Kita lihat saja nanti apa maunya" chongyun pun kembali menatap ke arah depan. Kapal mulai bergerak.

.
.
.

Setelah memakan waktu 40 menit, xingqiu dan chongyun tiba di kota Fontaine. Kota yang di penuhi air. "Orang-orang di sini tidak takut dengan banjir kah?" Heran chongyun yang melihat kota itu semua pemandangannya hanya air.

"Kau tidak baca buku sejarah selokan mereka sebanyak apa?" Xingqiu kesal.

"Aku benci pelajaran sejarah"

"Pantas saja kau bodoh"

"Terima kasih atas pujiannya"

.
.
.

Pesawat telah tiba di bandara beberapa menit yang lalu, saat ini ketiga lelaki itu sedang di landa kepanikan.

"Kenapa dia bisa kabur?" Tanya albedo kepada kedua temannya.

"Tentu saja ini salah venti, dia yang membuat lubang itu alhasil aether bisa mengoyakkan kardus nya!" Xiao bersuara.

"Aku tidak sebodoh itu, aku hanya melubangi nya sedikit, lagipula kita tidak ingin dia mati kehabisan nafas bukan?" Venti membela dirinya.

Albedo memijit pangkal hidung nya, stress dia lama lama.

"Oke sekarang tenang, kita harus mencarinya" usul albedo

"Mencari kemana?" Tanya xiao

"Ya kau cari kemana saja, pasti dia masih di sekitar sini" setelah mengatakan itu Albedo mulai berjalan mencari aether.

Xiao menatap venti, kesal tentunya lalu pergi mengikuti jejak albedo. "Hhh.." venti menghela napas lalu pergi berlawanan arah dari kedua temannya.

"Aku sudah mengirimkan keberadaan ku, cepat datang. Xingqiu" setelah mengirimkan titik letak keberadaan nya venti mulai berjalan kembali, untuk mencari aether.

Orang yang di cari ternyata sudah keluar dari pesawat, dia saat ini mondar-mandir tidak tau ingin kemana.

"Aku di Fontaine?" Gumam Aether sambil melihat gedung-gedung pencakar langit yang mengeluarkan air.

"Mereka benar-benar gila sampai membawa ku ke sini" aether mulai berlari untuk keluar dari bandara.

"Hai~"

Deg!

"Kau.." kaget aether

"Aku tau kau ingin keluar dari sini" ucap venti sambil tersenyum

"...." Aether hanya diam, waspada.

"Jika kau ingin keluar, maka silahkan" venti membuka jalan untuk aether.

Aether syok saat melihat di depan bandara ada orang yang sangat ia kenal.

"AETHER!!"

"XINGQIU!!"

"mengharukan sekali."

Dugh!

Leher bagian belakang aether di pukul oleh albedo, untungnya aether tidak pingsan, karna pukulan itu tidak terlalu kuat.

"Jangan kau lemahkan pukulan mu jika sedang berhadapan dengan ku" kesal aether.

"Venti, kau pengkhianat ya?" Albedo tersenyum ke arah venti

"Sebenarnya aku tidak suka berbagi." Venti dengan cepat langsung menendang tangan albedo yang ingin menyentuh aether.

"Venti?"

"Awhh~ aethyy akhirnya kau menyebutkan nama ku lagi~" venti tersenyum bahagia, xiao langsung ancang-ancang untuk memukulnya.

"Kau tidak akan bisa, xiao~" venti menahan serangan xiao dengan mudah

"Aether, segeralah pergi." Suruh venti

"Baiklah.." aether pun berlari ke arah xingqiu, albedo mengejarnya.

"Sial! AETHER DI BELAKANG MU—" venti hilang fokus sehingga kepalanya di tinju oleh Xiao.

"Tatap lawan mu!" Suruh xiao

"Aku muak dengan ini semua" venti mulai berpose layaknya dia siap untuk bertarung.

"HEY KALIAN, INI BANDARA, JANGAN BERKELAHI DI SINI!" Salah satu satpam menghentikan xiao dan venti

"Tch, ganggu aja." Ketus venti dan xiao bersamaan.

"Aether ayo naik!"

Aether naik ke motor xingqiu dan memegangnya dengan erat, saat motor xingqiu sudah menyala dan berjalan. Albedo baru sampai di sana, wajah yang ia pasang adalah wajah datar. Melihat kepergian aether itu menyakitkan.

"Terima kasih.." aether bersyukur.

"Ucapkan semua itu kepada venti"

"Tapi dia melakukan ini untuk kepentingan nya sendiri" jelas aether

"Ya, tapi dia tidak tau bahwa aku lebih mementingkan diri ku juga" jelas xingqiu

"Maksud mu?" Bingung aether.

"Kau akan ku bawa ke rumah teman ku, venti tidak tau keberadaan kita nanti"

"Ini kah yang namanya senjata makan tuan?" Aether mengerutkan keningnya

"Teman ku nomor satu! Ahaha" tawa xingqiu

Tbc!

Tiga Manusia Terobsesi Berat. [S1 : ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang