11. Misi: Mimpi

494 65 45
                                    

Written by @NaYoon06

Happy Reading!
💠__💠
💠_____💠
💠_______💠
📘📖
Book Open!

Putih.

Hanya itu yang terlihat sejauh mata memandang. Sunyi, sepi, tidak ada yang menodai warna suci itu. Kecuali (name). Dia berjalan tanpa arah, berandai tengah dimana dirinya.

Kaus oversize putih lusuh beserta belasan lapis perban menghiasi tubuhnya. Menyembunyikan lebam merah merona diatas kulitnya.

"Apehal semua ni?"

Dia berjalan dan terus berjalan, sampai sebuah titik terlihat jauh di depannya. Ia mempercepat langkahnya. Semakin dekat dia dengan titik itu, semakin ia menyadari bahwa itu adalah seorang perempuan.

Perempuan itu sedikit lebih muda darinya. Rambutnya berwarna cokelat temaram dipotong menjadi cepak, mata berwarna tembaga, dengan kulit sawo matang yang sama penuhnya oleh perban.

"Mala?" Sontak, (name) memanggilnya.

Namun perempuan itu hanya menoleh lemah, tersenyum lembut sebelum tubuhnya perlahan menghilang terbawa angin. "KEJAP! MAL!" (Name) berlari pontang-panting, tangannya berusaha meraihnya.

Sayangnya dia terlambat, perempuan bernama Nai itu telah hilang wujudnya. Menyisakan rasa putus asa pada (name).

"MAALLAAAAAA!!!!!"
.
.
.

"GAH!!!"

(Name) membuka matanya, terlonjak kaget sampai posisi tubuhnya terduduk. "M-mal? Mala?!" Dia melihat sekitar dengan panik. Ketika menyadari sedang berada dikamarnya sendiri, dia segera menenangkan diri.

Jendela yang tidak tertutup gorden mengizinkan rembulan bulan memasuki kamarnya yang sepi itu. (Name) melihat jam dinding, yang mana menunjukkan pukul 1 dini hari.

"Haish..." Ia kembali berbaring. "Apasal aku mimpikan dia?"

💠💠💠

Paginya...

Another day, another slay. Tapi sepertinya hal itu tidak berlaku untuk (name) pada pagi ini, kantung matanya menghitam karena tak bisa tidur semalaman. Dengan gontai ia berjalan menyusuri lorong sekolah, mengabaikan semua sapaan yang terlontar padanya.

Tapi, dia gagal mengabaikan sapaan Mia.

"Selamat pagi, (name)~!" Sapa gadis kucir dua itu.

"Pagi."

"Ui, lemas sangat kau pagi ni. Kau tak tidur ke semalam?"

"Kau tengok je mata aku ni." (Name) menunjuk lingkaran hitam pada matanya, Mia malah nyengir. "Hehe, sori la. Tak sedar sebab kau tetap hensem, macam biasa."

"Hmph. Jangan buat tipu. Wajah aku tengah kacau hari ni."

(Name) hendak berlalu pergi, tapi Mia tetap bersikukuh mendekatinya. "Eh, aku serius la. Mau macam apa pon kau tetap hensem bagi aku. Ha, kalau kau tak sanggup ikut pelajaran nanti, cakap je oke? Aku boleh antar kau kat infirmary untuk rehat."

"Terima kasih, Mia. Tapi tak payah susah-susah."

"Hihi. Takde ape yang susahkan aku selama itu pasal kau." Mia gelayutan macam ular derik, sementara (name) bercucuran keringat dingin menahan rasa takut.

"Adoi. Apasal pulak aku terjebak ngan pompuan ni."

Kebetulan, Alicia lewat dan menotis keberadaan mereka. Ia menyadari ekspresi (name) yang sudah tidak nyaman dan berjalan mendekat.

Not So Ordinary (Ejen Ali×M!Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang