Written by @NaYoon06
Happy Reading!
💠__💠
💠_____💠
💠_______💠
📘📖
Book Open![Note: Episode ini bertempatan pada Misi: Cabar]
"Saya dah dapatkan lokasi pasti dari budak tu. Sikit lagi, saya yakin, budak tu akan saya dapatkan."
Layar besar itu memampangkan foto sang konglomerat Cyberaya, dilengkapi getaran suara dibawahnya menandakan mereka sedang berada dalam panggilan. Suara Tuan Ariz terdengar begitu percaya diri. Membuat Uno sedikit terhibur.
"Baik, Ariz. Aku percaya pada kau."
Panggilan pun terputus, foto Tuan Ariz menciut dan hilang dalam sekedip mata.
Cinco yang sedari tadi turut mendengarkan memasang wajah malas. Acuh tak acuh mengetik pada pad didepan layar itu.
"Masih nak harap konglomerat tu lagi?" Lontar Cinco. "Tak lama lagi kita akan mula menjalankan rencana. Saya rasa kita dah tak payah minta tolong dia lagi."
Uno tertawa pelan. "Cinco, cinco. Tanpa pertolongan Ariz, kita tak 'kan boleh dapat bangun tempat rahsia ni." Ujarnya. "Kita terus manfaatkan dia, sampai budak tu berada kat tangan kita."
"Lokasi rumah (name) dah kita dapat sejak lama. Dia baru jumpa sekarang, progres kerja Ariz terlalu lambat." Bandingnya.
"Peran dia lagi besar dalam uji kaji ni." Cinco langsung terdiam. "Jikalau tidak ada Ariz, budak tu tak 'kan ada sejak awal."
Uno beranjak dari sana entah pergi kemana. Digantikan oleh Doce yang baru bangun dari tidur lelapnya. "Hoaamm... Cici~"
Cinco menggeram kesal, setelah pendapatnya ditolak Uno, sekarang malah muncul orang yang selalu mengganggunya tiap saat. Dia membuka sebuah file yang berisi perkembangan infeksi azurium pada (name). Doce berjalan menghampiri, menatap deteksi azurium pada fisik pemuda neuro itu.
"Kau taknak rehat ke? Dah 3 hari kau tengok budak ni. Azurium dia tetap sama je."
Doce sebenarnya niat perhatian, tapi Cinco malah menangkapnya menjadi lain arti. "Baik kamu jangan perlambat kerja saya." Tukas Cinco tajam.
"Haih, Cici. Aku niat baik tau." Doce melihat sekitar sambil mengusap tengkuk lehernya. "Mana budak kembar tu?"
"Kat bawah."
Doce bergegas menuju tempat yang dimaksud. Sesekali meregangkan pergelangan tangannya. Ketika dia selesai scan sidik jarinya pada sebuah pad, pintu itu terbuka, dirinya disambut bola yang melesat kencang kearahnya.
"Jaga-jaga!"
Refleks Doce memiringkan kepalanya sedikit, merasakan lesatan udara dari bola itu. "Ck. Apa ni, jangan tendang dekat pintu la."
Siete, yang merupakan sang pelaku, tertawa lepas. "Janji boleh elak." Dia beradu tos dengan Doce dan berkacak pinggang.
"Tak macam biasa kau pergi bawah sini. Uno ada suruh sesuatu ke?" Tanya Seis sambil beranjak mengambil bola tadi.
"Aip? Mesti sangat ke ada perintah Uno untuk aku datang sini?"
"Bukan tu. Cuma tak biasa." Seis kemudian mengoper bola itu, yang diterima oleh baik dengan Siete.
"Jom la, Doce main bola!" Ajak Siete.
"Tak nak ah. Aku nak tengok korang je."
"Meh. Tak seronok!"
Seis mengabaikan Siete yang masih asik bermain bola sendirian dan duduk disebelah Doce. "Ehh, baru je nak tengok korang main."
"Penat la. Siete terlampau energik." Mereka sempat saling diam selama beberapa saat sebelum Seis membuka suaranya lagi. "Jadi, kau pernah jumpa budak azurium tu secara langsung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not So Ordinary (Ejen Ali×M!Readers)
Fanfiction(Name), seorang pemuda hasil uji coba Azurium ilegal yang berhasil diselamatkan oleh ketua teras diangkat sebagai ejen muda baru di M.A.T.A "Kenapa sebelah mata kau berwarna biru?" "Aku... tidak mau membicarakan hal tersebut." ▶️▶️▶️▶️▶️▶️▶️▶️▶️▶️ D...