13. Misi: Adaptasi

507 57 65
                                    

Written by @NaYoon06

Happy Reading!
💠__💠
💠_____💠
💠_______💠
📘📖
Book Open!

Melihat tanda bahaya, (name) mematikan kembali lampu ruang tamu lalu melompat melalui railing tangga. Sementara Ali memakai IRIS-nya dan berlari dengan Comot menuju sudut ruangan.

"Argh! Gelap pulak!"

"Kita 'kan ada cermin mata malam tu. Pakai la!"

Saat mereka sibuk memakai kacamata malam, (name) melempar sebuah kursi dan menubruk ketiga penyusup itu. Menggagalkan usaha mereka untuk sementara waktu.

Dia mengisyaratkan Ali untuk pergi ke lantai atas. Ali segera memboyong Comot, pontang-panting menaiki tangga.

Dari sudut pandang si penyusup, seharusnya tiap siluet makhluk hidup tergambar dengan cahaya infra merah pada kacamata malamnya. Tapi (name) malah berwarna hijau neon.

"Sejak bila cermin mata ni boleh detek warna hijau?"

Temannya yang masih berbaring segera bangkit dan turut melihat kearah (name). "Tak tau lah! Kita serang je dia!"

(Name) menelan ludah, menyiapkan diri untuk bertarung. Sementara itu, Ali bersembunyi di dalam kamar dengan tangan tremor berusaha mencari kontak Alicia di layar gadgetnya. Ketika berhasil, dia segera menghubunginya.

"Apehal?"

"Alicia! Ada sekelompok orang nak culik (name)!"

"Apa? Kat mana korang?"

"Kat rumah (name)!"

(Name) POV.

Aku naik keatas meja makan dan menendang dua penyusup dari sisi yang berbeda. Kuraih vas bunga diatasnya, membantingnya pada kepala satu penyusup yang tersisa hingga pecah berkeping-keping.

Amboi, susah nak bersihkan selepas semua ni.

"Grrrr!!" Salah satu penyusup bangkit lagi dan hendak menikamku.

Kugunakan kepingan vas yang paling besar untuk menangkisnya. Tapi sayangnya sulit melihat dalam gelap sehingga ibu jariku terkena sayatan. Terdistraksi, sekongkolan penyusup itu meraup pinggulku, melemparku kearah dapur.

Tubuhku terhempas menabrak dinding, menjatuhkan peralatan dapur dari etalase. Apehal diorang kuat sangat?!

Tiba-tiba, aku tengok Comot memunculkan diri bersiap melompat dari tangga. Aku tiarap, merangkak melalui sela kakinya bersamaan dengan Comot menerjang kepalanya dari belakang.

Kutendang bokong penyusup itu hingga wajahnya 'mencium' etalase, menjatuhkan peralatan dapur yang tersisa. Segera aku bangkit berdiri dan menepuk debu yang menempel pada tubuhku.

"TANGKAP DIA!"

Aku memasang pose limbo, memicingkan mata untuk melihat benda apa yang barusan dilempar.

Parang.

"Oi, korang tak butuhkan aku hidup ke?"

"Khehehe. Hidup ke mati ke, yang penting kau terkena-!"

KROMPYANG!!

Abang Ali melempar sebuah wajan dan tepat mengenai kepala penyusup itu. Kutambahkan lagi dengan memukul wajahnya, akhirnya satu berhasil ditumbangkan.

Not So Ordinary (Ejen Ali×M!Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang