Chapter 9

160 20 6
                                    

Hidup terpisah dari sang ibu tak begitu masalah baginya. Dirinya sudah cukup dewasa untuk mulai tinggal sendiri. Tapi dalam konsepnya kali ini, Jungkook seperti seorang remaja labil yang melarikan diri dari rumah tanpa alasan yang jelas

Dan seperrti inilah yang Jungkook lakukan sekarang. Tanpa mengatakan apapun, sejak hari itu jungkook pergi dari rumah dalam beberapa hari, Minggu dan tak terasa sudah satu bulan lamanya

Sang ibu juga tak mengatakan apapun. Sama seperti pribahasa buah tak jauh dari pohonnya, ibunya Sama sama tak ingin mengalah bahkan tak peduli sama sekali putranya ada dimana atau tidur dimana selama satu bulan ini

"Hyung aku sudah sampai"

Jungkook mengirimkan pesan pada Jimin. Entah ada apa dengan pria itu, secara tiba tiba Jimin mengajaknya untuk mendengarkan ceritanya dan mengajaknya minum. Jungkook juga tak berusaha menolak. Ia memang butuh sebotol alkohol untuk menenangkan dirinya

"Hyung dimana? Aku sudah di dalam"

Jimin berbalik menelponnya. Tapi pria itu justru tertawa.

"Ahh, begini jungkookie. Di meja no 7 apa kau melihat seseorang?"

Jungkook merotasikan pandangannya dan mencari meja no 7 seperti ucapan Jimin. Tapi senyumnya langsung pudar ketika melihat seseorang yang duduk disana dengan sebuah senyumannya

"Hyung kau becanda?"

Padahal mereka bertelpon dari jarak jauh, tapi Jimin bisa merasakan kemaeahan seorang jeon Jungkook

"Begini Jung, nona jieun memintaku agar bisa bertemu denganmu. Jadi---

Tut!

Sambungan telepon itu terputus. Tanpa berpikir dua kali pun, Jungkook berjalan keluar dari restoran. Ia sedang tak ingin bertemu dengan kakaknya sama sekali tidak.

Itu yang di katakan oleh dirinya sendiri. Tapi hatinya menolak itu dan berbalik menemui sang kakak

"Aku hanya kesini untuk makan. Jadi jangan berbicara apapun kepada ku Noona"

Jungkook menyeru di awal. Jieun pun tak memprotes dan hanya menganguk ringan

Makanan yang ada di depan mereka perlahan demi perlahan habis di makan olehnya. Sampai pada hidangan terakhir, jungkook berhenti sesaat dan menatap sang kakak. Ada sesuatu yang aneh

"Makanlah, aku akan memesan lagi jika ini habis"

Jungkook mendesis. Tangannya mengambil sapu tangan miliknya dan membersihkan sisa makanan dari mulutnya. Makan malamnya sudah selesai

"Apa tujuan Noona kali ini?"

Jieun menggeleng dengan pertanyaan adiknya. Ia kembali menaruh sepotong ayam di piring Jungkook

"Tubuhmu terlihat sedikit kurus sejak pergi dari rumah. Noona hanya ingin melihat kau makan jungkookie"

Hati Jungkook terasa tercubit. Merasa senang dan juga kesal secara bersamaan

"Noona membuatku bingung"

"---Apa ini hanya sebuah kekhawatiran seorang kakak pada adiknya atau kekhawatiran pada hal lain?"

"Kau adikku Jungkook" Jungkook benci mengakui ini. Bahkan saat sang kakak menjawab nya tanpa ada ragu sedikitpun

"Aku mencintaimu Noona" hati jieun bergetar setiap kali Jungkook mengutarakan perasaannya dengan begitu gamblang. Tapi sekali lagi, jieun harus mengendalikan ekspresinya agar hubungan mereka tak lagi hancur

"Aku juga mencintaimu jungkookie, tapi hanya sebatas adikku. Bukan perasaan sepasang kekasih"

"Tapi aku tak seperti itu!!" Jungkook menentang dengan keras. Tangannya mengenggam tangan kakaknya erar

sisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang