Chapter 6

160 14 11
                                    

Istana Presiden, Ibukota Nusantara, Republik Indonesia.

14 September 2035.

0900.

Presiden Rina Tervo, Presiden Indonesia Kesembilan, nampak sedang berbicara dengan seseorang melalui telpon, orang yang dia telpon adalah Jenderal Marinir Amerika yang bermarkas di Jepang, John Smith.

"Jenderal Smith, kami dengan sangat senang hati akan menyambut Marinir Amerika di Indonesia, kalian adalah salah satu sekutu terdekat kami dan telah menolong Indonesia saat Perang Asia Raya, kami senang kalian akan membantu di R'lyeh." Ucap Rina sambil menulis sesuatu di kertas.

"Sama-sama, Nyonya Presiden, MEU ke-31 akan tiba pada tanggal 17-18 September ke Pulau Nila, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu dan mendukung operasi kalian di Rrlllyeh- Ah entahlah, sangat sulit sekali menyebutnya, Terimakasih sekali lagi karena telah menerima tawaran pemerintah kami, Nyonya Presiden." Ucap Jenderal John.

"Tidak Tidak Tidak, kamilah yang seharusnya berterimakasih, Jenderal." Balas Rina sambil tertawa kecil.

"Haha, baiklah, Nyonya Presiden, permisi." Komunikasi dengan Jenderal Smith pun terputus yang membuat Rina menghela nafas panjang.

"Sungguh melelahkan, setidaknya PBB atau Negara lain tidak akan ikut campur dengan R'lyeh, untuk sekarang." Ucap Rina entah pada siapa.

Lalu Rina melihat tulisan yang ia tulis di kertas tadi, itu adalah rencana kasar dimana MEU Ke-31 Amerika Serikat akan bermarkas, antara di Pos 0-8 atau Pos 0-5, kemungkinan besar di Pos 0-8 karena itu adalah satu-satunya Instansi Militer yang cukup besar selain FOB Garuda dan lagi, Jenderal Smith dan Presiden Amerika yang secara pribadi meminta untuk pasukan mereka ditempatkan di garis depan, mereka ingin tahu lebih banyak juga mengenai dunia baru ini.

Tiba-tiba pintu kantornya di ketuk dan muncul seorang Jenderal Angkatan Darat, dia adalah Jenderal Bima Sakti, pemimpin Divisi Infanteri Mekanis Kelima yang sekarang mayoritas personelnya sedang di antar menuju Dunia R'lyeh. Sang Jenderal yang berumur 57 tahun langsung memberi hormat ke Rina yang dibalas juga sama beliau.

"Nyonya Presiden, anda memanggil saya secara pribadi?" Tanya Bima.

"Benar, Jenderal, ada yang ingin aku bicarakan, mengenai Komando di sebrang portal." Ucap Rina sambil mengisyaratkan Bima untuk duduk.

Jenderal Bima pun duduk di kursi yang berhadapan dengan Rina. Rina melanjutkan. "Yang ingin aku bicarakan adalah, kamu tahu kalau ini akan menjadi Operasi Militer besar, Kolonel Daffa dan Kolonel Chandra tidak mungkin memimpin pasukan sebanyak yang akan kita kirim dalam beberapa bulan kedepan, aku sudah membahas ini di rapat tertutup beberapa hari yang lalu bersama beberapa pimpinan tertinggi lainnya, kami setuju untuk membuat anda menjadi Komandan keseluruhan pasukan di R'lyeh."

Jenderal Bima sedikit melebarkan matanya, dia kebingungan kenapa bisa terpilih. "Lho kenapa harus saya, Buk?"

"Aku telah melihat rekam jejak karir mu di TNI AD selama beberapa tahun silam, kamu memimpin dengan baik pasukan mu di Myanmar dan Papua, pencapaian yang kamu dapatkan mungkin tidak seperti Jenderal-jenderal hebat kita yang lain, tapi aku tahu anda pilihan terbaik kita, Jenderal Bima. Lagipula, semua Jenderal yang aku maksud tadi harus bersiaga di Indonesia untuk Jaga-jaga." Jawab Rina sambil membaca file milik Jenderal Bima di komputernya.

"... Maksud anda, saya kurang populer dan ditugaskan di Dunia baru untuk berharap para Jenderal tersebut tidak mendapat kepopuleran yang lebih tinggi lagi?" Tanya Jenderal Bima dengan pelan.

"Benar sekali, memastikan opini publik tentang mereka bukan semacam inkarnasi pahlawan zaman dahulu saja sudah sangat sulit, tapi aku paham kenapa mereka bisa dianggap begitu. Saat Perang beberapa saat yang lalu, Negara kita benar-benar seperti akan kalah, namun Jenderal-jenderal ini dengan hebatnya memutarbalikkan keadaan dan membuat pasukan Tiongkok mundur dari Kalimantan... Tapi kamu seharusnya tahu kata-kata ini, Jenderal Bima, power tends to corrupt, and absolute power corrupt absolutely, saya secara personal mengenal beberapa Jenderal itu walaupun begitu, tidak ada jaminan kalau mereka tidak memiliki ambisi pribadi, makanya aku secara spesifik meminta kamu memimpin Operasi Militer kita di R'lyeh." Ucap Rina dengan panjang lebar.

Antar DimensiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang