Chapter 7

185 14 34
                                    

Lorong bawah tanah, Benteng, Hutan Titan, Dunia R'lyeh.

15 September 2035.

1920.

DOR DOR DOR.

Suara babi mati pun terdengar menggema di lorong tersebut, Sersan Mayor Joshua menghela nafas panjang, dia memeriksa amunisi yang ada di pistolnya dan hanya tersisa 3 tembakan lagi. Dia menggunakan pistol untuk menghemat amunisi SS3 nya.

Dia baru saja membunuh seekor Monster babi yang terinfeksi parasit Dreamweaver, untung saja Joshua sudah menginstruksikan kepada prajurit lainnya untuk menggunakan masker gas. Prada Kevin, salah satu anak buah Joshua berkomentar. "Ini seperti di film zombie kan, Sersan."

"Ya, benar sekali. Tapi zombie yang kita lawan benar-benar luar biasa keterlaluan kekuatannya, aku penasaran bagaimana ceritanya Dreamweaver bisa tercipta atau lahir." Balas Joshua.

"Pasti benar-benar evolusi atau kondisi yang gila banget hingga Dreamweaver harus terlahir, mungkin kita bisa bertanya kepada para Elf setelah semua ini selesai." Ucap Prada Adam.

"Kau percaya teori Evolusi?" Tanya Kevin dengan jijik.

"Tentu saja, setiap hal itu ada penjelasannya bung." Ucap Adam dengan kelewat santai.

"Kalian berdua, ini bukan saatnya berdebat. Adam, segera cari Nanda dan kita akan mundur kembali ke pos pertahanan. Bertahan lebih lama ditempat ini membuat bulu kuduk ku naik." Ucap Joshua melerai mereka berdua.

"Siap, pak!" Adam pun pergi mencari Nanda yang entah kemana.

Kevin pun berjalan mendekati mayat Monster babi yang tadi Joshua bunuh, Joshua berkata dengan nada keras. "Kevin, jangan mendekat bung."

"Sersan, santai, oke? Mahluk ini sudah mati, mereka boleh tahan peluru sebanyak yang mereka mau, tapi peluru tidak berbicara melainkan beraksi, lihatlah semua lubang ini!" Ucap Kevin sambil menunjuk semua lubang di tubuh si monster akibat serangan Joshua.

"Tetap saja, Kevin, kembali kemari sebelum kau terluka." Perintah Joshua dengan tegas.

"Uhh baiklah." Kevin mengambil sebuah belati dari bangkai Monster babi itu sebelum akhirnya kembali ke tempat semula.

Mereka berdua lalu pergi meninggalkan lorong tersebut untuk bertemu dengan anggota lainnya, saat mereka akan sampai di pos pertahanan, mereka berpapasan dengan sepasang Pejuang Elfdom dengan pedang yang menjadi ciri khas Elf di dunia ini nampaknya. Saat Joshua dan Kevin tiba di pos pertahanan, mereka tidak dapat menemukan Nanda dan Adam disini.

"Dimana dua badut itu?" Gumam Joshua kebingungan.

Joshua lalu mengontak Adam. "Adam, dimana kalian? Jawab sekarang."

"Pak, Nanda hilang entah kemana!"

"Oh yang benar saja." Ucap Joshua sambil mengerang.

"Pak?" Tanya Kevin dengan khawatir.

"Nanda hilang, lapor ke Letnan segera, setelah itu kita akan membantu Adam mencari Nanda." Ucap Joshua dengan tegas.

"Siap, pak!" Kevin pun segera mengontak Jaka yang sedang ada di atas, mengomandoi usaha pertahanan benteng.

Raut wajah cemas dari Joshua nampaknya disadari para Elf yang ada di sana, salah satu dari mereka langsung bertanya. "Ada apa manusia? Kau nampak cemas."

"Salah satu anak buah ku menghilang di lorong, kami akan mencoba mencarinya." Jawab Joshua dengan singkat.

"Hilang? Baiklah, kami akan membantu, lebih banyak lebih baik." Ucap si Elf sambil menganggukkan kepalanya ke anak buahnya yang lain.

Antar DimensiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang