I tried to escape from marriage

26 Aleneo, he's a dangerous man

Sosok itu berdiri dengan tenang di bawah halaman manor Duke Trevor, mengabaikan hembusan angin sepoi-sepoi yang menerpa rambut gelapnya, menggoyangkan helai demi helai anak rambut di dekat keningnya. Kini rambut yang semula tertata rapi berubah sedikit berantakan namun hal itu malah membuat penampilannya semakin mempesona dengan sedikit kesan misterius.

Aleneo menatap lekat kedua wajah orang dari sudut halaman. Ketika dia datang ketempat ini, secara tiba-tiba semua kenangan dan  ingatan masa lalunya kembali. Tentunya hal pertama yang Aleneo lakukan adalah pergi ke manor Duke Trevor melihat sosok wanita yang dia cintai.

Dalam waktu yang cukup lama itu Aleneo masih memperhatikan keakraban kedua orang itu, pandangan matanya lalu jatuh pada sosok pria bersurai cokelat. Dia menundukkan kepalanya dan tersenyum kecil melihat sesuatu yang tidak mungkin dia lakukan di masa lalu ternyata bisa dia lakukan dengan mudah tanpa tahu malu.

“Ternyata aku selalu melakukan kebohongan untuk bisa dekat denganmu, entah dulu maupun sekarang hubungan kita selalu di awali dengan sebuah kebohongan,” ketika mengatakan hal itu Aleneo mengigat kenangannya ketika bersama Amy di desa Lonec, diam-diam dia membandingkan dirinya yang berpura-pura menjadi anak kecil agar bisa dekat dengan Amy dan dia yang dulu berpura-pura menjadi seorang ksatria Duke Trevor.

Tidak ada yang berbeda, Keduanya sama-sama bertujuan untuk bisa dekat dengan Amy, meskipun dulu dia melakukan itu untuk membalas dendam atas penghinaan yang dia dapatkan di penginapan namun anehnya selama waktu berjalan. Perasaan dendam, benci dan terhina itu tergantikan dengan perasaan yang lebih kuat.

Perasaan yang membuatnya gila dan menginginkan lebih dari sekedar teman untuk bicara, setelah menyadari perasaannya dia tidak lagi terobsesi untuk membalas dendam. Dia membantu mengangkat racun naga dari tubuh Amy,  memberikannya banyak bunga di sore hari dan menceritakan banyak hal yang menyenangkan di luar sana pada Amy. 

Selama hari-hari yang menyenangkan itu Aleneo berharap bisa segera mengikat Amy sepenuhnya, menjadikannya Amy satu-satunya wanita di sisinya. Aleneo berjanji pada dirinya sendiri akan membahagiakan Amy selama sisa hidupnya. Namun apa yang dia impikan lenyap dalam sekejap, dan semua hal itu terjadi dihari pernikahan yang dia sudah tunggu-tunggu.

Kekasihnya, dambaan hatinya. Mati di tempat dimana dia bermimpi untuk membahagiakannya.

“Amy... jika kau tahu perbuatanku, apa kau akan berbalik membenciku?”

Aleneo berbalik pergi dari tempat itu, namun di langkah keduanya dia menghentikan langkahnya dan kembali berbalik kebelakang.

“Aku adalah alasan mu mati dan hidup menderita dalam aliran waktu, namun... Amy aku sudah sampai sejauh ini untuk mendapatkan mu, jadi...  di kehidupan kali ini pun aku tidak akan pernah melepaskan mu.” dia kembali berkata dengan nada rendah, “ Kau tahu Amy bahkan kematian pun tidak bisa merenggut mu dariku.”

***

“Kami datang atas perintah ibu suri untuk menjemput Lady, saya mohon Lady untuk bekerja sama dan ikut dengan kami tanpa perlawanan.”

Amy di depan pintu rumahnya menatap dingin beberapa kstaria istana kekaisaran Stanley. Amy sudah tahu dikemudian hari akan ada kemungkinan ibu suri mengetahui bahwa dia telah melarikan diri, namun bagaimana bisa waktu ibu suri menjemputnya bertepatan pada saat Aleneo, Flo dan Hazel tidak ada di wilayah timur. Apa beberapa waktu  ini ibu suri diam-diam mengawasinya.

“Lady, saya juga membawa surat dari ibu suri untuk anda,” kata kepala kstaria seraya memberikan gulungan surat kepada Amy.

Amy mengambil surat tersebut dan membacanya, Amy tersenyum sinis setelah membaca isi surat yang tak lebih dari sebuah ancaman. Isi surat ini sama persis seperti dulu. Sekarang, semua usahanya untuk melarikan diri berakhir sia-sia. Mungkin ini sudah takdirnya untuk mati di usia 19 tahun lagi.