03. Cafe

182 15 0
                                    

Vote, komen, dan follow akun author, kalau tidak nanti pant*tnya kelap-kelip 🤗

•••

“Karena ... kalian adalah penyusup!”

“W-what?!”

“Dey! Kita bukan penyusup anjir, kita mah sekelompok human yang terdampar dari luar angkasa. Noh, lo liat badan kita semua! Sakit bet.” Entah keberanian darimana bocah kang makan itu ngomong hal begituan. Teman-temannya menatap datar dirinya begitu juga orang-orang yang datang tak diundang pulang diantar–eh kok.

Sekali lagi Gopal melontarkan kembali ocehan gaje bin non faedah. “Lo semua kagak usah nangkap kita ye geblek, kita nggak salah! Huu ... enak aja bilangin kita penyusup. Btw kalau lo mau nangkap kita, tangkap aja si landak ungu gue sih nggak apa-apa ikhlas banget malahan.” Ya ampun. Gopal merasakan hawa tak enak langsung bersembunyi di balik tubuh guru matematika kesayangannya/plak.

*Bentar

Gopal : “Najis. Cikgu Papa bukan cikgu kesayangan gue.”

Papa Zola : *Nangis dipojokan

*

Boboiboy maju mengatakan hal sebenarnya. Tetapi orang-orang berseragam seperti seorang intel atau sejenisnya (?) ini tidak mempercayai omongan Boboiboy. Mereka sebenarnya tau siapa Boboiboy dan teman-temannya, akan tetapi mereka berpikir kalau mereka adalah penyusup yang masuk Indonesia tanpa izin atau apapun.

Berkat penjelasan Boboiboy yang panjang sama dengan lebar orang-orang asing itu mulai percaya. Bahkan laki-laki tua tadi mengatakan hal yang mengejutkan.

“Baiklah saya mengerti, maaf karena kami menuduh kalian penyusup. Dikarenakan pesawat angkasa kalian rusak parah, kami akan memperbaiki kembali pesawat kalian dan ... kalian semua akan tinggal di markas kami.”

Boboiboy merasa tidak enakan pun membalas ucapan laki-laki tua bernama Rian. “T-tapi ... apakah bapak tidak keberatan? A-ah maksud saya i-itu–” ucapan Boboiboy terpotong oleh Pak Rian.

“Tidak sama sekali, Boboiboy.”

“Semuanya! Ayo masuk ke mobil,” seru laki-laki yang bernama Eza.

Sebelum masuk Papa Zola bertanya kepada Pak Rian pasal pesawat angkasa kesayangannya. “Wahai Tuan, pesawat kebenaran gimana WOI!”

Pak Rian menjawab, “Tenang Pak, pesawat anda akan di angkut jadi Bapak santai saja.”

Papa Zola memeluk pesawat kesayangannya dengan dramatis sampai membuat murid-murid kesayangannya menahan mual. “Huhuhu ..., wahai pesawat kebenaran kau pasti akan baik-baik saja huhuhu. Ingat loh ya, kau belum lunas wahai pesawatku.” Sudahlah. Gopal dan Fang menarik Cikgu mereka menuju mobil hitam yang terparkir rapi. Sungguh dua bocah ini sangat durhaka terhadap guru. 😐

Sekitar ada 5 buah mobil hitam di sana. Boboiboy, Ochobot, dan Yaya naik di mobil milik Pak Rian. Sedangkan Fang, Ying, Gopal dan Papa Zola naik di mobil yang lain. Kelima mobil itu melaju melintasi jalanan.

Gopal yang kebetulan di samping pintu terpukau dengan jalanan negara yang terkenal ramah dan julid di media sosial atau medsos, dimana netizen Indonesia dan netizen Malaysia sering adu bacot perkara kebudayaan. Tetapi jika salah satu negara itu di julidin negara lain maka bersiap-siaplah mereka akan bersatu. Oleh karena itu, Indonesia dan Malaysia ibarat  Kakak beradik yang selalu ejek-mengejek dan akan melindungi jika negara lain mengatai salah satu dari dua negara tetangga ini, entah itu Indonesia ataupun Malaysia.

Laki-laki india itu sampai menahan lapar ketika melihat banyak penjual makanan di pinggir jalan.

“Itu apaan cuy, keliatannya enak banget sih!”

Stranded In Indonesia : BoBoiBoy FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang