13| Menjenguk

28 3 3
                                    

©copyright by ar_zedka

12.02 AM.
Monday, 26th Feb 2024














•Mysterious Leader•

Pukul 21.30.

Kelima remaja itu berlari di koridor rumah sakit. Meredamkan suara karena posisi rumah sakit lumayan sepi. Saling menyalip untuk sampai ke arah yang dituju. Tujuan mereka sama, yaitu mencari keberadaan Keivan yang titik merahnya berada di rumah sakit ini.

Seorang lelaki yang berbaring di kursi panjang depan sebuah ruangan, tertangkap oleh indra penglihatan mereka. Hal itu adalah tanda bahwa mereka akan sampai ke tujuan.

"Jev?" panggil Pras ketika mereka berada beberapa langkah dari lelaki itu.

Jevan, lelaki yang berbaring di depan ruangan itu mendudukkan diri. Menatap heran ke arah teman-teman sang kakak. "Kok kalian bisa ke sini?"

"Keivan kenapa?" Irgi maju. Dia menatap Keivan yang tidur di atas kasur dari kaca bundar yang berada di pintu.

"Orang tua lo sama Sheva mana?" tanya Joseph.

Jevan berdehem sejenak. Dia menggaruk tengkuknya karena tertangkap basah berada di sini. "Tadi bokap sama nyokap gue ambil barang-barang Bang Keivan, terus gue suruh pulang istirahat biar gue yang jaga Bang Keivan. Kak Sheva ada PR, jadi dia ikut pulang. Paling dia besok sekolah. Terus Bang Keivan ..."

Jevan menepuk tempat duduk di sampingnya yang kosong. "Kalian bisa duduk."

"Kenapa lo sembunyiin ini, Jev?" tanya Kellan sembari mendudukkan diri.

"Ehm, gue ..."

"Gue harap, lo bisa cerita apa yang sebenarnya terjadi tentang Keivan." Irgi meminta dengan penuh harap. Dia tidak tahu lagi harus bagaimana jika berhadapan dengan Keivan. Irgi tak mengerti ini semua.

Jevan menunduk dalam. Beberapa saat setelahnya, lelaki itu mulai berkata, "Sebenarnya, orang tua gue terutama nyokap gue takut kalau Bang Keivan berteman sama kalian lagi. Ditambah, tentang Bang Arvin meninggal. Mama takut, Bang Keivan disalahkan sama keluarganya Bang Arvin lagi."

"Gak cuma Bang Keivan 'kan? Kalian juga sama, tapi posisinya di sini Abang gue itu Pemimpinnya dan nyokap gue takut hal itu."

"Belasan tahun kalian bareng. Orang tua kita kenal, keluarga kita dekat, dan sekarang terpecah belah karena hal ini. Nyokap gue takut terjadi sesuatu sama abang gue lagi."

"Sekarang ... Abang gue sering frustasi dan sering melukai diri sendiri. Sifatnya berubah, dia gampang tempramen, dan dia juga udah jarang senyum seperti dulu. Secepat itu perubahan dia semenjak Bang Arvin meninggal."

"Dan sekarang dia dirawat karena selfharm?" Pras terkejut mendengarnya. Ia tak menyangka. Menjadikan Keivan sebagai pemimpin bukan perkara mudah. Apalagi setelah mengalami masa buruk ketika lelaki itu baru menjabat. Bagi Keivan, rasanya pasti begitu menyesakkan.

Jevan melanjutkan, "Kamar Abang gue sekarang polos. Gak ada gambar kalian, gak ada aksesoris yang dia suka, dan gak ada barang-barang lainnya. Gak cuma kamarnya. Setiap sudut rumah gue juga sama dan semuanya dikosongkan biar abang gue gak melukai diri lagi."

"Tapi hari ini, dia siram badannya pakai air shower panas. Badannya merah-merah dan Alhamdulillah gak parah. Jadi bisa langsung dibawa ke rumah sakit. Sekarang dia udah lumayan semenjak diketemukan sama teman papa yang kerjanya psikolog."

"Kenapa lo sembunyiin dari kita?" tanya Joseph.

"Bang Keivan bilang jangan sampai orang lain tahu. Orang tua gue juga bilang kalau hal ini harus dirahasiakan. Katanya, anggap aja ini hukuman karena udah menghilangkan nyawa Bang Arvin. Selain abang gue, orang tua gue juga sama traumanya karena lihat Bang Keivan trauma."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEIV | MYSTERIOUS LEADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang