𝙎𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙞𝙩
❗️FOLLOW & VOTE DULU SEBELUM BACA❗️
Seorang wanita yang tidak ingin hidupnya terikat dalam hubungan pernikahan, akan tetapi menginginkan anak tumbuh dan lahir dari dalam rahimnya. Lalu bagaimanakah hal itu bisa terjadi?
Suatu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JANGAN LUPA DI VOTE & KOMEN YA SAYANG
ꕤꕤ
“Jeon," panggil Jesslyn begitu lembut dengan tangannya melingkar pada lengan tangan pria itu.
Jeon memalingkan wajahnya melihat ke arah Jesslyn dengan raut wajah lembutnya. "Ada apa, sweety?" tanya Jeon, tangannya membelai lembut pipi sang wanita.
"Kau sungguh sudah memesan gaun pernikahan untukku. Aku merasa tidak yakin jika gaun itu akan muat di tubuhku. Kau saja tidak tahu ukuran tubuhku saat ini.” Jesslyn tidak yakin jika Jeon sudah memesan gaun untuknya jauh-jauh.
Jeon terkekeh pelan, lalu menggenggam tangan Jesslyn. "Sweety, aku tidak perlu mengetahui ukuran tubuhmu saat ini,” kata Jeon penuh percaya diri. “Aku mengenalmu dan aku tahu apa saja yang cocok untukmu. Percayalah, gaun yang kupilih akan sangat cocok untukmu.”
Jesslyn terdiam, masih membayangkan dirinya dengan balutan gaun pernikahan tanpa tahu ukuran tubuhnya saat ini yang mulai membesar.
"Sweety, semuanya sudah aku atur. Kau tinggal mencobanya dan menyiapkan diri itu saja sudah cukup. Jangan tanya apa-apa lagi." Jeon semakin menggenggam erat tangan Jesslyn.
"Kau adalah pria idaman, Tuan Jeon. Kenapa dulu aku tidak bisa menemukan yang seperti dirimu," goda Jesslyn agar membuat Jeon berbunga-bunga.
Diam-diam Jeon mencuri pandang. Saat wanita itu tengah mengoda dirinya. Tak selang lama saat Jesslyn ingin mengucapkan sepatah kata dengan cepat Jeon mendaratkan sebuah ciuman di bibir Jesslyn menyumpalnya agar tidak mengodanya kembali.
"Jeon, kita ada di tempat umum.” Jesslyn mendorong tubuh Jeon cepat karena malu.
"Memangnya kenapa? Ini ruangan tertutup, hanya ada kau dan aku." Jeon memberikan sedikit kode dengan menaik turunkan alisnya menggoda.
Melihat itu spontan Jesslyn memukul lengan tangan Jeon. Bagaimana bisa pria itu memikirkan hal lain di tempat seperti ini. "Diam atau kau keluar saja dari sini Jeon," ketus Jesslyn tak suka dengan sikap Jeon.
"Sweety, jangan seperti ini. Kita akan segera menikah, bukankah itu hal yang wajar," ucap Jeon dengan tubuhnya condong ke arah Jesslyn hendak mencium wanita itu kembali.
Namun, tiba-tiba pegawai butik masuk membawa gaun yang sudah Jeon pesan. Bukan hanya satu tapi ada dua orang. "Maafkan saya," ucap pegawai yang tak sengaja melihat Jeon hendak mencium Jesslyn.
Tubuh Jeon mundur seketika, dia mengurungkan niatnya untuk mencium Jesslyn. Justru sekarang dia merasa malu bahkan sedikit canggung karena tertangkap basah oleh pegawai butik itu.