𝙎𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙞𝙩
❗️FOLLOW & VOTE DULU SEBELUM BACA❗️
Seorang wanita yang tidak ingin hidupnya terikat dalam hubungan pernikahan, akan tetapi menginginkan anak tumbuh dan lahir dari dalam rahimnya. Lalu bagaimanakah hal itu bisa terjadi?
Suatu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🎶 KU LO SA - Oxlade, Camila Cabello
JANGAN LUPA DI VOTE & KOMEN YA SAYANG
❗️Target 300 vote + 150 komen saya baru up nextnya❗️ Bab yang sebelumnya mohon di penuhi ya Jika masih ingin lanjut 🙏
ꕤꕤ
Hari ini adalah hari pemeriksaan terakhir Jesslyn menjelang persalinan yang sudah semakin dekat. Terlihat, Jesslyn mulai cemas sebab kehamilannya akan menginjak tiga puluh sembilan minggu pada esok hari. Sebenarnya itu tidak masalah sebab kata dokter itu hal yang lumrah. Setiap kehamilan seseorang memiliki usia yang berbeda-beda termasuk Jesslyn.
Dokter sudah memprediksi sejak awal jika Jesslyn akan melahirkan pada pertengahan bulan dan itu enam hari lagi Jesslyn akan melahirkan.
"Semuanya bagus, bayinya sehat. Kalau bisa Anda harus sering melakukan olahraga ringan seperti jalan-jalan santai itu saja," ucap dokter menunjukkan senyum.
"Jika tidak kunjung kontraksi, apa bisa Anda menjadwalkan untuk istri saya melakukan operasi sesar saja?" celetuk Jeon dengan raut wajah tegangnya.
"Tuan, Anda tidak perlu khawatir. Kehamilan istri Anda baik-baik saja tidak ada kekurangan apa pun. Jadi untuk apa melakukan operasi sesar?"
Jesslyn menggenggam erat tangan Jeon menenangkan sang suami. "Aku tidak mau operasi sesar."
"Saya tahu betul kekhawatiran Anda Tuan. Jika nanti istri Anda tidak kunjung kontraksi. Kita bisa menjadwalkan operasi sesar untuk istri Anda," ucap dokter memberi solusi di tengah-tengah perasaan khawatir Jeon dan Jesslyn.
"Iya dok."
Jeon pasrah saja, asalkan Jesslyn dalam kondisi baik.
Setelah menyelesaikan administrasi dan lainnya, Jeon dan Jesslyn kembali pulang. Keduanya begitu senyap sepi di dalam mobil. Namun beberapa saat kemudian Jeon bersuara.
"Maafkan aku," lirih Jeon, sembari menggenggam tangan Jesslyn
"Tidak apa-apa, Jeon. Aku tahu kau mengkhawatirkanku," jawab Jesslyn sedikit menarik senyum agar pria itu tidak terlihat tegang.
"Berat badan Bunny sedikit besar. Aku takut kau kenapa-napa nantinya saat melahirkan."
Jesslyn mengarahkan tangan Jeon ke perut besarnya guna meyakinkan jika semuanya akan baik-baik saja. "Jeon, percayalah kepadaku. Aku bisa melakukannya. Jadi untuk itu, bantu aku kunjungi dia sesering mungkin!" goda Jesslyn.