𝙎𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙞𝙩
❗️FOLLOW & VOTE DULU SEBELUM BACA❗️
Seorang wanita yang tidak ingin hidupnya terikat dalam hubungan pernikahan, akan tetapi menginginkan anak tumbuh dan lahir dari dalam rahimnya. Lalu bagaimanakah hal itu bisa terjadi?
Suatu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JANGAN LUPA DI VOTE & KOMEN YA SAYANG
❗️Target 300 vote + 150 komen saya baru up nextnya❗️ Bab yang sebelumnya mohon di penuhi ya Jika masih ingin lanjut 🙏
ꕤꕤ
Olahraga pagi seperti biasanya, itulah rutinitas yang Jesslyn lakukan karena dirinya begitu bosan berada di rumah saja seorang diri. Tentu saja, Jeon sudah pergi bekerja. Pria itu sangat sibuk karena memiliki proyek baru dengan kolega barunya.
Sejak Jeon berada di London, pria itu semakin berambisi untuk memasuki pasar luar. Bahkan peluangnya semakin jelas di depan mata, tinggal Jeon yang memanfaatkan situasi itu sebaik mungkin untuk mendapatkan koneksi. Produk elektronik perusahaan Jeon sudah masuk sejak lama di London tapi tidak begitu cepat kenaikannya.
Dunia bisnis tidaklah semudah di pikirkan. Strategi harus jelas sampai titik tujuan akhirnya mulai terbuka lebar.
Jesslyn tidak mau ambil pusing dengan ambisi sang suami. Sekarang yang dia pikirkan hanyalah kehamilannya saja. Menunggu kelahirannya membuat Jesslyn berdebar sekaligus takut secara bersamaan.
Memang beberapa hari lalu Jesslyn sempat mengeluh sakit, akan tetapi saat Jeon membawanya ke rumah sakit ternyata itu semua hanyalah kontraksi palsu. Jeon dan Jesslyn hanya bisa tersenyum seperti orang bodoh karena di permainkan oleh rasa mulas itu.
Apalagi jika mengingat Jeon saat itu yang baru saja bangun dengan rambut tidak tertata, mengenakan baju tidur tembus pandang kesukaannya dan juga rasanya Jesslyn ingin tertawa begitu lebar melihat suaminya hanya mengenakan satu sandal saja sambil mengendong dirinya. Sayang sekali Jesslyn saat itu tidak membawa ponsel untuk mengabadikan momen langka seorang Jeon Arion Deerwod yang dikenal sebagai konglomerat bisnis nomor satu di Korea Selatan.
Jesslyn tersenyum mengingat momen dua hari yang lalu itu sambil berjalan santai mengitari jalan Komplek perumahan elite. Komplek perumahan elite yang Jesslyn dan Jeon tempati memang sangat cocok untuk berjalan kaki. Suasana sunyi, asri dan yang tinggal di komplek ini dari kalangan artis, pebisnis oleh sebab itu sepi karena mereka jarang sekali pulang.
Tanpa Jesslyn sadari ternyata sejak tadi terdapat sebuah mobil berwarna biru gelap di dalamnya terdapat seseorang pria tengah memantau gerak-gerik Jesslyn. Pria itu tidak melakukan apa-apa hanya melihat saja dari kejauhan sembari menyesap putung rokok yang di apit oleh tangannya.
Sudah hampir tiga puluh menit Jesslyn berjalan-jalan, berhenti lalu kembali berjalan sembari menikmati suasana segar pagi hari. Kini saatnya dia pulang sebab rasa lelah mulai menyerang dan juga perutnya terasa tidak nyaman sekali. Beberapa menit terasa sakit lalu reda, lalu kembali lagi hingga membuat Jesslyn tidak nyaman dan memilih menyudahi olahraganya.
“Cantik juga istri pria itu,” gumam santai pria itu, lalu melajukan mobilnya pergi meninggalkan komplek perumahan itu.
Jesslyn menghela nafas pelan, tubuhnya dipenuhi oleh keringat. Mandi sepertinya akan membuat tubuhnya segar kembali.