Selamat membaca!
Seorang gadis berseragam putih abu-abu lengkap dengan jas almamaternya terburu-buru keluar kelas. Ia menengok ke kanan ke kiri mencari sesuatu setelah berdiri di ambang pintu. Satu decakkan kesal pun keluar dari bibir kecilnya.
"Biru cepet banget sih ilangnya!" gerutunya tertahan.
"Lo cari siapa, Jem?" tanya seorang gadis lain yang masih berada di dalam kelas. Ia bingung sebab temannya itu terus saja celingak-celinguk sembari menggaruk kepalanya kasar.
"Gue cari Biru! Tadi perasaan baru aja dia keluar, eh malah langsung ilang!" kesal gadis di ambang pintu itu.
Ia mendengus kasar seraya kembali berjalan memasuki kelas. Hari ini bell pulang sekolah SMAN 1 Garuda sudah 10 menit lalu berbunyi. Namun, tersisa dua gadis yang masih duduk apik di kelas XI IPS 2 itu terlihat hanya diam saja.
"Jem, lo lupa hari ini Albi sibuk?" tanya gadis yang senantiasa menatap layar ponsel itu pada Jema.
Jema seketika mengubah posisi duduknya menjadi tegap. Ia menatap temannya itu Putri Maharani lekat. Menantikan sambungan perkataan dari mulutnya tentang Albiru.
"Sibuk ngapain? Bukannya kalo ada kumpulan OSIS pasti ajak gue?" tanya Jema kebingungan.
Putri yang kerap dipanggil Puput itu memutar bola mata malas. Pandangannya semula menatap layar ponsel kini beralih pada temannya itu, Jema.
"Yaialah ongeb! Lo, kan, sekertarisnya!" kesal Puput.
"Terus Biru kemana dong? Gue mau pulang sekalian nebeng dia. Lumayan gratis sama bisa naik moge item kayak punya Biru," ujar Jema seraya menaik turunkan alisnya.
"Emang, ya, lo! Duta gratisan!" Sebelah tangan Puput naik mendorong lengan Jema pelan. Ia sudah habis akal dengan jalur pikiran Jema. Selalu saja maunya gratisan!
"Gapapalah. Yang penting halal," sewot Jema tak hirau.
Puput hanya menggelengkan kepalanya sebagai tanggapan.
Gadis itupun segera mengutak-atik layar ponselnya, lalu diperlihatkan pada Jema. Di salah satu kontak anak-anak SMAN 1 Garuda ini, mereka ada yang meng-upload video Albi tengah berlatih basket di lapangan khusus. Terlihat dalam video juga ada banyak orang yang menonton dan terdengar kacau.
"Emang ada jadwal latihan basket, ya? Gue kira gak ada," ucap Jema setelah menonton anteng video di layar ponsel temannya itu.
Puput mengidikkan bahu. "Mana gue tahu."
"Yaudahlah, pulang sendiri aja." Jema segera beranjak dari tempat duduknya. Ia berjalan kembali menuju pintu kelas meninggalkan Puput seorang diri. Gadis itu sudah lelah dan ingin segera pulang lalu rebahan di kasur.
"JEM! SERIUS LO MAU PULANG?! GAMAU TENGOK PACAR LO ITU?!" teriak Puput menggema.
Jema hanya mendengus kasar mendengar suara Puput dari luar kelas. Ia benar-benar bosan mendengar Puput mengatainya jika Albi adalah pacarnya. Sudah dibilang berapa kali kalau Albi itu adalah temannya. Hanya teman tidak lebih.
"Suka hati kaulah!" kesal Jema.
Ia segera melangkah pergi melewati koridor agar bisa sampai ke dekat tangga. Setelahnya kedua kakinya pun berjalan cepat menuruni tangga itu hingga turun ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is Love Unrequited?
Teen Fiction"Ironisnya walaupun kita dekat, tetapi belum tentu kita berakhir terikat." ~ Kyana Jema Cover by: Pinterest