Mari kita sambut pagi hari nan indah dan sejuk ini dengan senyuman se cerah matahari. Wangi harum khas pagi sangat menyengkat tercium aromanya. Halah kebanyakan puitis. Ini gue udah hampir telat masuk sekolah kampret!
Saking nyenyaknya dapet tempat tinggal gratis, gue jadi kebablasan bangun pagi. Benar-benar alam bawah sadar udah melekat sebagai anak sekolah lagi. Padahal kalau pun gue bangun jam sembilan pagi dan gak sekolah gak ada yang ngelarang juga.
Tapi bukan itu aja masalahnya. Kalau kalian tanya masalahnya apa lagi, apakah macet? Bukan dong, gue aja belum jalan. Atau seragam batik gue hilang? Enggak juga. Kalian tahu apa? Iya benar sekali! Gue lupa arah menuju ke sekolah itu.
"Neng udah siap mau sekolah? Kok masih bengong aja, nanti telat loh neng," ibu kost menghampiri gue dengan baju khas emak-emak baik hatinya. Dandanannya sederhana walaupun gue yakin uangnya gak se sederhana bajunya alias melimpah.
"Itu bu anu ... apa ... saya lupa arah ke sekolahnya bu, hehe. Kemarin malam kan saya asal jalan aja tiba-tiba ada di sini bu,"
Ibu itu tersenyum. Dia perlahan mendekati gue sambil sentuh baju batik gue yang baru dan gratis ini. Matanya mendelik, merhatiin seluruh goresan motif di baju batik ini.
"Neng teh sekolah di SMA 4 Bandung?" kata ibu itu menggantungkan kalimatnya.
Gue ikut serta melihat ke arah baju batik ini. Yang gue lihat cuman batik polos tanpa nama sekolahnya. "Ibu tau dari mana?" decak gue balik.
"Ini sekolah anak ibu neng,"
Gue melotot kaget. "Serius? Ini sekolah anak ibu yang hilang itu? Dia kelas berapa bu?"
Ibu itu kelihatan lagi mengingat-ngingat sesuatu. Plis, bukan gue aja kan yang lagi memikirkan hal yang sama? Kalian juga kan? Ngaku deh!
"11 IPS 2, neng," finalnya. Gue udah gak bisa berkata-kata lagi, ini udah fix. Gue masuk ke tubuh anaknya ibu ini.
***
Selama kurang lebih tiga jam gue terus-terus memikirkan hal yang sama. Kok bisa? Kok bisa gue jatuh dari pesawat dan bangun-bangun ada di tubuh anak ibu kost yang lagi hilang? Terus sekarang dia di mana? Apa jangan-jangan kita tukeran? Gue balik ke masa lalu dia, sedangkan dia ada di masa depan jadi gue? Benar-benar di luar nayla gak habis pikri.
"Naha Shan kamu teh bengong wae?" (kenapa Shan kamu tuh bengong terus?).
Gue tersentak karena kedatangan Caramel di samping gue. Gue memperhatikan apa yang lagi dia bawa dari atas sampai bawah.
"Mau kemana?" jawab gue heran.
"Ya olahraga atuh, sok geura (buruan) lihat!" Caramel menunjuk ke arah jam dinding di atas papan tulis. "Udah jam setengah sembilan, waktunya jam pelajaran olahraga,"
Mampus gue! Mana gue tahu kalau sekarang ada pelajaran olahraga. Lagian gue nya juga yang bloon gak minta jadwal pelajaran ke Caramel.
"Hadeh ada-ada aja," pikir gue yang semakin mumet.
"Kalau gak bawa baju olahraga ada hukumannya gak?" final gue akhirnya.
***
Gue berdiri dengan posisi nunduk. Ini yang lain udah pada baris, pemanasan, udah keringetan, tapi gurunya masih aja belum datang. Semoga aja sih gak datang, biar gue aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Destiny
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM BACA!] Shana, 23 tahun. Baginya hidup adalah perjuangan. Walaupun nyatanya, sekeras apapun kamu berjuang tidak menjamin dengan apa yang akan kamu dapatkan kedepannya. Shana berjuang hidup sebatang kara di tengah-tengah kerasnya Jakar...
