1

512 27 2
                                    

Sarapan pagi itu terasa istimewa, diselenggarakan di sebuah ruangan yang dirancang secara privat, jauh dari keramaian. Cahaya matahari pagi yang lembut menyinari ruangan melalui jendela besar, menciptakan suasana yang hangat dan mengundang. Di salah satu sudut, anggota musik orkestra bersiap, menambahkan sentuhan elegan pada pagi yang sudah sempurna.

Meja sarapan tersusun rapi dengan pilihan makanan yang menggugah selera. Dari hidangan hangat hingga buah-buahan segar, semuanya disajikan dengan estetika yang memanjakan mata. Suasana menjadi semakin ajaib ketika alunan musik orkestra mulai mengisi ruangan. Melodi yang lembut dan merdu dari biola, cello, dan alat musik lainnya mengalir mengikuti irama yang menenangkan.

Setiap suapan makanan disertai oleh harmoni musik yang indah, membuat pengalaman sarapan menjadi lebih dari sekadar makan pagi, melainkan sebuah perayaan indra. Anggota orkestra dengan mahir memainkan komposisi yang mengangkat nuansa sarapan menjadi semakin berkelas.

Sambil menikmati sarapan, pikiran terbawa ke suasana yang jauh lebih tenang dan damai. Bunyi alat musik yang serasi menciptakan dialog tanpa kata, mengundang rasa syukur dan kedamaian. Sarapan pagi di tempat privat dengan iringan musik orkestra ini bukan hanya menyajikan kelezatan makanan, tetapi juga pengalaman yang menggabungkan keindahan musik, estetika, dan kenikmatan kuliner dalam satu momen yang tak terlupakan.

Mata hazel yang cerah itu menatap sesekali ke arah anggota orkestra, mengunyah makanannya dengan lambat. Tatapannya kosong dan hampa, dirinya masih tidak menyangka hidupnya berubah dalam satu malam dengan menerima uluran tangan seorang iblis berwujud manusia.

Dia ingat betul dua hari lalu dia masih melakukan pekerjaannya sebagai salah satu karyawan di toko yang berada di mall tengah kota. Mencari uang untuk melunasi hutang ayahnya pada rentenir. Dia juga masih ingat betul dimana dia hampir mati tenggelam karena mengalami kecelakaan mobil. Dia juga masih ingat pernah menelfon anak tunggal pemilik mall tempatnya bekerja karena tak sengaja memasukkan seikat uangnya ke dalam baju pria itu.

"Ingatlah, jika kau menerima tawaran ku hidupmu akan lebih baik. Tidak ada lagi hutang yang akan kau dan keluarga mu tanggung, aku janji akan melunasinya."

"Aku bisa membuat keinginan mu menjadi kenyataan, ayo buat kesepakatan."

"Jangan katakan apapun, identitas mu sekarang bukan Nani, tapi Neo. Anak dari calon presiden. Apa kau mengerti?"

"Pergilah jika kau ingin masuk penjara."

Kalimat itu masih terngiang-ngiang di kepalanya, Nani—tidak, identitas nya sekarang adalah Neo. Nani sudah mati akibat kecelakaan dengan tuduhan dia juga membunuh pria yang ada didalam mobil bersamanya malam itu—salah satu rentenir yang selalu datang ke warung makan orang tuanya.

Tidak hanya identitas, Nani sudah 100% mengubah penampilannya. Rambutnya yang dulunya panjang kini sudah dipotong pendek. Pakaiannya yang dulu hanya seharga puluhan kini sudah berada pada digit yang tidak bisa di hitung. Lebih rapi dan elegan, anggun, dan tampan. 

Sedikit tentang Neo yang Nani tahu—Neo adalah putra tunggal dari pasangan suami-istri Ayer dan Audrey, keduanya adalah orang sibuk dan Ayer adalah pria yang terjun ke dunia politik yang sekarang menjabat sebagai anggota dewan. Neo bersekolah di luar negeri sehingga jarang berkumpul dengan keluarganya. Selain itu dia juga memiliki tunangan yang sepertinya kurang lebih ikut andil dalam kematiannya sendiri. Entahlah, Nani tidak yakin. Dan sekarang, dialah yang menggantikan kehidupan Neo dan sebaliknya namun Neo yang asli tidak beruntung karena dia sudah tidak ada di dunia ini. Yang menjadi pukulan berat bagi Nani adalah, dia tidak tega melihat ayah, ibu dan adiknya yang menangisi kepergiannya yang mereka tidak tahu bahwa jasad yang ada di peti itu bukanlah dirinya. Bahkan yang lebih menyayat hati, uang dukanya diambil oleh rentenir untuk membayar hutang.

[BL] Not Me [DewNani]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang