9

45 7 3
                                    

Malam hari, Neo berbaring di sofa dalam keheningan yang mencekam. Lampu ruangan temaram, menciptakan bayangan panjang di dinding. Pikiran-pikirannya melayang kembali ke foto-foto yang mengguncang dunia yang dia kenal. Meski tubuhnya terasa lelah, hatinya tak kunjung tenang. Rasa cemas dan bingung menyelimuti pikirannya, membuatnya sulit untuk memejamkan mata.

Sementara itu, di meja kerja, Deve duduk dengan laptop terbuka, mencoba menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Namun, suasana hati Neo terasa menempel di udara, membuatnya terganggu. Dia mencuri pandang ke arah sofa, melihat sosok Neo yang terdiam, wajahnya tersembunyi dalam bayang-bayang. Deve bisa merasakan ketegangan yang menggelayuti ruangan, dan itu membuatnya tidak nyaman.

Setiap kali dia mencoba fokus pada pekerjaannya, rasa bersalah menyusup ke dalam pikirannya. Dia ingin mendekati Neo, ingin memastikan bahwa dia baik-baik saja, tapi entah mengapa, dia merasa terjebak antara gengsi dan rasa cemas. Dia menyadari bahwa kejadian sebelumnya masih membekas, dan dia ingin tahu apa yang ada di dalam pikiran Neo, tapi kata-kata terasa sulit untuk diucapkan.

Akhirnya, setelah beberapa saat berjuang dengan pikirannya, Dew memutuskan untuk berdiri dan menghampiri sofa. "Hei," katanya pelan, berusaha mengangkat suara di tengah keheningan. "Kau baik-baik saja?"

Neo tidak langsung menjawab, hanya mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Dia merasakan Deve mendekat, dan meski hatinya penuh keraguan. Suara mengusik keheningan yang tebal, membangkitkan perasaan campur aduk di dalam dirinya.

Deve kesal, "Bukankah sudah ku katakan untuk tidak meninggalkan pakaian berserakan dimana-mana? Apa kau tidak tahu bahwa aku benci kekacauan?"

Neo bangkit, mengambil blus dan tasnya dari sofa. Pergi ke ruang ganti. Dia berdiri lama di depan lemari, membiarkan pintunya terbuka lebar. Pandangannya kosong, menatap deretan pakaian yang tergantung rapi, seolah mencari jawaban di antara lipatan kain. Tubuhnya tetap diam, seperti tertahan oleh sesuatu yang lebih berat dari sekadar pilihan baju. Pikiran-pikirannya berputar, penuh keraguan, ketakutan, dan rasa tidak berdaya. Dia tidak tahu harus berbuat apa atau bagaimana untuk menghadapi Jonas.

Deve, yang sejak tadi duduk di meja kerjanya, merasa semakin gelisah. Dari sudut matanya, dia memperhatikan Neo yang terus berdiri tanpa bergerak. Awalnya, dia mencoba menahan diri, berpikir mungkin Neo hanya sedang memikirkan sesuatu, tetapi semakin lama Neo berdiri di sana, semakin cemas dan bingung dirinya. Bertanya-tanya apakah Neo memikirkan pria itu lagi?

Waktu terus berlalu, dan keheningan di antara mereka semakin mencekam.

Akhirnya, rasa frustrasi Deve memuncak. "Apa yang kau lakukan?!" serunya dengan nada tajam, suaranya memecah kesunyian. "Menurutmu kau tidak pantas menggunakan pakaian-pakaian itu?"

Neo memandangi satu persatu pakaian yang tergantung, "menurut ku, pakaian ini tidak cocok untukku. Aku merasa pakaian-pakaian ini bukan milikku."

Deve bangkit dari kursinya, mendekati Neo dengan langkah cepat, matanya memancarkan kebingungan dan amarah yang tak lagi bisa ia tahan. "Kalau begitu buang saja semua ini! Buang semua ini!" Baju yang awalnya rapi di buang ke lantai. Neo tak menahan Deve untuk membuang pakaian-pakaiannya. Dia hanya bisa menunduk dengan mata sedih. Dia menatap Deve dengan mata yang masih penuh dengan kebingungan, bibirnya sedikit bergetar, tapi tak ada kata-kata yang keluar. Dia ingin menjelaskan, ingin mengatakan sesuatu, tetapi perasaan tertekan yang menguasai pikirannya membuatnya bisu.

"Aku tidak mengerti, kenapa kau seperti ini? Kalau ada yang salah, katakan!" lanjut Deve, suaranya masih terdengar keras, meski kini lebih terdengar frustrasi daripada sekadar marah. Dia tidak bisa mengerti mengapa Neo bertingkah aneh, dan itu hanya memperparah kegelisahan yang dia rasakan sejak pesta hari itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[BL] Not Me [DewNani]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang