2

185 19 1
                                    

Note: Nama Neo akan muncul sebagai Nani. Jadi, jangan bingung kalau Neo akan muncul saat narasi pindah ke orang lain selain Jonas dan Nani sendiri.

-+-

Malam itu, Nani terjaga, terduduk dalam kegelapan kamar yang hanya diterangi cahaya rembulan yang samar. Ponsel berada di genggamannya, membuka laman media sosial Gabby adiknya.

Rasa galau menghantui pikirannya, sebuah perasaan mendalam yang muncul dari kerinduan akan keluarganya. Dekat dari rumah tapi tidak bisa untuk leluasa bertemu, dia dikelilingi oleh dinding-dinding kamar yang asing, membuatnya merasa terisolasi dari kehangatan dan kasih sayang yang biasa dirasakan di sisi keluarganya.

[Hari ini ibu ulang tahun]

Notifikasi postingan Gabby menghiasi header ponselnya. Nani berkedip, dia lupa akan itu. Mengambil tas selempang nya, dia keluar dari kamar dengan terburu-buru. Tak tahu jika Jonas melihatnya dari lantai 2 rumahnya.

Mata tajam Jonas menatap punggung sempit Nani yang menghilang dari pintu, dia menghela nafas kasar.

Nani berdiri tak jauh dari rumahnya, membawa hadiah di tangannya. Pakaiannya yang semula formal kini berganti dengan pakaian santai berwarna hitam, dilengkapi topi hitamnya.

Dia tersenyum tipis melihat pintu rumah yang terbuka, ayahnya mondar-mandir dengan ponsel di tangan.

"Ah..." Kaget, lengannya dicengkeram erat, Jonas ada disana. Wajahnya hijau.

Nani menatapnya takut dan cemas.

"Apa kau tahu perasaan paling kekanak-kanakan di dunia ini? Cinta. Baik alasan maupun logika tidak efektif. Perasaan tidak berguna mu itu bisa menggagalkan segalanya!" Suara Jonas tajam dan berapi-api.

Mata Nani memerah, dia putus asa dengan perasaannya. "Kau mencintai keluarga mu? Kau ingin membantu mereka dengan membayar hutang? Jawab aku. Aku bilang jawab aku!"

Gerakan kepala Nani putus-putus saat mengangguk, nafasnya tersendat karena hampir menangis. "Jika kau benar-benar mencintai mereka, lupakan keluargamu sepenuhnya. Jangan cari mereka lagi. Itu demi keluargamu." Nani tidak terima dengan ucapannya, tapi tatapannya putus asa.

"Bisakah kau berjanji padaku? Bahwa kau akan melindungi keluarga ku selamanya. Bisakah kau berjanji?"

"Kaulah yang membuat janji. Lakukanlah sedemikian rupa agar aku bisa melakukannya."

Nani menatap tepat pada netra Jonas, mencari kebohongan dari balik kalimatnya.

"Ibu ku belum pulang?" Leher Nani kaku saat mendengar suara Gabby adiknya—berada di jalan sedang menelpon.

"Ya, dia belum pulang. Apa yang harus kita lakukan?" Nani segera memalingkan muka saat Gabby hendak melewatinya dan Jonas yang berada di tepi jalan.

Melihat kedua pria yang tidak dikenal, rasa curiga mulai menggelitik di benak Gabby saat dia melihat dua sosok tidak dikenal berdiri di depan rumahnya. Penampilan mereka yang asing menciptakan pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab. Dia mencoba mengingat apakah pernah melihat salah satu dari mereka di sekitar lingkungan ini sebelumnya, tapi tidak satu pun wajah mereka yang familiar kecuali yang memakai topi karena dia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Saat kakinya hendak melangkah untuk mendekati keduanya, pria lain yang lebih tinggi memeluk pria lainnya. Hal ini membuat Gabby mengurungkan niatnya berlalu begitu saja setelah sebelumnya sempat melihat paper bag yang jatuh di dekat kaki kedua pria itu.

Saat itu Nani segera mendorong Jonas. Sayup-sayup dia mendengar suara ayahnya yang menelepon, mencari keberadaan ibunya.

"Apa yang harus ku lakukan? Ibuku tidak pernah pergi begitu saja tanpa memberi siapapun sebelumnya. Apa yang harus ku lakukan?" Air mata Nani pecah, bibirnya gemetar. Dia cemas.

[BL] Not Me [DewNani]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang