4

117 10 0
                                    

"Ah... Sial!" Suara Deve bergema di jalan yang sepi. Membuka jasnya dengan jijik. Dia adalah pria pembersih yang ekstrim. Tidak suka jika barangnya memiliki sebutir debu.

Beberapa saat lalu setelah dia kehilangan Neo, Deve meminta Pandu untuk melacak keberadaannya melalui sinyal ponsel Neo. Dan menemukannya hampir tertabrak mobil.

"Apa kau tahu apa yang kau lakukan?" Deve berbicara dengan wajah hijau, menatap Neo yang berbaring di aspal.  Suara nafasnya terdengar kasar.

"Aku pikir aku tahu dimana dia."

"Apa?" Wajah Deve mengernyit, tak tahu kemana arah pembicaraan Neo.

Neo beranjak, dengan cepat memegang lengan Deve.
"Tolong bantu aku. Aku akan menjelaskan semuanya nanti." Neo lupa bahwa Deve tidak suka disentuh sembarangan. Dengan cepat mendorongnya, dan dia terjatuh.

"Aku akan melakukan apapun. Bantu aku kali ini saja. Ku mohon?" Neo tak peduli, menjadi menyedihkan di hadapan Deve—memeluk kakinya.

"Lepaskan aku, lepaskan."

"Ku mohon."

Rombongan bantuan polisi bergerak menelusuri hutan, bukan tanpa alasan—Neo meminta Deve untuk membuat laporan bahwa ada orang hilang.

Anjing pelacak di kerahkan. Deve dan Neo berjalan berdampingan, Neo adalah orang yang paling khawatir.

"Kau bilang, kau akan melakukan apapun yang ku minta." Deve memastikan, nafasnya tersengal karena mengikuti langkah Neo yang cukup cepat.

"Kalau kau menyuruhku mati, aku akan mati untukmu. Puas?" Kalimat itu mengalir begitu saja tanpa berpikir.

"Baik, kalau begitu ini cukup." Deve melambaikan tangan sebagai bentuk mengasihani.

Neo terpeleset saat dia salah melangkahkan kaki, hampir tergelincir ke jurang. Respon Deve lambat, tapi petugas polisi menangkapnya dengan cepat.

Saat orang mati, kemana mereka pergi?

Saat orang mati, mereka pergi masuk ke dalam hati orang-orang yang mencintai nya.

Neo mengangkat kepalanya, ingatan itu melintas begitu saja. Sekarang dia ingat, dia ingat jalan dimana dia dan ibunya selalu berkunjung saat ulang tahun ibunya. Langkahnya tergesa-gesa diikuti oleh Deve di belakang yang tak tahu apapun.

Deve hanya melihat bagaimana seorang Neo yang dia kenal sebagai pria mandiri tak berperasaan yang hanya memikirkan karir dan uang—saat ini sedang menangis memeluk seorang wanita di lengannya sembari meminta maaf. Hati Deve agak tergerak saat melihat punggung Neo bergetar, tapi tubuhnya tak bergerak. Dia menyisakan jarak privasi untuk Neo, karena dia pikir dia adalah orang asing yang benar-benar tidak tahu apapun tentang pasangan bisnisnya itu.

 Dia menyisakan jarak privasi untuk Neo, karena dia pikir dia adalah orang asing yang benar-benar tidak tahu apapun tentang pasangan bisnisnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 3 sore, Nani dan Deve baru sampai di rumah setelah mengantar Aleta ke rumah sakit, membayar tagihan dengan nama samaran.

Dirumah sakit, keduanya juga bertemu dengan Jonas dan Nigella.

[BL] Not Me [DewNani]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang