Datang lebih awal bukan rencana nya, bahkan rajin untuk pergi ke sekolah juga bukan keinginannya. Ia berencana untuk lebih sering membolos dan menikmati hidupnya sebelum sekolahnya berakhir. Seseorang mengatakan jika kehidupan setelah masa sekolah itu lebih tidak menyenangkan dan ia mempercayai itu. Namun, disinilah ia berpijak, di sekolah yang masih begitu sepi dan langit baru memperlihatkan fajar.
Ada sedikit suntikan semangat yang diingatnya ketika ia baru saja terbangun dari tidur. Menyelesaikan lukisan hari ini dan mendaftar sebagai anggota baru di klub seni. Kaki nya melangkah dengan pandangan yang menyusuri satu per satu lingkungan yang sempat ia abaikan. Pandangannya pun terkunci pada bunga sakura yang tengah bergerak oleh angin, terlihat begitu cantik membuatnya ingin mengingat terus pemandangan pagi ini.
Pria itu pun termenung beberapa saat ketika ingatan mengenai seseorang tak diundang itu hadir di antara memorinya. Hari di mana Jeon Jungkook hadir di bawah bunga sakura dan berbisik mengenai hal yang sebenarnya tak perlu pemuda itu pikirkan. Perlahan, senyuman pun terukir sambil menggelengkan kepala. Jeon Jungkook memang memiliki sikap dan cara berpikir yang cukup unik. Ia berharap jika Jungkook memiliki sedikit kepercayaan diri mengenai dirinya sendiri.
Bahkan, Taehyung mengingat ketika Jungkook membungkuk dan meminta maaf hanya karena ia lupa tak memiliki buku tahunan sekolah. Taehyung penasaran, seberapa takut seorang Jungkook melakukan kesalahan? Mungkinkah sangat besar atau lebih besar dari pikirannya? Taehyung pun menghela napas, melangkahkan kakinya kembali menuju ruang lukis yang berada di ujung lapangan, bergabung dengan ruang klub yang lain.
Pandangannya pun terangkat ketika ia melewati ruang kelasnya yang berada di lantai dua dengan harapan ia melihat Jeon Jungkook ada di sana. Namun, tampaknya pemuda itu belum sampai membuat Taehyung kembali melangkahkan kaki dan akan menemui Jungkook ketika jam pelajaran nanti. Mungkin, jika teman sebangku Jungkook sudi untuk berpindah tempat dan membiarkannya duduk dengan Jungkook.
Jungkook yang pendiam dan memiliki tatapan redup itu mampu membuatnya merasa nyaman. Taehyung tidak berencana untuk mengatakannya, tetapi itu benar ia rasakan. Rasanya, setelah ia pindah dan kembali menetap di negara kelahiran, banyak hal yang terjadi dan tidak sesuai dengan rencana. Taehyung sama sekali tidak berpikir untuk ikut campur dalam perundungan terlalu jauh, hanya sekedar ingin tahu, karena itu Taehyung datang ketika Jooyul mengundang.
Namun, pertemuan keduanya dengan Jungkook itu membuat Taehyung geram setiap kali ada yang bicara ataupun memperlakukan Jungkook berbeda. Bahkan, beberapa kali Taehyung lupa untuk mencari teman masa kecilnya jika saja Jungkook tak mengingatkan. Selain pendiam, pemuda itu memiliki ingatan yang cukup baik walaupun itu bukan urusannya. Taehyung pun menghela napas ketika pikirannya kembali mengingat mengenai Jungkook, ia memejamkan mata sejenak dan mengusap rambutnya pelan.
"Sepertinya, Jungkook membawa foto ku ke paranormal." gumam Taehyung sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang seni. Ia kembali menghela napas dan mencium aroma cat yang menjadi ciri khas. Ruang seni sepi seperti biasa dan Taehyung tak tahu kapan perkumpulan tiap minggu dilakukan. Sebenarnya, Taehyung tidak ingin mengikuti klub manapun, tetapi Ibu nya akan bicara seperti seorang Paus tanpa henti mengenai kenangan masa muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glimpse Of The Past
RomanceDia seperti bulan. Memiliki tempat tersendiri walaupun musim berganti, malam menepi, awan beralih. Dia masa lalu yang ku kira tak akan pernah menjadi masa depan. Namun, di balik lukisan Senja Yang Tak Terlupakan, aku menemukannya. Rembulan yang aku...