Rasanya gugup. Sesekali langkah itu terhenti setelah mengambil beberapa langkah pendek. Perjalanan rasanya terasa begitu jauh padahal hanya 500 meter dari halte. Tak ada jalanan menanjak, tak ada juga anak tangga seperti di perkampungan tengah kota. Padahal ia telah memilih rute terbaik walaupun sedikit memutar, tetapi jantungnya tetap berdetak tak karuan dan jemarinya sedikit berkeringat. Biasanya, ia akan menjadi manusia paling tenang, bahkan ketika ricuh mewarnai sekolah.
Namun, senja kali ini, Taehyung tak mampu menyembunyikan gugupnya. Benar, Kim Taehyung tidak tenang sama sekali bahkan setelah ia melihat rumah yang baru saja ia lihat kemarin, kini ada di hadapannya lagi. Rumah itu terlihat begitu sepi, bunga- bunga yang layu dibiarkan tergeletak begitu saja di taman, pohon rindang masih memiliki daun dan siap untuk melindungi rumah itu ketika musim panas.
Pundak nya perlahan meluruh ketika bayangan Jungkook kembali hadir. Tangisnya Jungkook beberapa hari lalu tak mampu Taehyung lupakan begitu saja. Ketika ia memberikan rengkuhan pada pemuda itu dalam keadaan tenang, nyatanya kepala nya begitu ribut karena khawatir dan ikut merasakan takut walaupun Taehyung tak tahu apa yang terjadi. Taehyung berharap, Jungkook tidak melihat tangis itu terlalu sering.
Perlahan, ia mulai melupakan teman masa kecilnya. Sebelum bertemu dengan Jungkook, Taehyung bisa memikirkan teman masa kecilnya itu 3 kali dalam sehari seperti minum obat. Namun, pemuda itu membuatnya lupa mengenai apa yang harus ia cari, mungkin Taehyung hanya teringat satu kali dalam dua hari. Sempat Taehyung menyangka jika Jungkook adalah teman masa kecilnya, tetapi pemuda itu sudah menjawab dan tak ada lagi harapan yang bisa Taehyung miliki.
"Semi." Taehyung kembali mengingat bagaimana teman masa kecil nya itu memanggil dengan bahasa jepang yang bahkan tak Taehyung mengerti. "Kau seperti semi." Entah berapa kali anak kecil itu memanggilnya semi hingga Taehyung pun bertanya mengenai panggilan itu. Taehyung masih ingat si anak kecil masih tertawa sebelum menjawab pertanyaan nya. "Tonggeret. Hewan musim panas yang berisik." Ingatan itu mampu membuat Taehyung tersenyum tipis dan kembali melangkah mendekat.
Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat sosok wanita yang baru saja datang menatap ke arahnya. Tatapan penuh curiga membuat Taehyung terdiam selama beberapa menit hidupnya sebelum ia membungkuk sebagai sapaan. Taehyung baru saja menyadari, mungkin itu adalah Nyonya Jeon atau mungkin Nyonya Yoo mengingat perceraian yang sudah terjadi. Wanita itu masih menatapnya tanpa bicara hingga Taehyung pun mengambil langkah lebih dekat. Ia harus bicara lebih dulu.
"Aku teman Jeon Jungkook," ucap Taehyung yang menjelaskan lebih dulu siapa dirinya dan kembali membungkuk sekilas. "Namaku, Kim Taehyung." ucapnya lagi. Ibu Jeon masih menatap dalam dia sebelum ia mengangguk dan melangkahkan kakinya masuk. Taehyung masih terdiam di depan gerbang, antara ia harus masuk atau menunggu perintah. Rasanya begitu canggung dan Taehyung tak yakin ia akan diterima dengan baik.
Ibu Jeon menghela napas dan melirik ke arah pria yang baru dilihatnya hari ini. Jika tidak salah ingat, Jungkook tidak pernah mengatakan memiliki teman membuatnya sedikit ragu untuk mengijinkan pria itu masuk. "Kau baru terlihat. Apa benar kau teman Jungkook?" tanya nya lagi hingga Taehyung pun menganggukkan kepala pelan dan mengambil langkah lebih dekat. Ia tidak mungkin bicara dengan cara berteriak, terlebih wanita di hadapannya lebih dewasa darinya. "Aku baru saja pindah beberapa minggu lalu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Glimpse Of The Past
RomanceDia seperti bulan. Memiliki tempat tersendiri walaupun musim berganti, malam menepi, awan beralih. Dia masa lalu yang ku kira tak akan pernah menjadi masa depan. Namun, di balik lukisan Senja Yang Tak Terlupakan, aku menemukannya. Rembulan yang aku...