Hujan berhenti perlahan, hanya menyisakan rintik dan juga genangan air di setiap sudut jalan, tetapi jalanan yang ramai masih terjadi. Tampaknya, memang tak ada sepi di kota metropolitan yang terang sepanjang malam walaupun raja siang telah usai bekerja. Bulan di langit pun tampaknya tak mempengaruhi apapun karena gedung pencakar langit bersama memperlihatkan kemegahannya, tak ada yang mau kalah hingga mereka berlomba untuk hal yang dipastikan tidak ada akhirnya.
Di tengah ramainya dunia dan kerlip nya jalanan ibu kota, seorang siswa yang masih menggunakan seragam baru saja turun dari bus yang mengangkut mereka dari sekolah menuju arah pulang. Tak terlalu banyak percakapan, hanya sesekali bertanya mengenai tugas sekolah dan hening kembali menyapa. Tampaknya, kedua manusia bumi itu tak pandai memulai percakapan sampai akhirnya persimpangan membuat keduanya berhenti.
Tubuhnya perlahan berbalik, menghadap ke arah seorang pemuda yang tengah menggenggam payung. Lengannya dilipat di depan perut, menatap dengan penuh tanda tanya hingga pemuda bernama Jungkook itu menatapnya ragu bahkan mengambil langkah mundur seolah dirinya adalah seseorang yang tak boleh didekati. Hal itu membuat Taehyung menghela napas dan melirik sekilas ke arah mana ia akan melangkah.
"Aku akan pergi ke sana. Dimana rumahmu?" tanya Taehyung yang kini mengedarkan pandangannya, jalanan masih terlihat ramai dan Taehyung sepertinya tidak perlu mengantarkan Jungkook untuk kembali rumah. Entah apa yang menjadi pemicu pemikirannya kali ini, tetapi Taehyung berpikir jika pemuda itu terlalu rapuh, bahkan untuk melawan Jooyul pun dia tidak bisa dan memilih untuk berlari lalu bersembunyi. Seperti, permainan petak umpet yang tiada akhir.
Namun, pemuda bermarga Jeon itu memilih untuk mengedarkan pandangannya dan menunjuk ragu ke arah jalanan lurus yang ramai dengan mobil hingga Taehyung pun turut mengikuti arah tunjuk itu, mengerutkan keningnya sejenak dan mencoba mengingat apa ada perumahan ataupun perkampungan tengah kota di sana, tetapi Taehyung tak mampu mengingatnya.
"Aku akan berjalan ke sana." ucap Jungkook pada akhirnya, setelah sekian lama membuat Taehyung menunggu dan menerka apa yang pemuda itu maksud. Ternyata, prakiraan Taehyung benar. Arah barat adalah arah rumahnya dan Taehyung kembali penasaran sambil melangkahkan kakinya pelan. "Dimana rumahmu?" tanya Taehyung sekali lagi hingga Jungkook pun mencoba untuk menyusul langkah kaki panjang itu.
"Mungkin, dua kilometer dari sini." ucap Jungkook yang kini mencoba untuk menyamakan langkahnya disamping Taehyung, sesekali melirik ke arah pria yang tampaknya terkejut sampai langkahnya terhenti. Jungkook yang telah melangkah lebih dulu pun berbalik dan menatap Taehyung yang tampaknya tengah menyusun rencana entah apa hingga Jungkook tersenyum canggung. "Aku biasa berjalan," ucap Jungkook yang memberikan jeda untuk sekedar melihat kemana arah rumah pria itu. "Hati- hati di perjalanan."
Jungkook berpikir jika itu adalah percakapan terakhirnya, tetapi ternyata Jungkook salah sampai akhirnya pria bermarga Kim itu melangkahkan kakinya mendekat dan meraih jemari Jungkook tampak ragu. Pergerakan itu sukses membuat Jungkook terkejut dan sedikit tergesa untuk mengikuti langkah Taehyung. Jungkook mencoba berpikir apa kesalahannya kali ini, mencoba bicara, tetapi suaranya tertahan di tenggorokan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glimpse Of The Past
Roman d'amourDia seperti bulan. Memiliki tempat tersendiri walaupun musim berganti, malam menepi, awan beralih. Dia masa lalu yang ku kira tak akan pernah menjadi masa depan. Namun, di balik lukisan Senja Yang Tak Terlupakan, aku menemukannya. Rembulan yang aku...