3. DIA DATANG

13 1 0
                                    


Anna melangkahkan kakinya entah tempat apa yang tengah ditujunya, namun yang pasti sekarang ia tengah memeluk tubuhnya sembari menunduk menahan rasa sakit dihatinya.

"Sya... Aku kangen momen dimana saat kita masih sahabatan, sejak SMP cuma kamu sya, cuma kamu yang mau temenan sama aku, aku ga pernah berpikir kamu akan se berubah ini sya"ucap Anna lirih

Gerimis sudah turun kala sore itu, membuat Anna memeluk tubuhnya merasakan dinginnya tetesan gerimis menyentuh kulitnya.

Ketika ia mengingat dulu kedekatannya dengan Natasya itu membuat Anna merasakan sesak didadanya, mengingat begitu baiknya Natasya padanya namun berubah dalam kurun waktu yang terbilang cepat.

Natasya berubah saat Anna mulai dekat dengan Aksa saat mereka masih duduk dibangku kelas 10, dengan terang-terangan Natasya menunjukan sikap tidak baik yang membuat Anna tak nyaman hingga sekarang mereka sejauh ini.

"Sya, aku ga pernah benci sama kamu, tak peduli sesakit apa luka yang sudah kamu gores dihati aku sya, kamu udah aku anggap sebagai saudara aku sendiri bahkan aku ga pernah berpikir kamu akan berubah sya..."lirih Anna

Semakin lama rintik gerimis berubah menjadi hujan lebat yang membuat Anna semakin menggigil kedinginan. Jarak menuju rumahnya hanya melewati beberapa rumah lagi namun Anna sangat takut kembali ke rumah yang tidak bisa disebut rumah.

Gadis itu mengambil langkah demi langkah hingga Sampai akhirnya ia berada didepan gerbang yang menjulang tinggi itu, seakan tau bahwa diluar gerbang ada dirinya, gerbang itu dibuka oleh satpam yang berjaga dibalik gerbang itu.

"Non Anna, nyonya besar sudah menunggu"

Seakan jantungnya berhenti berdetak beberapa detik, Anna menghela nafas ia akan habis jika ada sang nenek yang datang ke rumahnya.

Anna mengambil langkah kecilnya secara perlahan, ia meremas tali tasnya merasakan takut yang sangat menguasainya.

Ia membuka pintu utama dengan pelan tanpa menimbulkan suara, saat ia hendak melangkahkan kakinya menuju tangga, suara neneknya mengejutkannya.

"Anna!!"ucap Yuna

"N-nenek"ucap Anna

"Duduk dihadapanku anak bodoh!!"ucap Yuna

"B-baik nek"ucap Anna

Anna melihat sekeliling dimana ada Ella yang berada dipelukan Merlin dan Darren juga ayahnya yang enggan menatapnya, akhirnya dengan rasa takut yang menjalar ditubuhnya Anna mendudukan dirinya tepat disamping Yuna.

"Kamu tau kesalahan kamu dimana Anna!!"bentak Yuna

"T-tidak"

Plakkk

Semua orang yang beberapa detik lalu tampak tak perduli itu terkejut dengan bunyi tamparan keras itu, dan ternyata Anna ditampar oleh neneknya sendiri yang membuatnya hampir terjatuh.

"Bisa-bisanya Merlin anakku melahirkan anak yang tidak tau diri sepertimu Anna!!"ucap Yuna

"Ma, sebaiknya kita sudahi ini, biar saya dan Merlin yang memberi anak ini pelajaran!"ucap Tama--sang ayah

"Beraninya orang sepertimu menghentikanku Tama? Apakah kamu tau kenapa kamu diterima dikeluarga ini?"ucap Yuna

"Ma, tolong ini tidak sedang membahas saya dan Merlin, kita hanya perlu leluasa mendidik anak-anak kami"ucap Tama

Tama bukan membela Anna, ia hanya benci disituasi ini dimana ia merasa terpojokkan karena tidak memiliki kekuasaan atau tahta kalau ia tidak menikah dengan Merlin.

"Mendidik katamu? Kamu gagal mendidik anak keduamu! Lemah, tidak tau diri, bodoh, dan terakhir sangat tidak tau diuntung, beraninya dia menyakiti cucuku"ucap Yuna menatap tajam Anna

Anna melihat itu menggelengkan kepalanya merasakan sakit dihatiny saat tidak diakui oleh neneknya sendiri bahkan kedua orangtuanya.

"Anna juga cucu nenek"ucap Anna

"Saya tidak Sudi mempunyai cucu sepertimu!!"ucap Yuna

"Kalian emang ga pernah anggap Anna sebagai bagian keluarga kalian, seberusaha apapun Anna, Anna tetep ga pernah terlihat sempurna Dimata kalian tidak pernah terlihat baik Dimata kalian, Anna selalu salah Anna selalu bodoh"ucap Anna

Tak kuasa membendung air mata dan rasa sakit dihatinya Anna mengucapkan kata demi kata sembari menahan sesak didadanya.

Plakkk

Tamparan itu mengenai pipi Anna kembali, ya itu adalah ulah neneknya, neneknya menunduk pada tubuh Anna yang terduduk dilantai, meraih juntaian rambut Anna dan menariknya ke belakang hingga membuat Anna mendongak dan merasakan rasa sakit.

"SAYA TIDAK SUDI MEMPUNYAI CUCU SEPERTIMU!!"

Anna menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya saat mendengar bentakan dari neneknya.

Anna melihat sekelilingnya, yang dimana 4 orang lainnya hanya menatap datar yang dilakukan neneknya padanya, seakan tak peduli.

"Anna cape... Cukup yaa... Anna sakit... Anna gakuat Anna.... Anna..."ucap Anna

Gadis itu menggelengkan kepalanya sembari menutup kedua telinganya saat ingatan buruk itu kembali menghantuinya.

"Aaaaaaaaaaaaaa, maafin Anna bunda , maafin Anna ayah, jangan bunuh Anna jangan sakiti Anna, Anna cuma mau kasih sayang kalian, Anna ga menginginkan hal lain, Anna ingin kalian sayang Anna"

Gadis itu berteriak sembari mencari sesuatu berkeliling sembari menutup kedua telinganya rapat², namun seakan iblis yang tak punya hati, mereka semua hanya menatapnya sebagai tontonan tak ada rasa bersalah atau bahkan rasa iba pun tak ada.

"Ini sama saja membunuhnya secara perlahan"ucap Merlin

"Kau tidak senang Merlin? Kau tidak terima jika ibumu ini menyakiti anakmu!!"ucap Yuna

"Ma, aku tidak pernah dekat dengan Anna anak keduaku dan tidak tau tumbuh kembangnya, jadi sifat dia sangat berbeda denganku"ucap Merlin

Merlin masih setia memeluk Ella yang menangis sesenggukan, entah Ella mengadukan hal apalagi sehingga harus Yuna sang nenek yang turun tangan.

"Omong kosong, kalian menyakiti cucuku Ella, tidak bisakah kalian melindungi Ella"ucap Yuna

"Kita sudahi ini, Anna sudah diberi pelajaran dan aku yakin dia ga akan mengulanginya lagi, aku bisa jamin nek, Bun, yah, dan kamu El"ucap Darren

Lelaki dingin yang irit bicara itu kian mengeluarkan suaranya, sejujurnya ia muak disituasi ini dan bodohnya Anna masih saja melakukan kesalahan yang membuat semuanya muak.

"Sayapegang omongan kamu Darren!! Saya tidak mau mendengar cucuku terluka lagi karena anak sialan itu dan kau jangan pernah berani-beraninya menyentuh cucuku"ucap Yuna

"Darren juga cucu nenek"ucap Darren

"Saya tidak peduli! Saya lebih baik pulang, lama-lama disini bisa membuatku terkena serangan jantung"ucap Yuna

Yuna berjalan menjauh, walau usianya sudah memasuki 67 tahun wanita itu masih terlihat awet muda dan masih tegak.

"Nenek emang ga pernah anggap kita berharga, cuma Ella dan bunda yang nenek anggap istimewa dan ada!"ucap Darren

"DARREN!!"bentak Merlin

"Apa? Aku ga salah kan?"ucap Darren

Ia berjalan pergi meninggalkan mereka yang tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

Bersambung....

TOLONG TERIMA AKU [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang