Chapter 3

1.3K 83 11
                                    

Happy reading !
don't forget to vote.

Sejak kejadian pak jisung yang menjemput chenle, chenle tiba tiba menjadi seorang yang protektif akan dirinya sendiri.

06.00

Chenle sudah ada di sekolah padahal jam masuk sekolah 07.15 namun untuk kali ini chenle sengaja mempercepat berangkat sekolahnya.

Ia takut jika datang terlambat lagi dan ia takut jika ia bertemu pak jisung.

Chenle memakai hoodie nya supaya menutupi dirinya dengan seragam sekolah yang tertutupi oleh hoodie nya, tidak lupa juga ia memakai masker.

Chenle melihat kanan kiri untuk memastikan apakah sudah banyak orang yang berada di sekolah dan apakah pak jisung sudah datang atau belum.

Chenle melihat beberapa orang yang sudah ada di sekolahnya, palingan hanya 5 atau 10 orang yang masih datang, dan sepertinya pak jisung juga belum datang.

Karena mobil nya pak jisung yang ia lihat semalam blum ada diparkiran mobil para guru. chenle pun menghela nafas lega.

"akhirnya dia belum datang, kalau si bejat itu datang sudah pasti niatannya akan cabull" ucap chenle

Lalu ada seseorang yang menepuk pelan punggung chenle namun chenle langsung menepiskan tangan itu tanpa mau melihat ke belakang.

"Ck! Apa sih jaem? Gue lagi ngecek keadaan ini!" ucap chenle yang masih melihat kanan kiri tanpa bergerak sedikitpun

"sampai kapan kamu akan berdiam diri disini?" tanya orang dibelakang chenle

"sampai aku benar benar yakin bahwa si guru mesum itu belum datang" ucap chenle

"siapa guru mesum yang kamu maksud?" tanya orang itu

"Ck! Masa lo gak tau si jaem? Itu loh si pak jisung, masa dia cium gue sembarangan!? Mana itu first kiss gue lagi, belum apa apa first kiss gue udah diambil sama homo aja" ucap chenle yang masih belum melihat ke belakang

"ohh, jadi itu first kiss kamu?" tanya orang itu

"iyalah kan gue udah bilang tadi jaem, dan ngomong ngomong suara lu napa beda si jaem? Trus lu bicara ke gue pake kamu kamu an lagi" ucap chenle yang masih melirik kanan kiri untuk berjaga pak jisung datang nantinya padahal ia tidak tau saja siapa yang ada di belakangnya

"jaem? Saya bukan jaemin, park chenle" ucap orang itu

"Ha? Maksud lo apaan si jaem? Kok marga gue diganti jadi park?" tanya chenle yang masih mengira bahwa orang itu jaemin

Lalu tiba tiba chenle terdiam seakan akan mengingat ulang kembali ucapan orang itu.

"bentar, tadi katanya apa? Park chenle? Kalo misalnya di belakang gue jaemin pasti jaemin ganti nama gue jadi na chenle bukan park chenle dan kenapa gue jadi ingat pak jisung ketika orang tersebut berkata park chenle?" tanya chenle dalam hati

"lihat orang yang berada di belakangmu" ucap orang itu

Refleks chenle melihat orang dibelakangnya dan terkejut. Sedangkan orang itu menyunggingkan senyumnya.

"kamu menyebut saya mesum? Lalu menyebut saya bejat? Tidak sopan sekali kamu berbicara seperti itu tentang saya." ucap jisung

"m-maaf pak" ucap chenle yang menundukkan kepalanya

"sekarang, kamu ikut saya ke ruangan saya sekarang !" ucap pak jisung tegas

Lalu mau tidak mau chenle mengikuti pak jisung ke ruangannya. Chenle masih menunduk kan kepalanya takut.

"duduk" perintah pak jisung

Yang membuat chenle duduk di kursi yang berhadapan dengan pak jisung. Chenle sudah mengepal tangannya dan menahan agar tangisannya tidak keluar sembari menundukkan kepalanya tanpa ada niat untuk melihat pak jisung.

Chenle takut jika pak jisung macam macam dengannya.

"nilai matematika kamu saya kurangin, mau? Nilai matematika kamu jelek semua dan ditambah lagi dengan kamu yang berbicara seperti itu tentang saya seakan akan menjelekkan saya. Dimana sopan santunmu chenle?" ucap jisung yang berakhir bertanya

"m-maafkan saya pak, maaf atas keburukan saya" ucap chenle yang masih menahan tangisannya.

Sebenarnya dalam hati chenle sudah mati matian ingin memaki pak jisung dan siap untuk mengungkit semua perbuatan buruk pak jisung. Namun chenle menahannya karna ia tidak ingin nilai matematika nya berkurang ataupun tidak ada nilai.

Kurangnya nilai akan membuatnya tidak bisa memasuki kampus terbaik.

"saya ingin kamu bersetubuh dengan saya, jika kamu tidak ingin maka saya akan membuat nol nilai kamu" ucap pak jisung

Sial, air mata chenle turun begitu deras. Chenle menangis namun tidak bersuara, menangis di dalam diam. Membiarkan air mata nya turun tanpa ada niatan untuk menghapus air mata nya.

Jisung yang melihat chenle yang masih diam dengan menundukkan kepalanya pun,segera memegang dagu nya dan memaksa chenle untuk melihatnya. Dapat jisung lihat bahwa chenle menangis bahkan terdapat bekas air mata nya di pipi gembulnya.

"jawab chenle, kamu pilih yang mana? Nilai nol atau bersetubuh dengan saya untuk mendapatkan nilai tinggi?" tanya jisung yang kalut nafsu sambil tersenyum miring

Chenle mau tidak mau menjawab
"i-iya pak, s-saya mau" ucap chenle

Jisung pun segera membuka seragam sekolah chenle dan melakukan hal itu.

Kalian bayangkan saja sendiri adegan 18+ nya, soalnya saya malu kalo buat adegan nya dan tidak bisa buat nc.

.
.
.
12.00

Tidak terasa rasanya sudah jam 12 siang dan chenle absen di pelajaran paginya. Chenle terbangun dari tidurnya karena lelah dengan aktifitas yang dilakukannya dengan pak jisung.

Chenle tidur di sofa ruangan pak jisung, untungnya ruang pak jisung kedap suara jadi tidak ada yang dengar.

Chenle juga terbangun tanpa adanya jisung di ruangannya dan chenle berusaha berdiri walaupun akhirnya dirinya terjatuh dan berakhir berjalan pincang karena sakitt di bagian selangkangannya.

Chenle memakai seragamnya sambil menangis tanpa suara, chenle benar benar pasrah terhadap keadaan yang ia harus jalani.

Lalu chenle berjalan dengan sedikit cepat walaupun pincang, ia menyuruh ayahnya untuk menjemputnya dengan alasan dia sakit.

.
.
.
Sedangkan disisi lain, jisung tersenyum bahagia disaat ia mengajar matematika bahkan jisung sesekali bercanda pada siswa/i nya.

Membuat siswa/i nya heran karena jarang sekali bahkan tidak pernah pak jisung memberikan senyuman pada mereka bahkan bercanda juga disaat pelajarannya.

Suasana mood jisung baik hari ini dan bahagia. Apa mungkin karena chenle? entahlah, ia tidak menggunakan kondom disaat ia melakukan hal itu dengan chenle.

Beda hal nya dengan jeno, jaemin dan renjun. Mereka sedari tadi menghubungi chenle namun tidak bisa dan mereka juga heran dengan dua kejadian dalam satu hari.

Pertama chenle tidak masuk kelas
Dan kedua pak jisung terlihat bahagia hari ini.

.
.
.
"ayah" panggil chenle

Ayah chenle yang sedang mengendarai mobilnya pun menyahut dengan deheman.

"setelah lulus nanti, chenle mau kuliah di australia" ucap chenle

"kenapa tiba tiba? bukan kah dulu kamu sempat menolak jika ayah akan mengkuliahkan mu di sana?" tanya ayahnya heran

"chenle berubah pikiran yah" ucap chenle










Tbc.
Haloo, jangan lupa vote nya.
Makasih udah ngevote dan maaf kalau ceritanya gak asikk cerita author lain ya, hehee.

Pak Jisung [Jichen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang