Chapter 6

945 64 0
                                    

Happy reading !
Don't forget to vote !


22.00

malam ini, chenle sedang bersama ayah dan bunda nya untuk membicarakan sesuatu yang penting. Chenle ingin mengatakan yang sejujurnya kalau dia sedang hamil anak pak jisung.

"jadi apa yang ingin kamu bicarakan chenle?" tanya ayah chenle

"a-ayah, chenle ingin mengatakan yang sebenarnya jika chenle.." ucapan chenle menggantung karna ia gugup dan sedikit takut

"sebenarnya apa chenle?" tanya bunda chenle

"c-chenle hamil bunda-ayah" ucap chenle sambil menunduk

Ayah dan bunda yang mendengar itu pun terkejut. tidak lama kemudian raut wajah ayah chenle pun kecewa tercetak di wajah sang ayah karena tidak bisa melindungi anak nya dengan baik dan sang ibunda juga begitu.

"siapa yang menghamili mu chenle?" tanya ayah nya tegas

" dia g-guru matematika ku ayah, namanya jisung. pak jisung." ucap chenle yang masih menundukkan kepalanya

"bawa dia ke hadapan ayah besok" ucap ayah nya

"t-tidak ayah, j-jangan.." ucap chenle

"Apa maksud mu chenle? apa maksudmu jangan? Hah!?" ucap ayah nya yang sedikit emosi dan tak sengaja membentak chenle

"h-hiks hikss, chenle akan membawa anak ini bersama chenle ke australia disaat chenle sedang berkuliah di australia ayah.." ucap chenle sambil terisak

"tidak bisa seperti itu chenle,Anak itu membutuhkan ayahnya sayang.. kasihan anakmu nanti dan lagian bagaimana kamu akan menjaga anak itu bersama mu di australia? Pasti kuliahmu akan terganggu" ucap bunda chenle

"m-maaf kan chenle nda, yah. Tapi chenle akan tetap bawa bayi ini bersama chenle. Chenle akan melahirkan bayi ini di negara ini namun chenle akan membawa bayi ini dan menjaga bayi ini bersama chenle di australia bersama chenle" ucap chenle

"nak.. Jangan egois.." ucap sang bunda yang mulai meneteskan air matanya

"Bunda,chenle akan membayar baby sitter nanti di sana untuk bayi ini.. Bunda tenang saja yaa.." ucap chenle yang mulai mengelus punggung bunda nya

"ayah tetap tidak bisa menerima keputusan kamu chenle, bagaimana jika kamu menghadapi baby blues?" tanya ayahnya

"maka chenle akan pergi ke psikolog untuk itu ayah, ayah jangan khawatir dan sesudah chenle menyelesaikan studi chenle maka chenle akan kembali lagi disini yah" ucap chenle pada ayahnya

"apakah gurumu tidak ingin bertanggung jawab?" tanya ayah nya

"bukan, tapi chenle yang belum siap ayah.. Chenle masih mau kuliah dan lulus menjadi dokter spesialis mata seperti yang chenle inginkan.." ucap chenle

"chenle mohon, izinkan chenle ya ayah?" tanya chenle dengan mata yang berkaca kaca

Tidak lama kemudian ayah chenle menghela nafas dan menganggukkan kepalanya seakan pasrah dengan keamuan anaknya.

"baiklah ayah akan mengizinkan tapi jika ada apa apa beritahu ayah dan bunda ya?" tanya ayah nya

"baik ayah" ucap chenle

"a-aku masih belum bisa melepaskan anak kita mas.. bagaimana jika terjadi sesuatu nantinya di australia sana?" tanya bundanya khawatir

"sudah sayang tidak apa, ini kan kemauan dan masa depan chenle.. kita tidak bisa menghentikan nya sayang.. chenle dulu sangat ingin berkuliah di australia. Percaya sama chenle ya sayang ya?" ucap ayahnya meyakinkan bunda chenle

Pak Jisung [Jichen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang