Antartika ✧ 04

62 13 4
                                    

✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Pergantian Jam telah tiba, mereka yang berada di dalam sana menghela nafas lelah, jika ini bukan kewajiban mungkin mereka sudah berlari kesana kemari dan tak perlu mempusingkan berbagai pelajaran membosankan ini.

Giyo baru saja kembali bertepatan dengan pergantian jam, hal itu tentu membuat teman temannya bersorak iri karena Giyo lolos dari cecaran pertanyaan yang di lontarkan oleh guru tadi, saat ia sedang mengantarkan buku.

Divan terlihat mengusap wajah nya kasar, sementara Cakra...... sudah tak bisa ia deskripsikan lagi bagaimana keadaan anak itu.

Parah sekali.

Rambutnya yang acak acakan, wajah frustasi nya, jangan lupakan mulut kotornya yang sudah mengeluarkan beribu umpatan untuk guru yang syukurnya sudah keluar dari kelas mereka.

"HAHAHAHA WAJAH MU JELEK SEKALI" tawa Giyo lepas saat melihat wajah konyol milik Cakra.

"HARUSNYA TADI AKU SAJA YANG MENGANTARKAN BUKU ITU" ucapnya dengan nada frustasi, untung saja tadi Divan sempat membantunya menjawab walau hanya satu.

"Penyesalan mu sudah terlambat" celetuk Divan yang mulai mendekati keduanya.

"Siapa suruh tidak mau ikut denganku" ucap Giyo lalu mendudukkan diri di bangkunya.

"Kau yang jahat selalu meninggalkan ku!" ucap Cakra dengan nada merengek seperti anak kecil.

Hal itu tentu membuat Giyo bergidik geli melihat tingkah laku temannya yang satu itu, kalau Divan tidak memarahi nya mungkin dia sudah melayangkan setumpuk buku tebal yang berada di atas mejanya pada anak itu.

Cakra menarik kursinya memposisikan nya tepat di samping Giyo, tanpa permisi ia tarik lengan pemuda manis itu lalu ia jadikan bantalan untuk kepalanya di atas meja.

Giyo hanya pasrah, ia memutar bola matanya jengah, Divan kembali tertawa kecil melihat itu, ia juga ikut duduk di samping Giyo, sekarang posisi anak manis itu di apit oleh kedua teman tingginya, sehingga Giyo terlihat menyusut berada di antara mereka.

Divan mencubit gemas pipi Giyo, mereka berbincang-bincang singkat sebelum akhirnya guru yang membawa mata pelajaran selanjutnya masuk kedalam kelas.

Cakra menghela nafas kesal, ingin rasanya ia membanting seluruh meja di kelas ini, tapi niat jelek nya itu ia urungkan karena takut nantinya dia akan di keluarkan dari sekolah.

Semuanya menghentikan aktivitas nya dan mulai kembali ke meja masing masing, mendengarkan setiap penjelasan di depan sana, tak jarang juga ada yang mengacuhkan pembelajaran membosankan itu dan memilih untuk melakukan aktivitas lain walaupun akhirnya mereka akan di tegur.

ANTARTIKA [Hamlem/Wonjun/Pingpongz] (Wonjin x Hyeongjun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang