Antartika ✧ 09

56 8 2
                                    

✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Giyo kini menempatkan dirinya tepat di samping Wiliam, pemuda pendek itu menarik kursi entah darimana lalu duduk merecoki lelaki berwajah datar itu.

Heran nya Wiliam hanya diam tak membentak lagi seperti hal nya kemarin yang ia lakukan pada Giyo sebelum mata setajam elangnya bertemu dengan mata milik Cakra.

Seisi kelas benar-benar diam dan hanya menyimak apa yang akan di lakukan oleh keduanya, mereka terlampau kaget dan penasaran pada interaksi si gunung es dan mentari itu.

Tidakkah lapisan es di sekelilingnya meleleh ketika di paparkan dengan sinar hangat sang mentari?

"Kembali ke kelas mu" ucapnya singkat seraya menatapi anak itu.

"Ah bosan kak, Divan sama Cakra lagi pergi" pemuda manis itu meletakkan kepalanya di atas meja dengan tumpuan tangannya yang di jadikan sebagai bantal.

Wiliam hanya diam melipat kedua tangannya dan bersandar di punggung kursi, rasa kantuk tiba-tiba menyerang dirinya.

Giyo yang menyadari itu tiba-tiba mendapat ide jahil, dia dengan sengaja menendang kaki kursi yang di duduki oleh Wiliam lalu dengan cepat menyembunyikan wajahnya di atas meja.

Wiliam reflek tersadar dari rasa kantuknya dan seolah tau siapa yang baru saja melakukan itu, dia kemudian berdiri dari duduknya.

Dengan cepat tubuh mungil Giyo dia angkat selayaknya karung beras, Giyo membola kaget dan menendang nendang angin seperti seseorang yang ingin di culik.

Seluruh siswa siswi yang melihat itu kembali menganga kaget, kali ini mereka terkejut bukan main, bahkan ada yang menghentikan permainan game di ponselnya ketika melihat itu, melupakan bahwa ia hampir menang, pemandangan itu jauh lebih penting daripada sebuah game.

Wiliam membawa Giyo keluar kelasnya lalu menurunkan anak itu di depan pintu dengan tangannya yang kembali ia sandarkan di pinggiran pintu seolah melarang pemuda manis itu untuk kembali masuk.

"KAKAK! ADUH! PERUT KU SAKIT BANGET TAU!" Giyo ingin memukuli Wiliam namun kepalanya di tahan oleh lelaki itu hingga Giyo tidak bisa bergerak maju dan hanya bergerak di tempat saja.

"Kembali ke kelas mu" ucapnya lagi.

Giyo lagi-lagi menggeleng dengan rambutnya yang bergerak lucu.

"Sebentar lagi pelajaran akan di mulai" Wiliam masih memandangi Giyo, entah mengapa mulutnya tiba-tiba lancar berbicara ketika meladeni tingkah konyol anak itu.

"Janji dulu nanti ke kantin sama aku?" Giyo mengulurkan kelingkingnya di depan Wiliam.

Cukup lama Wiliam diam dan melihati uluran kelingking itu, Giyo yang kesal akhirnya menarik tangan Wiliam dan menautkan kelingking mereka berdua.

ANTARTIKA [Hamlem/Wonjun/Pingpongz] (Wonjin x Hyeongjun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang