20. Back To the Past

4.6K 452 78
                                    

KOMEN YANG BANYAKKK ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KOMEN YANG BANYAKKK ^^

🛠️•••🛠️

Bukan semata-mata hadiah emas seberat 22 kg, ada alasan lain yang membuat Varlenzo menerima tantangan ini. Jika tak berdasarkan hadiah, mungkin Varlenzo tak akan menerimanya sebab tujuan utamanya tetaplah mencari harta demi mengejar mimpinya.

Alasan kuat lain dapat menerima tantangan ini adalah berusaha menyingkirkan takdir Alvira yang mungkin berakhir seperti Amara. Masalah mental itu bukan main-main, dan Varlenzo menganggapnya termasuk ke dalam penyakit mematikan yang disepelekan banyak orang.

Mendatangi lokasi yang ia percaya sebagai tempat prostitusi. Rasanya ia menjatuhkan harga dirinya sendiri kala menginjakkan kedua kakinya di area tersebut. Varlenzo bersumpah, akan mencelakai siapa pun yang berani menghalangi tindakkannya. Memanfaatkan teknologi untuk mempermudah semua aktivitas, termasuk hal penting juga yang perlu Varlenzo kuasai saat ini.

Melangkah gagah sembari membenarkan headband merahnya, gaya pakaian yang ia pilih selalu menjadi ciri khas yang tak mau ia ubah; celana kargo, boots, dan bomber leather hitam. Banyak sekali orang yang menganggap dirinya dulu adalah laki-laki nakal yang gemar berkelahi dan mabuk. Secara sembunyi-sembunyi itu memang betul, tapi Varlenzo tak pernah merugikan orang-orang yang ia anggap baik.

Ada kalung rantai berukuran sedang yang berpadu dengan kalung silver tipis yang mengkilap. Varlenzo tampak lebih tampan dengan adanya aksesoris tersebut.

Dugaan yang ia anggap sepele ternyata berbanding terbalik saat ia menganggap Boomslang itu susah dikalahkan. Tempat prostitusi ini banyak dikawal orang, di gerbang saja ada sekitar empat orang pengawal. Amara tak mungkin bohong tentang perkataannya, "Bibiku menjualku, aku kabur. Bibiku punya banyak kamar, dan banyak perempuan yang bekerja di sana untuk melayani nafsu para pria tua yang tak tahu malu."

Hal tersebut menjadi jawaban bagi Varlenzo saat Amara memohon mati-matian padanya untuk segera membawa gadis itu pergi.

Varlenzo memberanikan diri untuk masuk, para pengawal itu langsung mengintimidasi—sebab gaya pakaian Varlenzo tak serapi para pria tua yang bergelimang harta.

Satu pengawal melangkah, tangannya memberi tanda bahwa Varlenzo harus menghentikan langkahnya. Pengawal tinggi yang berwajah masam itu meraba-raba seluruh tubuh Varlenzo. Merasa risi, sebab tak tahu mengapa Varlenzo merasa dirinya jadi sehina itu. Seperti biasa, ia hanya bisa menggerat-geratkan giginya.

Tak ditemukan hal yang mencurigakan dari Varlenzo, pengawal itu mempersilakan Varlenzo untuk segera masuk.

Melewati pintu utama, Varlenzo tak menemukan sesuatu yang aneh. Tempat ini sunyi, ruangannya antik dan cukup berkesan mewah. Pantas saja para pengawal itu meliriknya begitu rendah, mungkin kembali lagi sebab gaya pakaiannya, pun pahatan garang paras Varlenzo seperti anak muda malang yang ingin membunuh siapa pun yang ada di hadapannya.

VARLENZO: Wound Healer [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang