🛠️•••🛠️
Ini bukan masalah hutang yang perlu dibayar, juga bukan tentang kesalahan yang perlu dimaafkan. $25.000.000 tidaklah sebanding dengan kerugian yang telah dialami Presdir Joo In Hyeok sebagai seseorang yang menduduki posisi tertinggi di Bitsyble Group. Pria paruh baya itu hanya menguji seberapa kuat kemauan Varlenzo, dan montir itu pun menyadari akan maksud dari tantangan yang ia terima.
Memanfaatkan waktu merupakan pilihan utama yang perlu Varlenzo rancang dengan baik. Hanya dalam kurun waktu satu tahun, ia harus mendapat uang sesuai dengan jumlah syarat yang diminta Presdir Joo. Lalu sekarang, waktu yang tersisa memanglah banyak, dan uang terkumpul juga sudah hampir setengahnya.
Namun, ada keraguan tertentu yang tiba-tiba menjalar di benak berat Varlenzo. Awal yang cukup baik belum tentu berakhir baik juga, cukup menjadi pertimbangan yang sengit—sebab dirinya sudah sangat menolak lagi sesuatu yang berbau kegagalan.
Menentang tempat yang kali ini benar-benar Varlenzo yakini sepenuh hati bukanlah tantangan yang sulit seperti sebelum-sebelumnya. Bergelut di atas ring tinju—memanglah impiannya sejak kecil, namun kali ini memikul tujuan yang sudah jelas jauh berbeda.
Ini memang tempat tersembunyi, di area luar yang gelap memang seperti tak ada satu orang pun yang menetap di daerah ini. Ada satu gedung tua tak terlalu tinggi, dan Varlenzo menduga bahwa gedung tua ini merupakan pintu masuk utama menuju tempat di mana ia akan beraksi dan menunjukkan betapa mengerikannya pukulan yang akan ia layangkan untuk melumpuhkan lawan.
Benar, di dalam gedung tua itu terdapat tangga menuju basement. Menuruni anak tangga dengan beribu nyali yang ia genggam, pun rasa penasaran tinggi yang membuat langkahnya semakin cepat.
Tak ada apa pun di basement, Varlenzo sempat menelusuri tempat gelap itu beberapa menit dan ia hanya mendapat gerbang menuju keluar. Menarik langkah dengan mata yang memicing, Varlenzo tak menyangka bahwa ada tangga lain yang menuju suatu tempat. Ini bukan tangga menuju ruangan bawah tanah, tangga ini berada di luar ruangan yang menyatukan dari basement gedung tua ke bangunan lain.
Selesai melintasi tangga yang sedikit curam, Varlenzo masuk menelusuri lorong dan ternyata taka da penjaganya sama sekali. Dentuman musik mulai menyapa telinga, kilat-kilat lampu berwarna-warni juga sudah dapat ia tangkap dengan jelas. Varlenzo sudah memasuki area pertandingan.
"Selamat datang ... minumlah!" Seorang wanita tersenyum datang memberikan gelas kaca yang berisi setengah minuman beralkol.
Varlenzo menerimanya, namun cairan itu tak mengalir di tenggorokkannya yang setengah terasa kering. Varlenzo malah membuangnya bebas ke dasar.
Wanita itu hanya tersenyum remeh, menatap tubuh Varlenzo dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Kau pasti akan mendaftar MMA, 'kan?" memotong ucapannya sekejap, lalu meneguk habis sisa cairan di dalam botol yang ia bawa. "Selamat berjuang, semoga kau tak mati."
KAMU SEDANG MEMBACA
VARLENZO: Wound Healer [SUDAH TERBIT]
Gizem / Gerilim[SUDAH TERBIT, SHOPEE HIBORASTORE] Mereka bertiga yang saling bertarung dalam memerangi masa lalu yang buruk. Perbedaan kasta keluarga, menjadi penghambat jalan menuju masa depan. Masing-masing berjalan bahkan merangkak bak di atas serpihan kaca. ...