12 - Bawah Tanah

170 22 2
                                    

"Hans, beli apapun yang ada di catatan ini." Cale memberikan sebuah kertas berisi catatan barang yang harus dibeli oleh pelayan yang diminta ayahnya untuk menemani perjalanannya ke ibu kota.

Hans menerimanya dengan patuh lalu pamit untuk melakukan perintah. Setelah itu, Cale beranjak pergi dari rombongan di penginapan di wilayah Marquis Stan dengan alasan ingin berjalan-jalan sendirian disekitar tempat mereka berkemah.

Dirinya meyakinkan kepala pelayannya, Ron Molan, agar mengijinkannya pergi sendiri dan berjanji tidak akan jauh-jauh dari penginapan. Dia tahu jika saja dirinya diculik atau terjadi hal buruk lainnya padanya di wilayah Stan maka akan terjadi pertentangan antara Count Henituse yang netral dan Marquis Stan yang berada dipihak Pangeran.

Dirinya tertidur pulas ditengah perjalanannya dari wilayah Henituse dan bangun sore hari tadi. Cale bangun dengan perasaan yang tidak menyenangkan karena mimpinya. Bersama dua manusia kucing, ia pergi jalan-jalan untuk mencari udara segar.

Ia bermimpi tentang saudara kembarnya. Mendiang ibunya selalu mengatakan tentang jiwa antara anak kembar yang selalu terikat. Karena itu, Cale berpikir bahwa mimpinya tadi terkait dengan adik kembarnya itu.

Mimpi yang menunjukkan bahwa adiknya masih hidup dan dikelilingi oleh beberapa orang entah mereka baik atau tidak yang Cale yakini sekarang adalah adiknya masih hidup dan ia bertekad untuk menemukannya. Berpikir bahwa adiknya yang jarang dan bahkan seperti tidak pernah latihan itu bisa saja dijadikan samsak tinju oleh gangster atau lainnya membuatnya marah.

Karena itu, ia memilih untuk mencari udara segar sembari mengajak On dan Hong berjalan-jalan disekitar tempat yang tidak pernah mereka kunjungi ini.

Cale melihat sebuah pohon besar dan menaikinya. Dia dengan mudah naik dan duduk disalah satu dahan yang paling besar di pohon itu. Melihat On dan Hong yang berlarian kesana-kemari dari atas membuatnya teringat dengan kenangan masa kecilnya dengan adik kembarnya dan mendiang ibunya.

Cukup lama dirinya mengenang masa-masa yang mungkin tidak akan pernah terulang kembali di masa depan nanti membuatnya terlihat sendirian. Bahkan teman-temannya sering kali mengatakan bahwa matanya kini tidak memiliki cahaya menyenangkan dan terlihat redup.

Cale sendiripun mengakui bahwa walaupun setelah dirinya melihat jasad mendiang ibunya, ia memang berpikir bahwa ia telah kehilangan seseorang yang berharga baginya. Namun, setelah mendengar kabar kematian adik kembarnya juga jari kelingking yang diyakini miliknya langsung membuat Cale merasa bahwa dunianya telah runtuh.

Kehilangan saudara kembar seolah membuat dirinya kehilangan pijakan untuk dunia. Membuat dunia ini terasa abu-abu.

"Cale!"

Tersadar dari lamunannya, ia melihat kucing putih yang memanggil namanya di bawah pohon. "Aku melihat seseorang hang aneh!"

"Apa kau pernah melihatnya dirombongan kita?" Ucap Cale dengan  nada biasanya yang pelan. Walau begitu, telinga On yang sensitif terhadap suara tetap bisa mendengarnya.

"Tidak pernah!"

"Apa menurut dia membahayakan dan bisa membunuh rombongan kita?" Tanya Cale dengan perasaan acuh tak acuh. Tapi seketika dia langsung merinding saat melihat On mengangguk mengiyakan pertanyaan acaknya.

Tidak percaya dengan ucapan anak kecil seperti On, diapun segera turun dari pohon besar tersebut dan membenarkan pakaiannya. Dia mengikuti dari belakang saat On mulai berlari ke arah adiknya.

Saat sampai ditempat adiknya, On berhenti setelah menghampirinya untuk memastikan keadaannya. Cale melihat seorang pemuda berambut hitam yang tergeletak didepan Hong yang tidak terasa aneh dan memberikan ekspresi bingung kepada dua anak kucing tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

❝𝗛𝗜𝗠❞  ||【𝐓𝐫𝐚𝐬𝐡 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞 𝐂𝐨𝐮𝐧𝐭'𝐬 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang