Jalan

3.4K 234 9
                                    

malam hari, gerimis mengguyur bumi. Zean di kamarnya sedang bermain gitar.

"Sebab kau terlalu indah dari sekedar kata" nyanyi Zean

"Dunia berhenti sejenak menikmati indahmu" Zean menikmati lagu yang sedang ia mainkan

tapi saat ia sedang asik bernyanyi tiba-tiba ada yang menelponnya. Zean melirik ke hp nya terdapat nama Marsha di sana. Zean pun mengangkat telpon itu.

"halo?" ucap Zean

"Zen kamu dimana?" tanya Marsha

"di rumah, kenapa?" tanya Zean

"ayo jalan-jalan, aku bosen di rumah terus" ucap Marsha

"hujan sha, lo nanti sakit" ucap Zean

"enggak papa, aku pingin ngabisin waktu bareng kamu" ucap Marsha

"huft, yaudah tunggu gua mau siap-siap dulu" ucap Zean pasrah

"oke, aku juga mau siap-siap dulu" ucap Marsha

"Lo jangan lama ya, kalau lama gua tinggal" ucap Zean

"ih jahat banget sih" ucap Marsha

"bodo" ucap Zean lalu menutup telponnya

🎸🎸🎸

Marsha melihat di depan rumahnya sudah ada Zean yang menunggunya, ia diam-diam memfoto Zean diam-diam lalu ia Share di Twitter.

Marsha melihat di depan rumahnya sudah ada Zean yang menunggunya, ia diam-diam memfoto Zean diam-diam lalu ia Share di Twitter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah itu Marsha keluar dari rumahnya. "katanya kalau lama ditinggal" ucap Marsha pada Zean

"kalau gua tinggalin, Lo nanti nangis yang di salahin gua" ucap Zean

Zean lalu memasangkan helm untuk Marsha, muka Marsha memerah, senyum Marsha tak bisa di sembunyikan.

"nikmati semua momen ini sha, kalau Lo gak bisa bikin gua nyaman Lo gak bakal bisa Deket gua lagi" ucap Zean

Marsha mengangguk, ia tersenyum manis. Marsha memegang pipi Zean, mengelusnya perlahan.

"kamu milikku sekarang tapi tidak seterusnya" ucap Marsha

Zean memegang tangan Marsha yang ada di pipinya. "yeah, cukup nikmati semua momen di saat kita bersama" ucap Zean

mereka pun pergi jalan-jalan, mereka menghabiskan waktu bersama di pasar malam. mereka menggambar bareng, bermain pancing-pacingan, mereka bermain lempar-lemparan dan yang lainnya.

"dingin banget ya hari ini, apalagi aku jalan sama kamu. tambah dingin" ucap Marsha sembari menggandeng tangan Zean

"syukuri, hujan itu Rahmat" ucap Zean

"iya Zeandra sarivan" ucap Marsha

saat mereka sedang melihat-lihat permainan yang ada di pasar malam mereka melihat ada bianglala di sana. bianglala itu cukup besar, cukup untuk melihat indahnya kota Jakarta.

"Zen ayo naik bianglala" ucap Zean

"lah tapi katanya lo takut sama ketinggian" ucap Zean bingung

"udah ayo naik aja" ucap Marsha sembari menarik tangan Zean

Zean hanya bisa pasrah, ia mengikuti kemana Marsha pergi karena memang tugasnya di sini hanya untuk menemani Marsha saja. Marsha membeli dua tiket untuk dirinya dan juga Zean. mereka pun naik ke bianglala.

bianglala itu berputar, dari bawah mulai berputar menuju atas.

"wah bagus banget ya pemandangannya Zen" ucap Marsha

"yeah, tapi masih bagus liat senyuman di wajah Lo" ucap Zean gombal

senyuman di wajah Marsha tak bisa di sembunyikan lagi, ia membuang muka tak mau melihat Zean. Tanpa Marsha sadari kalau Zean diam-diam memfoto dirinya. Zean tersenyum tipis, melihat foto Marsha yang ia ambil.

mereka sekarang berada di paling atas, tapi tiba-tiba listrik di bianglala itu mati, membuat mesin yang menjalankan bianglala itu seketika terhenti.

Marsha yang takut dengan ketinggian langsung panik.

"ini gimana Zen? bianglala nya mati" ucap Marsha panik sembari memeluk Zean

air mata Marsha mulai keluar, ia benar-benar sangat ketakutan, Marsha menyembunyikan mukanya di dada Zean. Marsha tak mau melihat pemandangan lagi.

Zean memeluk Marsha, ia menenangkannya.

"kan gua bilang apa, lo kalau takut ketinggian jangan main bianglala" ucap Zean

"hiks hiks kamu bukannya nenangin malah ngejek aku" ucap Marsha sesenggukan

"yaudah, jangan nangis. bentar lagi juga jalan lagi, lo kalau takut gak usah liat" ucap Zean, ia mengelus pipi Marsha yang sudah basah karena air matanya sendiri

"aku mau kayak gini hiks, sampai bianglala nya jalan" ucap Marsha

"yaudah terserah Lo" ucap Zean, Zean mengelus rambut Marsha agar Marsha lebih tenang

tak lama dari itu bianglala nya pun berputar kembali, Marsha langsung melepaskan pelukannya dari Zean.

"hahaha kalau habis nangis kenapa muka Lo tambah jelek ya" ucap Zean

"Zean!! gak baik bilang jelek ke anak perempuan!!" ucap Marsha, ia memukul Zean pelan

"iya-iya maaf deh, Lo tetep cantik kok walaupun habis nangis" ucap Zean sembari merapikan rambut Marsha yang berantakan

Marsha tersenyum senang, ia hapus sisa-sisa air matanya. "nah gitu dong senyum, makin cantik Lo" ucap Zean ikut tersenyum

"semua ucapan Zean adalah kebohongan yang aku suka" batin Marsha

🎸🎸🎸

di sisi lain Aran dan Chika sedang berada di rumah Chika.

"Bu ini beneran gakpapa?" tanya Aran

"saya sih gakpapa, gak tau kalau kamu" ucap Chika

"tapi Bu, saya takut nanti ibu kenapa-kenapa" ucap Aran

"bentar lagi kamu lulus Aran, jika terjadi hal yang buruk kamu bisa bertanggung jawab, saya rela menunggu kamu sampai kamu lulus" ucap Chika

"ini adalah perbuatan yang salah Bu" ucap Aran

"memang salah Aran, dari awal hubungan kita saja sudah salah, jika ingin berbuat dosa jangan separuh-separuh" ucap Chika

"saya sebenarnya gak nolak Bu, tapi ini sudah terlalu kelewatan" ucap Aran

"setelah ini kamu akan kecanduan dengan saya Aran, kamu tidak akan bisa lepas dari saya" ucap Chika sembari membelai perut sixpack Aran

Aran menahan nafsunya, Joni nya sudah tidak bisa diajak kerja sama, ia sudah sangat tegang. Chika tersenyum nakal, ia meletakkan tangannya di leher Aran.

"puaskan aku Aran, aku menginginkanmu sekarang" ucap Chika

"FUCK!!" umpat Aran, Aran lalu menyerang Chika dan terjadilah sesuatu yang sangat panas diantara mereka berdua

TBC

zeesha kapal mahal, kalau mau momen harus ke jepang dulu

lucu banget lagi momen mereka 😖

JANGAN LUPA VOTE

MAKASIH UDAH VOTE

Gitaris (Zeesha) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang