egois

3.1K 222 3
                                    

di rumah milik keluarga Sarivan, terlihat Gracio yang sedang pusing, ia terduduk lemas di sofa ruang tamu. ia memikirkan anak pertamanya yang tak pulang-pulang.

"emang anjing si Zean!, kalau kayak gini bisnis ku akan mengalami penurunan" ucap Gracio

"sayang" panggil Shani

"hm? kenapa sayang?" tanya Gracio

Shani pun duduk di depan Gracio.

"sayang, kamu jangan terlalu egois. lihat lah karena keegoisan mu Zean jadi pergi dari rumah" ucap Shani

"ck, aku gak egois sayang, dia aja terlalu bodoh gak mau nerima perjodohan ini" ucap Gracio

"dia gak bodoh sayang, dia juga punya hak untuk memilih pasangannya" ucap Shani

"kalau dia gak bodoh seharusnya dia mau menerima perjodohan ini demi ayahnya" ucap Gracio

tiba-tiba pintu terbuka menampilkan Zean yang menggandeng Marsha. Gracio yang melihat Zean membawa wanita lain datang ke rumah langsung terlihat sangat marah.

"ZEANDRA SARIVAN, SIAPA WANITA YANG KAMU GANDENG ITU!!?" ucap Gracio marah

Gracio menghampiri Zean yang masih berdiri di depan pintu. Marsha tampak terlihat ketakutan.

"dia pacar aku yah namanya Marsha, aku sudah menemukan siapa yang akan menjadi jodoh ku kelak" ucap Zean dengan tegas

Gracio tampak sangat marah, ia pun mengangkat tangannya ke atas ia akan memukul Zean tapi tiba-tiba hp nya berdering.

"aaagghh siapa sih yang nelpon" ucap Gracio marah

nomor tak di kenal yang menelponnya, Gracio pun mengangkat telponnya.

"halo, siapa?" tanya Gracio dengan nada tinggi

"sepertinya Lo lagi marah ya cio" ucap pria di seberang telpon

"SIAPA!?" tanya Gracio sekali lagi

"Lo keliatan gam berubah sama sekali cio, Lo masih aja suka marah karena hal sepele" ucap pria itu

"SEKALI LAGI GUA TANYA LO SIAPA!? KALAU LO GAK JAWAB GUA MATIIN TELPON LO!!!" ucap Gracio

"gua harap Lo masih mengingat gua, gua Keenan. Keenan Rahasyah teman bisnis Lo dulu" ucap Keenan

Gracio yang tau kalau itu Keenan amarahnya langsung meredah sejenak.

"eh bro, Lo ternyata. sorry gua kira tadi orang iseng doang" ucap Gracio

"hahaha memang sifat bajingan lo itu gak akan pernah berubah, bahkan sampai Lo punya anak" ucap Keenan

"c'mon bro, gua tuh udah berubah sedikit lebih baik daripada dulu. Lo sepatutnya kasih gua apresiasi lah" ucap Gracio

"ya ya ya, I'm proud of you bro" ucap Keenan

"btw Lo ngapain nelpon gua?" tanya Gracio

"bro, gua titip anak gua sama anak Lo ya. katanya mereka tadi mau minta izin sama Lo" ucap Keenan

"hah? anak Lo? siapa anak Lo?" tanya Gracio

"ya itu si Marsha, dia itu anak gua bro" ucap Keenan

Gracio terdiam, ia memandang Zean dan Marsha secara bergantian.

"oh ternyata Lo udah punya anak ya, cakep juga ya anak Lo" ucap Gracio

"haha iya dong, kan nurun gua tuh cakepnya" ucap Keenan

"yaudah ya Yo, gua titip anak gua sama anak Lo. udahan dulu ya" ucap Keenan

"oh iya Ken, lain kali main lah ke sini" ucap Gracio

"iya kapan-kapan gua main kesana, udahan dulu ya bye" ucap Keenan

"iya Ken" ucap Gracio

telpon mereka pun berakhir, Gracio yang awalnya marah menjadi sangat lembut kepada Zean dan Marsha.

"ayo masuk, gak baik tamu berdiri di depan pintu gini" ucap Gracio

"ck memang bajingan gak akan pernah berubah" ucap Zean pelan saat melihat sifat ayahnya yang tiba-tiba berubah

mereka pun duduk di sofa ruang tamu.

"jadi gimana keadaan mu Zen?" tanya Gracio

"baik" ucap Zean ketus

"bagus lah kalau begitu. oh iya Marsha, maafkan om ya, om gak tau kalau kamu anaknya si Keenan" ucap Gracio

"iya om gakpapa kok" ucap Marsha

"ada apa kalian datang ke sini?" tanya Gracio

"kami rencananya setelah lulus dari sekolah kita mau langsung menikah" jawab Marsha

"jadi kalian rencananya setelah lulus bakal nikah?" tanya Gracio

"hehe iya om, kalau bisa sih gitu. tapi kata Zean, susah minta izin ke om" ucap Marsha

"gampang kok, om aja udah izinin hubungan kalian kok hahaha" ucap Gracio

"tapi om, rencananya setelah menikah kami gak mau punya anak dulu, apa gakpapa om?" tanya Marsha

"oh ya gakpapa dong, om gak menuntut kalian kalau harus punya anak setelah menikah. om tau semua itu butuh proses" ucap Gracio

"kenapa ayah langsung izinin aku? bukannya ayah gak mau kalau liat aku punya pacar?" tanya Zean tiba-tiba

"apa sih kamu Zean, ini lagi ada pacar kamu loh. soal itu nanti aja kita obrolin berdua" ucap Gracio

"ayah pasti sekarang cuma mikirin tentang bisnis ayah kan? karena kalau aku nikah sama Marsha, bisnis ayah akan semakin naik karena di bantu sama om Keenan kan?" ucap Zean

"aku benci banget sama sifat egois ayah yang selalu mementingkan tentang bisnis, bisnis, bisnis dan bisnis. ayah gak pernah mikirin perasaan aku dan Tian. ayah selalu menuntut aku dan Tian untuk menjadi yang terbaik padahal aku dan Tian juga manusia yah, punya batas yang tak bisa kita lewati" ucap Zean

"ayah mengizinkan hubungan kita berdua karena ayah tau kalau om Keenan adalah ayahnya Marsha. kalau misal om Keenan bukan ayahnya Marsha apa ayah masih mengizinkan hubungan kita?" tanya Zean

Gracio terdiam, benar apa yang dikatakan oleh Zean kalau misal Marsha bukan anak dari Keenan, ia pasti tak akan mengizinkan Zean untuk berhubungan dengan Marsha dan akan tetap menjodohkan Zean dengan Fiony.

"Cio, seharusnya kamu bisa lebih berpikir dewasa" ucap Shani sembari memberikan 3 teh hangat untuk Zean, Marsha dan Gracio

"Dewasa itu bukan hanya dari penampilan atau umur, dewasa juga bisa di ukur dari sifat kamu" ucap Shani

"cobalah ubah sifat kamu sekarang, biarkan hanya Zean yang merasakan sifat kekanak-kanakan mu. Tian jangan ikut merasakannya" ucap Shani

Gracio pun menatap Shani, ia mengangguk perlahan.

"yeah, akan ku usahakan" ucap Gracio

TBC

setelah chapter ini bakalan banyak time skip ges

JANGAN LUPA VOTE

MAKASIH UDAH VOTE

Gitaris (Zeesha) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang