05.PENGAKUAN

16 4 0
                                    

"Mmm,anuu va...."ucap wistara terbata-bata.

"Sendirian aja?kanigara sama Rasen mana? Kalian mau jenguk niscala kan?" Tanya nya.

Pertanyaan itu membuat wistara semakin ketakutan,keringat dingin terus mengucur deras.

"Kamar niscala di nomor 6,ini mah ruang tunggu IGD" jelas marva.

Rasa panik yang semakin terlihat itu,disusul oleh kehadiran kanigara dan Rasen.

"Lohh marva?" Basa-basi Rasen.

"Kalian kesini mau jenguk niscala kan?kalian bolos atau udah minta izin?" Tanya nya lagi.

"Kami nemenin Azka va...." Jawab kanigara pelan.

"Azka?dia yang ngeyel mau jenguk niscala ya?"

"Bukan,tapi Azka masuk IGD" jelas kanigara.

"Hah?kok bisa?dia sakit apa?" Tanya marva dengan raut wajah panik.

"Dia tantrum va,kepalanya bocor" jawab Rasen.

"Tantrum?siapa yang bikin dia Sampek kek gini?bakal habis dia sama gue!" Tegas marva kesal.

Mendengar itu,wistara tak bisa menahan tubuhnya yang bergetar menahan rasa takut.

"Wihh ada acara keluarga nih,bisa ikutan ga?" Tanya Shankara mengagetkan.

Rupanya ia ikut menyusul bersama Ervin dan pak Bayu.

Bukan karna kemauan nya sendiri,tapi ia dipaksa pak Bayu agar ia bisa menumpang.

"Bisa diem ga lu?! Lu yang bikin Azka celaka kan?" Tuduh marva.

"Heh,jangan ngaco kalo ngomong,gue jahat juga ada batasan!" Elak Shankara.

"Sudah-sudah,ini rumah sakit.yang penting kita berdoa untuk keselamatan teman kalian" ucap pak Bayu.

Marva nampak panik,ia mondar mandir dengan nasi bungkus yang tetap menggantung ditangannya.

Tak ada yang menanyakan wistara,namun ia tetap dihantui rasa bersalah yang mendalam.

"Coba kalian ceritain kronologi nya gimana?aku penasaran siapa yang ngelakuin ini" pinta marva pelan.

"Jadi,Tadi dia nangis pas lu cabut.terus coba ditenangin sama wistara,makin nangis" jelas kanigara singkat.

"Yang lengkap anjir!" Teriak marva.

"Intinya,azka tantrum sejak lu tinggal kemari" sambung kanigara.

"Ehh bentar,tapi pas diparkiran tadi.gue inget kalo ni bocah juga ngolok-ngolok Azka" ucap kanigara dengan menunjuk Shankara.

"Jadi lu pikir gue yang mecahin kepalanya?"

"Iyalah,lu aja sering bikin anak orang masuk rumah sakit" balas Rasen.

"Emang cuman gue karakter jahat disini?orang baik juga bisa jadi jahat kali"

"Udah-udah,kita ga boleh gegabah" ucap pak Bayu.

Mereka tengah sibuk berdebat mencari tahu,Ervin tengah asik dengan ponselnya.

"Wis,lu ga ada sesuatu yang bisa kita jadiin bukti?kan lu yang nolong dia waktu itu" ucap marva.

Semakin berdegup kencang jantungnya berdetak seakan mau meledak.

"G-guee ga enak badan,gue pulang dulu" lirih nya.

"Disini kan rumah sakit,sekalian aja berobat sana,ntar gue yang bayarin" balas marva.

Usahanya untuk kabur dari masalah ini gagal.

BUNGA TERAKHIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang