07.SESAK

10 3 0
                                    

"Nih niscala,Azka ganti uang kamu" ucapnya dengan menyodorkan sejumlah uang ditangannya.

"Loh?buat apa Azka?"

"Buat kado kemarin,Azka ga mau ngerepotin niscala"

"Ya ampun Azka,niscala ikhlas kok ngasih nya,ambil aja ya uangnya"

"Tapi kata Giandra,kamu jadi ga makan gara-gara Azka.."

"Aku makan tiap hari kok,kamu ga usah khawatir ya,aku baik-baik aja

"Ambil aja ya niscala..."

"Ga usah,mending kamu tabung aja oke? Katanya kamu mau jadi astronot"

Percakapan singkat itu nyatanya menyimpan banyak luka.

Isak tangisnya terdengar sangat memilukan,bahkan sesak itu seakan ingin membunuhnya.

Entah apa yang ia fikirkan sekarang,air mata itu terus mengalir membasahi pipinya.

"Yang didalem bukan Azka kan pak Bayu,Shankara,Ervin,Rasen,kanigara,marva,wistara...." Lirihnya tak percaya.

Semuanya membisu,bahkan marva yang sedari tadi penuh dengan amarah pun tampak menunduk malu.

"Jawab marva,aku tau kalian bohong kan"

"Semua itu bener niscala,Azka harus dioperasi karna cedera kepala yang cukup parah..." Jelas marva.

Kagetnya bukan main,rasa tak terima itu dibalas dengan fakta yang menyakitkan.

Tubuhnya semakin melemas,tak sanggup lagi ia menahan rasa sesak itu sendirian.

Akhirnya ia menyerah dan tumbang.

"Bangun cala!" Teriak marva diiringi Isak tangis yang tak terbendung.

~

"Niscala,ini uang buat kamu"

"Uang apa Azka?"

"Ini buat ganti kado yang kamu beli buat Azka"

"Loh?buat apa Azka? Niscala ikhlas lahir batin loh"

"Enggak,Azka gamauu ngerepotin orang"

"Udah ya Azka,itu hadiah dari aku buat kamu,jadi jangan ngerasa punya hutang ya"

"Tapi Niscala...."

"Stttss...kamu simpen aja ya uangnya buat bekal kamu dimasa depan"

"Masa depan?"

"Iyaa,kata nya mau jadi astronot"

"Tapi kata bunda,Azka ga punya masa depan..."

"bunda kamu ga bermaksud ngomong gitu kok,semua orang pasti punya masa depan"

"Masa depan itu apa niscala?"

"Mmm,masa depan itu masa dimana kita bakal sukses Azka..."

"Emangnya kalo kita sukses kita dapet apa?"

"Biar kita ga direndahin orang lagi,makanya kamu belajar yang giat ya Azka"

Ibarat kata semua bisa dibayar pakai uang,yang miskin akan tetap miskin,sedangkan yang kaya akan semakin kaya.

Sakit karna tertampar kenyataan,tapi itulah dunia kita sekarang.

"Ayah mau pergi lagi?" Ucap anak laki-laki tunggalnya.

"Ga usah ikut campur!"

"Mas,apa kamu bakal gini terus?pulang cuman numpang makan sama tidur?"

"Diam kamu,tau apa kamu soal hidupku hah?!"

"Aku ini istrimu mas,jelas aku tau gimana kerjaan kamu diluar sana"

"Halah,pasti kamu kemakan gosip tetangga sebelah kan!"

"Itu bukan sekedar gosip,tapi fakta kan mas"

"Kamu lebih percaya omongan mereka daripada suamimu sendiri?!"

"Kamu diluar suka main judi, minum-minum,sama main perempuan kan mas?" Tanyanya gemetar menahan tangis.

Surya terdiam, bagaimana istri nya bisa tau?

Mendengar kedua orangtuanya bertengkar,sulit bagi niscala untuk beranjak pergi.

Suara tangisnya seakan menjadi iringan lagu dari cekcok antara Surya dan Raya.

"Kenapa diem mas?bener kan kamu ada main sama perempuan lain?"

PLAKK!!!

Itu adalah jawaban yang menjawab semua mimpi buruk raya,dia selalu berfikir jernih dan terus menganggap bahwa itu hanya gosip miring.

Tapi nyatanya,rasa ingin tau itu berubah menjaga rasa trauma yang cukup melukai nya.

"Buk,kita mau kemana?"

"Kita mau ke rumah nenek niscala,pasti nenek kangen sama cucu kesayangan nya ini" ucap nya seraya mencubit pipi mungil anak semata wayangnya itu.

"Ayah ga ikut kita buk?"

Mendengar pertanyaan polos itu,membuat hati kecilnya kembali tergores.

"PULANG SANA KAMU KE RUMAH ORANG TUA MU,AKU TALAK KAMU!!!"

Ucapan kasar itu kembali teringat,nyatanya ia lebih memilih perusak rumah tangga nya itu dibandingkan keluarga kecil yang menemani nya dikala susah maupun senang.

"Ibuk kenapa melamun?"

"Ehh Mmm,Ayah ga ikut ya sayang,kita berdua aja yang kesana..."

"Tapi kenapa Ayah ga ikut buk,nanti nenek nanyain gimana?"

"Ayah sibuk cari uang buat makan kita ya nak,biarin aja"

"Tapi Ayah nanti nyusul kan buk?iya kan buk"

Ia hanya bisa tersenyum menutupi lukanya yang semakin dalam.

'nanti niscala faham kenapa Ayah ga sama kita lagi' ucapnya dalam hati.

Niscala menatap jendela angkot yang sedikit buram,ia melihat banyak kendaraan lain berlalu lalang melintasi jalan raya.

Lampu merah menyala,pertanda angkot berhenti menunggu lampu hijau.

"Ayah?Ibuk itu Ayah!" Teriak niscala tak sengaja melihat Surya yang juga berhenti menunggu lampu hijau.

Tak ada sautan dari raya,ia tau tetapi lebih memilih untuk diam.

Niscala yang masih cukup belia untuk mengerti problem rumah tangga kedua orang tuanya itu cukup penasaran siapa yang berada dibelakang ayahnya itu.

"AYAH!!"

Bersambung...

Gyupalette||2024💗

BUNGA TERAKHIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang